Penulis
Intisari-Online.com- Menurut Lockheed Martin dan Departemen Pertahanan AS, F-35 memiliki kemampuan manajemen data yang canggih.
Kemampuan canggih ini, oleh beberapa orang dianggap sebagai syarat bagi jet tempur untuk bisa dimasukkan dalam kategori 'generasi kelima.'
Sementara kemampuan manajemen data yang rumit dari F-35 mungkin kurang menarik, ia justru membuat F-35 layak menjadi jet tempur udara masa depan terbaik.
Cara kerja manajemen data ini diawali dengan pemasukan data.
Data dapat dimasukkan ke F-35 dari sejumlah aset.
Antara lain melalui personel darat, pesawat drone, satelit, kapal Angkatan Laut dan masih banyak lagi.
Data ini kemudian dapat memproses semua feed yang berbeda menjadi satu antarmuka untuk dikelola.
Itu berarti pilot F-35 dapat menyerang musuh tanpa mengeluarkan tembakan, bahkan dalam jarak yang jauh dari targetnya.
Kemampuan manajemen data itu juga menawarkan platform jangkauan sensor yang diperluas.
"Kami dapat menghubungkan F-35 ke HIMARS, ke tembakan roket dan kami dapat menargetkan kotak conex tertentu," kata Letnan Jenderal Steven R. Rudder, wakil komandan Korps penerbangan sebagimana dilansir dari News Rep, Kamis (11/10/2018).
Keberhasilan ini berarti sekaligus sebagai bukti bahwa F-35 mampu mengelola data feed secara real time untuk mendeteksi medan sekitar musuh.
Jika pilot dapat mengandalkan transmisi umpan penargetan ke pesawat, roket, artileri, dan pasukan darat lain di area, maka mereka dapat menjaga muatan senjata internal agar utuh lebih lama.
Pelatihan uji coba F-35 ini telah diberlangsungkan di Yuma, Arizona, dan Pusat Tempur Korps Marinir Udara di Twenty Nine Palm, California, April lalu.
F-35 dari Skuadron Serangan Tempur Marinir 211, dari Yuma itu ditugasi menempatkan peti kemas khusus.
Setelah mereka mengidentifikasi target, mereka mengirim titik koordinat target ke pasukan terdekat melalui sistem datalink.
Pasukan darat kemudian mengirimkan titik koordinat ke artileri Korps Marinir terdekat untuk kemudian meluncurkan roket berpandu guna menghancurkan target.
Pilot-pilot yang sama dengan Skuadron Tempur Pertahanan Laut 211 ini akanmenerbangkan misi tempur pertama F-35 di Afghanistan baru-baru ini.
Sementara itu, sistem peluncur roket M142 berbasis truknya mampu melepaskan enam roket berpanduan presisi sekaligus.
Platform yang relatif kecil dirancang khusus untuk operasi "tembak dan lari."
Marinir baru-baru ini juga berhasil menghancurkan target dari sejauh 70 kilometer dari dek kapal penyerang amfibi.
Pada bulan Maret, Marinir mengangkut sistem yang sama untuk digunakan Angkatan Udara AS C-130 ke landasan terbang di Dugway Proving Grounds, Utah guna menghancurkan dua sasaran.
M142 hanya mampu menembakkan dua tembakan, ia memiliki dua pukulan yang akan segera dimuat ulang ke C-130 yang sama untuk pemindahan di tempat lain.
Muflika Nur Fuaddah