Advertorial

Putus Asa, Warga Korea Utara Tetap Terabas Perbatasan Dengan China Meski Ditutup Karena Covid-19 dan Bisa Ditembaki, 'Tidak Ada Makanan'

May N

Editor

Intisari-online.com -Kim Jong-Un dipermalukan dengan mudah oleh para pembelot Korea Utara (Korut) yang tetap berusaha melarikan diri dari negara tersebut.

Mengutip Express, 27 Agustus lalu Kim Jong-Un upayakan penutupan perbatasan dengan China.

Hal tersebut ia lakukan untuk menghentikan penyebaran virus Corona.

Tentara Korut pun ditempatkan di perbatasan dan diperintahkan menembak siapapun yang terabas perbatasan tersebut.

Baca Juga: Lakukan Tes Sederhana Ini Untuk Buktikan Apakah Anda Punya Kanker Paru: Cukup Cari Celah di Antara Dua Jari Anda, Mudah!

Perintah itu langsung diterapkan ke empat perbatasan Korut dengan China.

Sebenarnya, perbatasan sudah ditutup sejak Januari guna mencegah pandemi masuk.

Namun masih banyak laporan menyebar bahwa penyelundupan dan aksi pembelot masih sering dilakukan.

Penyelundupan menjadi ekonomi penting bagi warga.

Baca Juga: Suka Bikin Jengkel, Begini Cara Membersihkan Noda Kuning Pada Bagian Ketiak Pakaian dengan Bahan yang ada di Dapur

Ekonomi mereka yang rapuh bergantung berat pada penyelundupan barang lewat China.

Sejak pengumuman Kim Jong-Un tersebut, tentara sudah menjaga perbatasan dengan ketat.

Namun menurut sumber dalam tujuan mereka diterjunkan adalah mencegah tentara di perbatasan menerima suap dari para penyelundup.

Korea Utara sampai saat ini belum laporkan kasus Covid-19 secara berkala.

Baca Juga: Inilah 5 Manfaat Game Online Bagi Pelajar, Orang Tua Jangan Terlalu Melarang Ya!

Namun Juli lalu Kim akui jika infeksi virus itu bisa masuk ke negara tersebut.

Sedangkan pada pertengahan Agustus, pemimpin platon Korut berusia 25 tahun dilaporkan ditahan atas kecurigaan penyelundupan barang ilegal.

Insiden tersebut terjadi di provinsi Ryanggang, ada warga China juga terlibat.

Sumber dalam mengatakan: "ia menerima 500 kg sakarin dari penyelundup China dan menyerahkannya ke warga lokal padahal karantina virus Corona sedang dilaksanakan.

Baca Juga: 7 Bagian Tubuh Wanita yang Perlu Disentuh Kadang Terlupakan oleh Pria

"Beberapa warga yakin jika pemimpin platon terlibat dalam penyelundupan, tidak untuk makannya sendiri tapi untuk para tentaranya.

"Impor dari China menjadi mahal dan sulit didapat di pasar, residen hidup dengan kondisi mengerikan.

"Mereka pertaruhkan nyawa mereka untuk menyelundupkan barang lewati sungai dari China untuk mendapat uang."

Nasib tentara tersebut tidak diketahui, yang pasti ia hadapi hukuman berat.

Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang, Coba Olah Kulit Nanas dengan 2 Cara Ini, Inilah Perubahan yang Akan Dirasakan Tubuh!

Kim Jong-Un sebelumnya dilaporkan marah saat seorang pengungsi yang dulunya pembelot kembali tanpa terdeteksi pertengahan Juli lalu.

Merespon hal tersebut unit militer yang bertanggung jawab di area perbatasan itu dibebastugaskan.

Bulan lalu tujuh warga Korut ditangkap karena tertangkap menyelundupkan barang di kota Hyesan.

Namun warga lokal mengatakan: "mereka berhasil hindari eksekusi tapi dikirim ke penjara politik karena telah selundupkan barang selama sistem karantina tertinggi negara.

Baca Juga: Junko Furuta, Gadis Cantik yang Disiksa dan Diperkosa Secara Brutal Karena Menolak Cinta Antek Yakuza

"Namun, karena sulitnya hidup, mereka kembali menyelundupkan barang dan tertangkap.

"Mereka dihukum seumur hidup penjara, keluarga mereka dikirim ke pengasingan internal ke wilayah pegunungan.

"Warga memprotes hukuman mereka, mengatakan kematian jauh lebih baik daripada hidup di penjara, dan kenyataan sulit mendapatkan makan adalah alasan utama adanya penyelundup di perbatasan."

Juli lalu Kaesong ditutup total untuk 3 bulan setelah seorang penduduk dilaporkan memiliki gejala seperti Covid-19.

Baca Juga: Israel Sudah Legalkan Ganja untuk Medis, Ternyata Warganya Masih Tak Puas, 'Hujan' Ganja pun Terjadi di Lapangan Tel Aviv

Saat ini juga sulit bepergian antar kota di Korut.

Artikel Terkait