Advertorial
Intisari-Online.com - Ketika seluruh dunia sedang dilanda pandemi virus corona (Covid-19), justru Korea Utara dilanda masalah lain.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (9/9/2020), Korea Utara dihantamTopan Maysak di beberapa daerah.
Hal itu disampaikan olehmedia pemerintah KCNA.
Topan Maysak merupakan topan kesembilan musim ini yang menerpa Korea Utara.
Tak hanya Korea Utara, Korea Selatan juga mengalaminya.
Sehingga negera ini sedang menghadapi keadaan darurat.
Sebab, Topan Maysak berhasil melumpuhkan sistem transportasi, menghancurkan lebih dari 2.000 rumah, membanjiri gedung-gedung dan jalan-jalan umum, serta menyebabkan runtuhnya 59 jembatan.
Tercatat, negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un tersebut menanggung dampak terparah dari Topan Maysak dan Topan Bavi, diikuti oleh Topan Haishen.
Ini karena mereka telah bergulat dengan hujan lebat dan banjir dalam salah satu musim hujan terbasah yang pernah terjadi di sana.
Melihat kondisi itupunPemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Unmengatakan dia akan mempertimbangkan kembali proyek akhir tahun.
Hal itu Kim sampaikandalam pertemuan Partai Buruh yang berkuasa pada hari Selasa kemarin.
Dia ingin segera melakukan upaya pemulihan di daerah yang dilanda topan, termasuk daerah Komdok di Provinsi Hamgyong Selatan.
Kim menekankan perlunya membangun kembali rumah dan memulihkan jalan, serta rel kereta sebelum 10 Oktober.
Dia juga menargetkan akhir tahun untuk menyelesaikan semua perbaikan.
Seperti yang kita tahu, tanggal 10 Oktober merupakan hari yang sangat penting di Korea Utara.
Sebab, itu adalah perayaan berdirinya Partai Buruh.
Secara terpisah, walauTopan Maysak merupakan bencana alam, nyatanya Kim Jong Un tetap akan menghukum sejumlah pejabatnya.
Ini karena Korea Utara memiliki lebih banyak korban jiwa dibanding negara tetangganya, Korea Selatan.
Diduga tingginya angka korban jiwa itu dianggap sebagai salah satu kesalahan para pejabat yang gagalmematuhi perintah partai.
Sehingga pemerintah Korea Utara akan menghukumpejabat terkait
Khususnyapejabat di Wonsan, tempat yang paling parah terdampak topan dan memiliki banyak kerugian.
Tetapi belum diketahui apa hukuman untuk para pejabat tersebut.