Penulis
Intisari-Online.com - Karena klaim China atas Laut China Selatan, kini perairan itu seperti markas militer.
Ada ribuan tentara, kapal perang, hingga pesawat jet tempur berpatroli di perairan yang tengah diperbutkan itu.
Namun ada sebuah pesawat yang aneh.
Dilansir dari24h.com.vn pada Rabu (9/9/2020), kejadian ini terjadi pada 8 Agustus lalu.'
Di manasebuah pesawat pengintai Amerika Serikat (AS) dikatakan telah menyamar sebagai pesawat Malaysia.
Diduga mereka melakukannya untuk "beroperasi secara aktif" di daerah antara Pulau Hainan dan kepulauan Hoang Sa Vietnam.
Informasi ini sendiri disampaikan oleh East Sea Strategic Transparency Initiative (SCSPI), dari Universitas Peking.
Menurut SCSPi, pesawatBoeing RC-135W militerAS lepas landas dari pangkalan Kadena di pulau Okinawa, Jepang dan menuju Laut Cina Selatan.
Tetapi RC-135W kemudian berubah menjadi pesawat Malaysia, menurut data penerbangan yang tersedia untuk umum.
Dengan kedok pesawat sipil, RC-135W "aktif" di wilayah antara Pulau Hainan dan kepulauan Hoang Sa Vietnam.
Menurut SCSPI, beberapa hari lalu, pesawat pengintai AS juga mengadopsi taktik yang sama.
Mereka menandakan pesawat sipil asing saat berpatroli di Laut China Selatan dan beralih kembali ke sinyal normal saat berangkat ke perairan Filipina.
Pesawat udara diidentifikasi dengan potongan kode, terdaftar di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
Perlu Anda tahu, pesawat terbang yang beroperasi di langit harus selalu memberi sinyal untuk identifikasi.
Sama halnya dengan pesawat militer.
Pesawat militer juga memberi isyarat untuk memastikan keselamatan penerbangan sipil, seperti menghindari tabrakan yang tidak menguntungkan.
Tetapi pesawat mata-mata dapat dengan mudah mengubah identitas mereka.
Seperti mengubahnya menjadi pesawat lain pada data penerbangan publik.
Pada 2019, pesawat mata-mata RC-135WAS juga menyiarkan sinyal palsu saat beroperasi di dekat wilayah udara Venezuela.
Menurut surat kabar Rusia Sputnik, pada 23 September 2019, pesawat pengintai RC-135U AS memberi isyarat bahwa mereka adalah pesawat Selandia Baru, saat terbang di dekat semenanjung Krimea Rusia.
Koran Rusia berkomentar, fakta bahwa pesawat militer yang menyamar sebagai pesawat sipil selalu berpotensi menimbulkan kesalahan yang tidak menguntungkan.
Pada tahun 1983, Uni Soviet salah mengira Korean Air Boeing 747 sebagai pesawat mata-mata Amerika.
Alhasil jet tempur Soviet meluncurkan dan menembak jatuh pesawat komersial itu dengan rudal udara ke udara
Akibatnya 269 orang tewas dalam kejadian mengenaskan itu.