Advertorial

Gara-gara Corona, Warga Korut Menangis: Paspor Kami Tidak Ada Gunanya!

May N

Editor

Intisari-online.com -Tidak dipungkiri paspor adalah salah satu benda yang paling jarang digunakan di tahun 2020 ini.

Padahal, paspor seharusnya menunjang semua untuk bepergian mengelilingi dunia.

Namun kebangsaan Anda kadang menempatkan Anda di posisi sulit, tidak membiarkan Anda ke mana pun.

Memang kita semua tidak memilih kewarganegaraan kita, tapi kita lahir dengan kewarganegaraan tersebut.

Baca Juga: Lebih Ngeri dari Virus Corona, Diramalkan Tahun 2050 Umat Manusia Akan Alami Masa Kesengsaraan, 1 Miliar Manusia Mengungsi Gara-gara Hal Ini

Dengan itu, tidak semua orang di dunia bahagia dengan paspor yang mereka pegang.

Rupanya memang banyak perbedaan yang bisa didapat.

Beberapa kewarganegaraan bisa membuat warganya terbunuh di negara tertentu.

Sedangkan lainnya bisa mendapatkan kemewahan diterima dengan hidangan yang enak.

Baca Juga: Menyandang Gelar Anak Raja Terkaya di Dunia, Ternyata Hidup Anak Raja Thailand Memilukan, Ayahnya Lebih Perhatian Selirnya Sementara Ibunya Diusir dari Istana

Paspor Korea Utara adalah satu yang terburuk.

Indeks Paspor yang baru telah dipublikasikan.

Indeks tersebut mengurutkan paspor dari 199 negara dan teritori berdasarkan berapa banyak negara pemegang paspor tersebut dapat masuk dengan bebas, berapa banyak yang bisa memberikan visa di perbatasan mereka dan berapa banyak yang masih perlu visa berjangka waktu tertentu.

Kemudian tentu saja, masih ada paspor yang bahkan tidak membiarkan warganya pergi ke beberapa negara tertentu.

Baca Juga: Musuhnya Bukan Hanya Manusia, Ini Kisah Pertempuran Sengit Tentara Indonesia di Timor Leste, Berangkat 30 Prajurit Pulang Hanya Tersisa 9 Orang

Pemegang paspor Korea Utara (Korut) benar-benar kacau.

Dengan paspor, warga Korut hanya bisa bebas masuk ke 8 negara dan teritori saja di planet ini.

Namun karena Corona, keadaan jauh lebih buruk.

Dokumen bepergian Irak termasuk paspor terburuk di dunia.

Baca Juga: Siapa yang Mau Daftar? Juragan Durian Ini Lagi Cari Calon Menantu, Janjikan Beri Uang Rp4,4 Miliar, 1 Rumah, dan 10 Mobil untuk Pria yang Mau Nikahi Anak Gadisnya, Tapi Ini Syaratnya!

Irak hanya membuka perbatasannya untuk 4 negara saja.

Keadaan sedikit lebih baik bagi warga Afghanistan, Suriah, Somalia, Yaman, Iran dan Pakistan serta warga Palestina.

Tahun ini, pertanyaan yang muncul bukanlah negara mana yang dikuasai oleh organisasi teroris dan pendukungnya atau oleh diktator iblis.

Juga, tidak melulu mengenai aspek politik atau ekonomi.

Baca Juga: Tak Gentar Meski China Sembunyikan Senjata Menakutkan, Amerika Sesumbar Peringatkan Xi Jinping Mereka Habis Membeli Senjata Ini Dari Rusia, Tantang Perang Dunia III?

Namun, larangan bepergian semua kacau karena virus Corona.

Hak Istimewa Pemegang Paspor AS Hilang

Pandemi Corona juga menjadi alasan mengapa memiliki paspor AS tidak membuat warganya bisa bebas ke mana saja.

Warga AS biasanya bisa bepergian ke 170 negara tanpa masalah apapun.

Baca Juga: Iwan Gayo Buru 400 Kg Emas yang Dipinjam Soekarno dari Saudagar Aceh, Ini Bukti Cek Dikeluarkan BNI, Ahli Waris Sudah Sepakat dan Dia Yakin Utang Ini Bisa Dibayar

Mereka bisa pergi ke 170 negara tanpa memerlukan visa.

Kini, karena Corona, angka itu dipangkas hanya menjadi separuhnya saja.

Sementara itu memegang paspor dari Uni Emirat Arab cukup bagus.

Negara itu membuka 52 perbatasan tanpa visa dan memberikan akses ke 47 negara lain.

Baca Juga: Dijuluki Raja dengan Istri Terbanyak di Dunia, Inilah Raja Moulay Ismail, Punya 500 Istri Berhubungan Badan Setiap Malam Selama 32 Tahun, Jumlah Anaknya Mencengangkan

Sampai saat ini, dikutip dari berlinspectator.com jika paspor paling menyenangkan adalah dari Belgia, karena ada 91 negara terbuka untuk warga Belgia dan hanya 33 negara yang memberikan visa di perbatasan.

Korut terima bantuan dana tambahan PBB untuk vaksin Corona

Melansir Kontan.co.id pada awal September lalu PBB gelontorkan dana bantuan penelitian vaksin corona untuk Korea Utara.

Jumlah bantuan yang diberikan kali ini nilainya hanya 5% dari keseluruhan anggaran yang diperkirakan Korea Utara.

Baca Juga: Saking Mengerikannya, Kisah Tragis Junko Furuta yang Dibunuh Setelah Dirudapaksa 44 Hari Sampai Diadaptasi Jadi Anime dan Manga

PBB, melalui Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), pada hari Selasa (1/9), menyampaikan dana sebesar US$1,8 juta telah diserahkan ke Korea Utara.

Jumlah tersebut masih jauh dari estimasi pengeluaran Korea Utara yang nilainya mencapai US$39,7 juta. Pengeluaran tersebut sepenuhnya dialokasikan untuk upaya anti-epidemi di Korea Utara.

Meski terlihat kecil, tapi dukungan dana dari OCHA ini sebenarnya sudah sedikit lebih besar dari rencana awal pada bulan Juni lalu sebesar $1,3 juta.

Korea Utara belakangan mulai merasakan dampak dari wabah virus corona setelah sebelumnya selalu mengklaim bahwa negaranya bebas dari virus tersebut.

Baca Juga: Bukan Hanya Buah dan Sayur untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Guna Demi Cegah Paparan Covid-19, Ini Makanan Lain yang Bisa Dikonsumsi

Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, juga meyakinkan dunia internasional bahwa negaranya mampu mengatasi wabah tersebut dengan baik.

Sayangnya klaim Kim Jong Un diragukan oleh banyak pihak setelah melihat fakta bahwa Korea Utara tidak memiliki fasilitas kesehatan dan medis yang layak untuk mengatasi wabah.

Klaim yang datang dari Korea Utara ini dengan cepat menimbulkan keraguan. Bukan tanpa sebab, Korea Utara adalah salah satu negara dengan sistem perawatan kesehatan paling buruk di dunia.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait