Advertorial

Membanggakan! Profesor Muda Asal Indonesia Ini Tercetak Sebagai Dosen Terbaik di Kampus Jerman, Sederet Karyanya Sampai Dipakai Kota-kota Besar Dunia, Berikut Daftar Prestasinya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Hendro Wicaksono, Profesor asal Indonesia menerima penghargaan Dosen Terbaik, Teacher of the Year, dari Universitas Jacobs, Bremen, Jerman.
Hendro Wicaksono, Profesor asal Indonesia menerima penghargaan Dosen Terbaik, Teacher of the Year, dari Universitas Jacobs, Bremen, Jerman.

Intisari-Online.com - Indonesia memang tak henti-hentinya banjir prestasi.

Kali ini prestasi membanggakan datang dari profesor termuda yang satu ini.

Hendro Wicaksono, Profesor asal Indonesia menerima penghargaan Dosen Terbaik, Teacher of the Year, dari Universitas Jacobs, Bremen, Jerman.

Dikutip Kemenlu.go,id, penghargaan tahunan tersebut diberikan oleh kampus kepada dosen yang memiliki prestasi luar biasa dalam proses pembelajaran.

Baca Juga: Buntut Kasus Petugas Ambulans yang Perkosa Pasien Covid-19 Terkuak Disangka Identitas Pelaku Mengejutkan, Kondisi Korban juga Berakhir dalam Keadaan Memilukan

Khusus dalam masa pandemic COVID-19, penilaian terhadap dosen juga dilakukan atas proses pembelajaran daring yang dilakukan.

Dalam sertifikat yang diterbitkan pada 1 September 2020 ini disebutkan bahwa Hendro Wicaksono berhasil menjadikan metode pembelajaran daring yang secara intrinsik memuaskan dan menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa.

Hendro Wicaksonojuga dinilai berhasil memberikan perkuliahan secara persuasif dan mendorong antusiasme tinggi para mahasiswa khususnya pada masa pembelajaran secara virtual.

Mengomentari hal ini, Hendro, yang memiliki gelar lengkap, Prof. Dr-Ing Hendro Wicaksono , menyebutkan di masa pandemi COVID-19 ini, transformasi digital berjalan semakin cepat.

Baca Juga: Konflik Indonesia dan OPM Diklaim Paling Mematikan, Mega Proyek Jokowi untuk Pembangunan Papua Ini Malah Disebut Sebagai Biang Kerok Utamanya

Materi pembelajaran di internet pada dasarnya sangat mudah diakses oleh mahasiswa, baik dari sumber gratis maupun berbayar.

“Kita dengan mudah dapat mempelajari konsep-konsep dan teknologi baru lewat internet."

"Bahkan dengan konsep gamification dan virtual reality, kita dapat berinteraksi dengan materi pembelajaran dengan fun."

"Tanpa ada pertemuan tatap muka dengan dosen, sepertinya semua ilmu yang dibutuhkan bisa kita dapat“, ujar Hendro Wicaksono.

Baca Juga: Meski Tidak Dibeberkan Secara Rinci, Namun Uji Coba Vaksin Covid-19 dari Oxford Dihentikan Sementara, Sukarelawan Dilaporkan Alami Reaksi Buruk

Menurut Hendro Wicaksono, kondisi ini justru memberikan tantangan lebih besar bagi para dosen.

Seorang dosen tidak hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai peramu dan pembawa ilmu.

Media seperti internet, game, VR, dan lain-lain hanyalah media perantara.

Ia tidak boleh hanya mengambil isi sebuah buku, artikel, atau video, sebagai materi ajar, tetapi harus meramu beberapa sumber, termasuk dari pengalaman dan sudut pandang pribadi.

Baca Juga: Korut Ulang Tahun ke 72, Rupanya Beginilah Perjuangan Kim Il Sung Dirikan Korut hingga Disebut 'Pemimpin Agung', Pernah Berhasil Bikin Rakyatnya Sejahtera

Profesor di usia muda

Hendro Wicaksono memperoleh gelar Dr. -Ing. di bidang Teknologi Mesin dari Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman.

Hendro Wicaksono dinobatkan sebagai Profesor di Universitas Jacobs, Bremen saat ia berusia 38 tahun.

Meski relatif baru mengajar di kampus ini, yakni kurang lebih tiga tahun, ia berhasil memperoleh predikat dosen terbaik.

Baca Juga: AS Modernisasi Rudal Balistik Nuklir Antar-benua, Pengganti Minuteman 3: Akurasi, Jangkauan, dan Keandalannya Luar Biasa, Apa Lagi?

Selain menjadi dosen, Hendro juga menjabat sebagai Head of Research Group for Intelligent Data Management for Industry 4.0 (INDEED) di kampus ini.

Sederet hasil riset Hendro Wicaksono juga diakui dan digunakan di banyak institusi di Jerman dan Eropa lainnya.

Tahun 2013 Hendro Wicaksono mengembangkan sistem untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi berbasis artificial intelligence yang saat ini digunakan di beberapa gedung di Jerman, di Eindhoven Belanda, Sevilla dan Barcelona di Spanyol.

Tahun 2014, Hendro Wicaksono membuat sistem serupa dengan fitur tambahan utilitas di smartphone dan penggunaan berbagai macam sensor yang digunakan di beberapa kantor pemerintahan di Jerman, diantaranya di Baden-Württemberg.

Baca Juga: Selama 16 Tahun Buat Kehancuran dan Kekacauan di Irak, Trump dan Pentagon Akhirnya SetujuTarik 3.500 Tentara AS dari Irak, 'Kami Ingin Mengakhiri Perang'

Riset sistem ini terus dikembangkan dan tahun 2015-2016 digunakan untuk sistem smart city di Cambridge, Inggris; Sevilla, Spanyol; dan Lizanello, Italia.

Kiprah Hendro Wicaksono juga banyak diabdikan untuk kepentingan Indonesia.

Hendro saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Pengurus Wilayah Khusus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jerman.

Selain itu, ia juga aktif sebagai Ketua Komisaris dan co-founder dua startup teknologi di Indonesia, yang bergerak di bidang perlindungan lingkungan dan pelayanan kesehatan digital.

Baca Juga: Seorang Pemuda India Bunuh Diri Gara-gara Kecewa Game PUBG Mobile Diblokir

Dalam memperkuat kerja sama Indonesia – Jerman, Hendro Wicaksono saat ini juga menjadi penasihat komunitas startup gabungan Indonesia- Jerman, IndoHub.

Di organisasi Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) Jerman, Hendro Wicaksono menjabat sebagai Koordinator Divisi Pendidikan.

Tak hanya di bidang ilmiah, Hendro Wicaksono juga aktif di organisasi keagamaan.

Sejak 2019 Hendro menjabat sebagai Anggota Dewan Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman.

Hendro Wicaksono yang juga aktif di komunitas muslim berbahasa Jerman di Karlsruhe (DMK) menggagas acara seminar yang diselenggarakan oleh PCINU dan masyarakat lokal Jerman yang mendapatkan dana dari Konrad-Adenauer-Stiftung.

Seminar ini bertujuan untuk memperkenalkan Islam di Indonesia yang moderat dan toleran.

Baca Juga: Ribuan Orang Tewas, Inilah Kekacauan yang Terjadi Usai Referendum Timor Leste, hingga Campur Tangan Pasukan Australia Ini

(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Profesor asal Indonesia ini jadi dosen terbaik di universitas Jerman.

Artikel Terkait