Advertorial
Intisari-online.com -Tidak dipungkiri paspor adalah salah satu benda yang paling jarang digunakan di tahun 2020 ini.
Padahal, paspor seharusnya menunjang semua untuk bepergian mengelilingi dunia.
Namun kebangsaan Anda kadang menempatkan Anda di posisi sulit, tidak membiarkan Anda ke mana pun.
Memang kita semua tidak memilih kewarganegaraan kita, tapi kita lahir dengan kewarganegaraan tersebut.
Dengan itu, tidak semua orang di dunia bahagia dengan paspor yang mereka pegang.
Rupanya memang banyak perbedaan yang bisa didapat.
Beberapa kewarganegaraan bisa membuat warganya terbunuh di negara tertentu.
Sedangkan lainnya bisa mendapatkan kemewahan diterima dengan hidangan yang enak.
Paspor Korea Utara adalah satu yang terburuk.
Indeks Paspor yang baru telah dipublikasikan.
Indeks tersebut mengurutkan paspor dari 199 negara dan teritori berdasarkan berapa banyak negara pemegang paspor tersebut dapat masuk dengan bebas, berapa banyak yang bisa memberikan visa di perbatasan mereka dan berapa banyak yang masih perlu visa berjangka waktu tertentu.
Kemudian tentu saja, masih ada paspor yang bahkan tidak membiarkan warganya pergi ke beberapa negara tertentu.
Pemegang paspor Korea Utara (Korut) benar-benar kacau.
Dengan paspor, warga Korut hanya bisa bebas masuk ke 8 negara dan teritori saja di planet ini.
Namun karena Corona, keadaan jauh lebih buruk.
Dokumen bepergian Irak termasuk paspor terburuk di dunia.
Irak hanya membuka perbatasannya untuk 4 negara saja.
Keadaan sedikit lebih baik bagi warga Afghanistan, Suriah, Somalia, Yaman, Iran dan Pakistan serta warga Palestina.
Tahun ini, pertanyaan yang muncul bukanlah negara mana yang dikuasai oleh organisasi teroris dan pendukungnya atau oleh diktator iblis.
Juga, tidak melulu mengenai aspek politik atau ekonomi.
Namun, larangan bepergian semua kacau karena virus Corona.
Hak Istimewa Pemegang Paspor AS Hilang
Pandemi Corona juga menjadi alasan mengapa memiliki paspor AS tidak membuat warganya bisa bebas ke mana saja.
Warga AS biasanya bisa bepergian ke 170 negara tanpa masalah apapun.
Mereka bisa pergi ke 170 negara tanpa memerlukan visa.
Kini, karena Corona, angka itu dipangkas hanya menjadi separuhnya saja.
Sementara itu memegang paspor dari Uni Emirat Arab cukup bagus.
Negara itu membuka 52 perbatasan tanpa visa dan memberikan akses ke 47 negara lain.
Sampai saat ini, dikutip dari berlinspectator.com jika paspor paling menyenangkan adalah dari Belgia, karena ada 91 negara terbuka untuk warga Belgia dan hanya 33 negara yang memberikan visa di perbatasan.
Korut terima bantuan dana tambahan PBB untuk vaksin Corona
Melansir Kontan.co.id pada awal September lalu PBB gelontorkan dana bantuan penelitian vaksin corona untuk Korea Utara.
Jumlah bantuan yang diberikan kali ini nilainya hanya 5% dari keseluruhan anggaran yang diperkirakan Korea Utara.
PBB, melalui Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), pada hari Selasa (1/9), menyampaikan dana sebesar US$1,8 juta telah diserahkan ke Korea Utara.
Jumlah tersebut masih jauh dari estimasi pengeluaran Korea Utara yang nilainya mencapai US$39,7 juta. Pengeluaran tersebut sepenuhnya dialokasikan untuk upaya anti-epidemi di Korea Utara.
Meski terlihat kecil, tapi dukungan dana dari OCHA ini sebenarnya sudah sedikit lebih besar dari rencana awal pada bulan Juni lalu sebesar $1,3 juta.
Korea Utara belakangan mulai merasakan dampak dari wabah virus corona setelah sebelumnya selalu mengklaim bahwa negaranya bebas dari virus tersebut.
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, juga meyakinkan dunia internasional bahwa negaranya mampu mengatasi wabah tersebut dengan baik.
Sayangnya klaim Kim Jong Un diragukan oleh banyak pihak setelah melihat fakta bahwa Korea Utara tidak memiliki fasilitas kesehatan dan medis yang layak untuk mengatasi wabah.
Klaim yang datang dari Korea Utara ini dengan cepat menimbulkan keraguan. Bukan tanpa sebab, Korea Utara adalah salah satu negara dengan sistem perawatan kesehatan paling buruk di dunia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini