Advertorial

Covid Hari Ini 11 September 2020: Covid-19 Bukan Konspirasi, IDI Catat 109 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19, Terbanyak Dokter Umum

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Covid hari ini masih menghantui dunia, tak terkecuali Indonesia.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan peta sebaran jumlah dokter yang meninggal selama Pandemi Corona atau Covid-19 di Indonesia.

Data ini diperoleh dari Survey dan Pencatatan Pelaporan dari Tim Mitigasi Dokter Pandemi Covid-19 PB IDI.

Hingga Kamis (10/9/2020), IDI mencatat terdapat 109 dokter meninggal selama Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ngeri! Seorang Guru Meninggal Karena Corona virus Saat Kelas Online Berlangsung

Dari 109 orang tersebut, tujuh orang merupakan guru besar, 53 dokter umum, dan 49 dokter spesialis.

Sementara berdasarkan sebaran wilayah, dokter yang meninggal terbanyak berada di Jawa Timur yakni 29 dokter.

Urutan kedua yakni di Sumatera Utara, di mana dokter yang meninggal sebanyak 20 orang.

Lalu, di peringkat ketiga ada di DKI Jakarta dengan jumlah dokter meninggal sebanyak 13 orang.

Baca Juga: Gara-gara Corona, Warga Korut Menangis: Paspor Kami Tidak Ada Gunanya!

Berikut data lengkap sebaran dokter meninggal berdasar wilayah sebagaimana dikutip dari akun twitter PB IDI, @PBIDI, Jumat (11/9/2020):

Jawa Timur: 29 dokterSumatera Utara: 20 dokterDKI Jakarta: 13 dokterJawa Barat: 10 dokterJawa Tengah: 8 dokterSulawesi Selatan: 6 dokterBali: 4 dokterKalimantan Selatan: 4 dokterSumatera Selatan: 4 dokterKalimantan Timur: 3 dokterKepulauan Riau: 2 dokterDIY: 2 dokterPapua Barat: 1 dokterNTB: 1 dokterBanten: 1 dokterAceh: 1 dokter

Terkait kematian dokter tersebut, PB IDI telah menyelesaikan pedoman terkait standar perlindungan untuk dokter.

Baca Juga: Lebih Ngeri dari Virus Corona, Diramalkan Tahun 2050 Umat Manusia Akan Alami Masa Kesengsaraan, 1 Miliar Manusia Mengungsi Gara-gara Hal Ini

Pedoman itu sebagai upaya pencegahan penularan infeksi Corona terhadap para tenaga kesehatan.

Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Relatif Tinggi di Dunia

Direktur Ekskutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid menyebut, jumlah tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19 di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

"Setidak-tidaknya ada 181 tenaga kesehatan yang meninggal dunia dengan angka tersebut ini termasuk rincian 112 dokter dan juga 69 perawat."

Baca Juga: 100 Tahun Lalu Influenza Menulari Sepertiga Penduduk Dunia, Kapan Covid-19 Berakhir? Begini Prediksinya Lewat Catatan Sejarah

"Dengan angka ini Indonesia berada di jajaran negara dengan angka kematian tenaga kesehatan yang terbesar di dunia," ujar Usman dalam acara peluncuran pusara digital bagi tenaga kesehatan, Sabtu (5/9/2020), sebagaimana dilansir Kompas.com.

Usman memaparkan, Amnesty International menemukan setidaknya ada 7.000 tenaga kesehatan yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia.

Negara dengan jumlah kematian tenaga kesehatan tertinggi adalah Meksiko sebanyak 1.320 orang.

Baca Juga: Virus Corona Semakin Menggila, PSBB Transisi Dicabut, Perkantoran di Jakarta Kembali Full WFH Mulai Senin Depan

Lalu, Amerika Serikat sebanyak 1.077 orang, India 573 orang, Brazil 324 orang, dan Afrika Selatan 240 orang.

Menurut Usman, dalam sudut pandang hukum internasional, setiap negara wajib memastikan warganya terlindungi, termasuk para tenaga kesehatan.

"Khusus terhadap penanganan Covid, negara-negara diwajibkan untuk menempuh segapa upaya maupun langkah-langkah yang efektif dalam pencegah penularan wabah maupun juga dalam melindungi para tenaga kesehatan," jelasnya.

Covid-19 bukan konspirasi

Baca Juga: Obat dan Vaksin Tidak Serta Merta Selesaikan Masalah Pandemi Covid-19, Ini yang Harus DilakukanPemerintah Indonesiadari KacamataEpidemiolog

Perwakilan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Eva Sri Diana mengatakan, banyaknya tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19 menunjukkan bahwa virus corona bukan konspirasi.

Untuk itu, ia meminta masyarakat selalu waspada terhadap bahaya Covid-19.

Selain itu, juga agar tidak lagi menganggap pandemi Covid-19 sebagai konspirasi yang menguntungkan para tenaga kesehatan.

"Ratusan nakes yang gugur menunjukkan bahwa Covid-19 itu bukan konspirasi kami para dokter, bukan konspirasi kami para tenaga kesehatan."

"Tetapi itu adalah fakta yang memang harus kita hadapi bersama," kata Eva, dikutip dari Kompas.com.

Eva mengungkapkan, para dokter selalu merasa teriris hatinya setiap kali mendengar kabar ada rekan sejawatnya yang gugur akibat Covid-19.

Baca Juga: Sudah Dapat Subsidi Gaji? Kabar Baik untuk Karyawan! Pemerintah Putuskan untuk Akan Lanjutkan Program Subsidi Gaji Tahun Depan

Kendati demikian, para dokter tidak boleh gentar melawan Covid-19, meski ancaman Covid-19 sangat nyata.

Sebab, para dokter telah terikat pada sumpah dan etika profesi dokter.

"Kami tetap pada sumpah dan janji kami melayani pasien sampai titik darah penghabisan."

"Sampai wabah Covid- ini berakhir, sampai ini selesai," terang Eva.

Eva meminta agar masyarakat untuk mempercayai dan mendukung kerja-kerja para tenaga kesehatan untuk menolong sesama.

"Mohon dukung kami, jangan kami dimusuhi di lapangan, jangan kami dianggap mencari keuntungan di tengah wabah."

"Mohon kepada rakyat Indonesia, tolong patuhi protokol kesehatan," tegas Eva.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul IDI Catat 109 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19, Terbanyak Dokter Umum

Artikel Terkait