Advertorial
Intisari-online.com -Tidak dipungkiri, militer unggulan di dunia yang pertama adalah militer AS.
Mereka bisa memprediksi bagaimana kondisi dunia beberapa tahun mendatang, persenjataan lengkap dan banyak yang sudah berkecipung di perang-perang internasional.
Mengutip National Interest, militer AS merancang dinamika tempur baru.
Jaringan ini bisa menghubungan kendaraan bersenjata, drone, helikopter, dan para tentara dengan sistem pembagian data.
Sistem ini memudahkan berbagai pilihan serangan, memperpendek waktu mengunci sasaran dengan sensor dan tingkatkan bagaimana menarget sasaran dengan sensor semata.
Namun banyak risiko menunggu sistem yang canggih ini.
Dengan pertumbuhan sistem senjata yang makin dilengkapi kecanggihan jaringan komputer, pengoperasian yang lebih mudah, lebih besarnya jangkauan dan kemampuan membagi intelijen juga memerlukan keamanan ekstra kuat.
"Kita harus mampu melindungi jaringan dan pertahankan operasi siber.
"Sekarang operasi siber penting dalam setiap program yang kami bawa bersama.
"Ini bisa membuat kami berkompetisi di ambang batas dengan kelompok bersenjata," papar Jenderal Joseph Martin, Wakil Ketua Staf Militer kepada para penonton dalam acara terbaru di Foundation for the Defense of Democracies.
Ditingkatkannya sistem jaringan bisa juga penyusup sebabkan kerusakan lebih hebat hanya lewat satu jalan masuk saja.
Hal itu tentunya membuat data-data penting bisa terancam dicuri oleh orang lain.
Artinya, militer mulai mengambil langkah baru mencegah "gangguan" radio, "pembajakan jaringan siber, gangguan sinyal GPS dan gangguan musuh yang lain.
Upaya pengamanan hal-hal ini memang sangat ekstra.
Salah satunya dimulai dengan migrasi data.
Dengan mulai buka akses data setiap saat di seluruh jaringan yang terhubung, konektivitas penyimpanan virtual sudah menciptakan jaringan Militer AS dan mengubah taktik peperangan.
Sebagai bagian dari migrasi data apapun, perkembangan dilihat dari lensa dua sisi; pembagian data memang memberi kemudahan lebih besar dan sistem tanggap darurat yang hebat, tapi penyusup bisa dengan mudah menghancurkannya lewat masuk salah satu sisi saja.
Namun pengoperasian penyimpanan data virtual seperti itu dengan cepat terapkan tindakan perlindungan baru seperti teknologi perbaikan, patch atau pengerasan di berbagai lokasi.
Oleh sebab itu, hal itu dengan cepat meningkatkan keamanan secara lebih luas di seluruh jaringan.
Peningkatan keamanan berkemampuan cloud dapat secara bersamaan meningkatkan perlindungan siber.
Namun teknik peningkatan keamanan lain seperti yang dijelaskan oleh Eksekutif Akuisisi Angkatan Darat Dr Bruce Jatte, adalah mengaktifkan akses sekaligus mempertahankan kemampuan untuk menyesuaikan data yang tersedia tergantung kebutuhan.
"Dengan menyesuaikan seberapa ukuran menyimpan data dan seberapa banyak Anda mereplikasi dan memperbarui protokol, Anda dapat mengurangi banyak risiko yang ada saat ini," ujar Jette awal tahun ini.
Membangun ketahanan dunia maya ke dalam platform adalah bagian besar lainnya, karena para pengembang senjata dapat menganalisis potensi kerentanan di awal proses pengembangan.
Mengembangkan prototupe terlebuh dahulu akan jadi pilihan untuk diuji terhadap ancaman dunia maya tingkat lanjut, untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi kelemahan.
Ada komponen intelijen untuk sebagian besar ini, karena pengembang senjata Angkatan Darat berusaha mereplikasi, mengantisipasi, dan memprediksi kemungkinan serangan musuh untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Banyak dari ini bergantung pada sistem persenjataan rekayasa dengan arsitektur teknis yang diperlukan untuk memastikan peningkatan perangkat lunak.
Pembaruan integrasi perangkat lunak terkadang dapat memungkinkan sistem senjata menjadi kurang dapat ditembus untuk serangan musuh.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini