Meski Tidak Dibeberkan Secara Rinci, Namun Uji Coba Vaksin Covid-19 dari Oxford Dihentikan Sementara, Sukarelawan Dilaporkan Alami Reaksi Buruk

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Pengembang vaksin virus corona terkemuka di Inggris terpaksa menangguhkan uji coba tahap akhir setelah sukarelawan mengalami reaksi.

Intisari-Online.com - Pengembang vaksin virus corona terkemuka di Inggris terpaksa menangguhkan uji coba tahap akhir setelah sukarelawan mengalami reaksi merugikan yang serius.

Dilansir Mirror, AstraZeneca Plc - yang bekerja bersama Universitas Oxford - telah mengonfirmasi, mereka harus menghentikan sementara pengembangan vaksin untuk melakukan peninjauan data keselamatan.

Tidak diketahui apakah pengembang terdepan vaksin yang membuat keputusan itu atau diperintahkan oleh badan pengatur, lapor Stat News.

Sifat dari reaksi merugikan atau kapan reaksi itu terjadi pun tidak dibeberkan.

Baca Juga: AS Modernisasi Rudal Balistik Nuklir Antar-benua, Pengganti Minuteman 3: Akurasi, Jangkauan, dan Keandalannya Luar Biasa, Apa Lagi?

Meski begitu, sukarelawan itu dilaporkan segera pulih.

Juru bicara AstraZeneca menyebut penangguhan itu sebagai "tindakan rutin" yang harus dilakukan setiap kali ada potensi penyakit yang tidak dapat dijelaskan.

Mereka mengatakan, sangat penting untuk menjaga integritas uji coba.

AstraZeneca pun kini sedang bekerja untuk mempercepat peninjauan peristiwa tunggal untuk meminimalkan dampak potensial pada proses uji coba.

Baca Juga: Selama 16 Tahun Buat Kehancuran dan Kekacauan di Irak, Trump dan Pentagon Akhirnya SetujuTarik 3.500 Tentara AS dari Irak, 'Kami Ingin Mengakhiri Perang'

Stat News melaporkan, para peneliti diberitahu bahwa penangguhan itu dianggap "kewaspadaan yang berlebihan."

Sementara yang lain mengatakan hal itu juga berdampak pada uji coba vaksin lain yang dilakukan oleh perusahaan dan produsen lain.

Sementara itu, sembilan pengembang vaksin AS dan Eropa terkemuka berjanji untuk menegakkan standar ilmiah imunisasi eksperimental mereka selama perlombaan untuk menangani Covid-19.

Baca Juga: Seorang Pemuda India Bunuh Diri Gara-gara Kecewa Game PUBG Mobile Diblokir

Perusahaan tersebut, termasuk Pfizer, GlaxoSmithKline serta AstraZeneca, mengeluarkan janji itu setelah muncul kekhawatiran bahwa standar keamanan dan kemanjuran mungkin "luput" saat para pengembang berlomba-lomba menemukan vaksin.

Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka akan "menjunjung tinggi integritas proses ilmiah saat mereka bekerja menuju potensi pengajuan peraturan global dan persetujuan vaksin Covid-19 pertama".

Penandatangan lainnya adalah Johnson & Johnson, Merck & Co, Moderna, Novavax, Sanofi dan BioNTech.

Janji untuk bermain dengan aturan yang ditetapkan menggarisbawahi debat yang sangat politis tentang tindakan apa yang diperlukan untuk mengendalikan Covid-19 dengan cepat dan untuk memulai bisnis dan perdagangan global.

Baca Juga: Ribuan Orang Tewas, Inilah Kekacauan yang Terjadi Usai Referendum Timor Leste, hingga Campur Tangan Pasukan Australia Ini

AstraZeneca berada dalam tahap uji coba vaksin Covid-19 Fase 3 pertama dari sembilan developer terdepan yang diketahui telah ditunda.

Uji coba tahap akhir baru dimulai di AS pada akhir Agustus, dengan 62 titik lokasi, sementara yang lain dimulai di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Uji Coba Vaksin Covid-19 Sinovac Diklaim Aman untuk Lansia

Sementara itu, perusahaan asal China Sinovac Biotech yang mengembangkan vaksin Covid-19 mengklaim, kandidat vaksin buatannya aman digunakan oleh lansia.

Baca Juga: Kini Jadi Orang Amerika 'Penantang' Donald Trump, Terkuak Joe Biden Ternyata Sosok Orang Amerika yang Membuat China Menjadi Perkasa Seperti Sekarang, Ini Buktinya

Meski antibodi yang dihasilkan pada lansia lebih lemah daripada jika disuntikan pada anak muda.

"Kandidat Sinovac, CoronaVac tidak menyebabkan efek samping yang parah dalam uji coba gabungan Fase 1 dan Fase 2 yang diluncurkan pada Mei yang melibatkan 421 peserta berusia setidaknya 60 tahun," kata perwakilan media Sinovac Liu Peicheng, kepada Reuters, Selasa (8/9/2020).

Hasil uji coba tahap awal tersebut cukup menggembirakan, lantaran Pejabat kesehatan sebelumnya pesimis atas vaksin buatan Sinovac dapat aman melindungi orangtua.

Baca Juga: Seminggu Tak Makan Nasi Putih dan Konsumsi Gula, Enno Lerian Rasakan Manfaat Luar Biasa Ini Bagi Tubuhnya

Percobaan vaksin Corona itu dilakukan pada tiga kelompok peserta yang masing-masing mengambil dua suntikan CoronaVac dosis rendah, sedang dan tinggi.

Lebih dari 90% dari mereka mengalami peningkatan signifikan pada antibodi mereka, meski kadar kekebalan yang dihasilkan lebih rendah daripada usia muda.

Liu mengatakan, CoronaVac sedang diuji di Brasil dan Indonesia dalam uji coba tahap akhir untuk mengevaluasi apakah itu efektif dan cukup aman untuk mendapatkan persetujuan agar dapat digunakan massal.

Kandidat vaksin telah diberikan kepada puluhan ribu orang, termasuk sekitar 90% karyawan Sinovac dan keluarga mereka, sebagai bagian dari skema inokulasi darurat China untuk melindungi orang yang menghadapi risiko infeksi tinggi.

Lebih lanjut, kandidat vaksin yang dikembangkan pihak berpotensi tahan dalam penyimpanan hingga tiga tahun.

Baca Juga: Makanan di Kulkasnya Terus-terusan Menghilag Secara Misterius, Pemilik Rumah Lalu Memasang CCTV, Langsung Kaget dan Tak Percaya Setelah Melihat Pelakunya

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Uji Coba Vaksin Covid-19 dari Oxford Dihentikan Sementara, Sukarelawan Dilaporkan Alami Reaksi Buruk

Artikel Terkait