Penulis
Intisari-Online.com -Presiden China Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un atas ulang tahun ke 72 Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) alias Korea Utara.
Pada Rabu (9/9/2020), melansir Xinhua, Xi mengatakan bahwa dia sangat mementingkan pengembangan hubungan antara China dan Korea Utara.
Dia juga siap bekerja sama dengan Kim Jong Un, untuk mendorong persahabatan bilateral tradisional untuk mencapai hasil yang baru.
Xi dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) mengirim pesan selamat ulang tahun kepada Kim Jong Un, kepala Partai Buruh Korea (WPK) sekaligus Kepala Komisi Urusan Negara RRDK atas ulang tahun ke-72 negara itu.
Dalam ucapan selamatnya, Xi menunjukkan bahwa pada kesempatan ini, atas nama CPC, pemerintah dan rakyat China ingin menyampaikan salam hangat dan harapan terbaik bagi Kim, WPK dan rakyat Korea Utara.
Seperti negara lain, awal berdirinya Korea Utara pun tak jauh dari perjuangan yang sangat berat dari para pejuang negara itu.
Di balik desingan peluru dan bergelimpanngan mayat di medan tempur selama tiga tahun peperangan sesungguhnya hanya beberapa orang yang berada di balik Perang Korea.
Seperti peperangan lainnya, peran tokoh politik dan jenderal militer sangat menentukan awal dan akhir dari jalannya Perang Korea.
Salah satu tokoh penting dalam Perang Korea itu, misalnya Kim Il Sung.
Pemimpin Korea Utara ini terlahir dengan nama Kim Song Ju, namun sewaktu berjuang melawan penjajah Jepang ia berganti nama menjadi Kim Il Sung.
Nama Kim Il Sung sebenarnya merupakan nama pamannya, seorag patriot anti-Jepang yang dikenal gagah berani dalam pertempuran.
Kim dilahirkan 15 April 1912 di dekat Pyongyang. Tahun 1931 ia bergabung dengan Partai Komunis Korea, lalu memimpin perjuangan bersenjata melawan Jepang.
Tetapi karena pasukan Kim Il Sung makin terdesak, dia kemudian dipaksa lari ke wilayah Uni Soviet (Rusia).
Selama PD II ia berpangkat mayor dan memimpin kontingen pasukan Korea dalam AD Soviet.
Kim Il Sung kemudian menjadi sahabat baik pemimpin Uni Soviet Stalin.
Ketika akhirnya Jepang menyerah dalam PD II, Kim ikut tentara Soviet masuk ke Korea bagia utara dan mendirikan Republik Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) yang komunis.
Tahun 1948-1972 ia menjadi PM, dan sejak 1972 menjadi Presiden Korut dan sekaligus mendapat pangkat tertinggi di jajaran militer Korut, marsekal.
Tahun 1950 Marsekal Kim berusaha menyatukan kedua Korea melalui kekerasan dengan mengobarkan perang (1950-1953), tetapi usaha ini digagalkan pasukan PBB.
Setelah menjadi presiden, ia beberapa kali mengusulkan reunifikasi Korea, termasuk membentuk federasi Korut dan Korsel.
Kim Il Sung selalu menyertakan syarat agar pasukan AS ditarik dari Korsel karena pasukan asing dinilai mengotori bumi Korea.
Di negerinya ia membangun kultus individu terhadap dirinya sedemikian rupa sebagai “Pemimpin Agung” yang sangat dihormati.
Untuk rakyatnya, ia berhasil menyediakan perumahan murah, pengobatan gratis, dan wajib belajar gratis.
Presiden Kim meninggal dunia 8 Juli 1994 dan digantikan oleh anaknya, Kim Jong-il.
Kim Jong Il kemudian digantikan oleh anaknya yang masih muda Kim Jong Un.
Sebagai cucu Kim Il Sung, Kim Jong Un memiliki banyak kemiripan termasuk tubuhnya yang gemuk seperti kakeknya.
Jasad Kim Il Sung yang diawetkan dan berada di musoleium tetap dipuja rakyat Korut yang menganggapnya Kim Il Sung sedang beristirahat panjang.
Siapapun yang mengunjungi musoleium Kim Il Sung yang dijaga sangat ketat harus dalam kondisi bersih dan steril.
Pasalnya kotoran yang terbawa para pengunjung musoleium bisa "menganggu" istirahat jasad Kim Il Sung.
Ade Sulaeman
Baca Juga: Bak Saingi AS dan NATO, Pasukan Rusia, Serbia dan Belarusia Gelar Latihan Militer Gabungan