Para veteran mungkin dengan bangga memamerkan bom atom buatan mereka.
Mereka mencipatakan senjata yang bisa menangkis serangan Amerika, dan Soviet yang mencoba mengepung China.
"Saat itu kondisi sosial China digambarkan mirip dengan Korea Utara sekarang," kata Liao Tianli penulis yang pernah mengunjungi Jinyintan.
Banyak orang saat itu melakukan apa yang diperintahkan oleh Mao Zedong, dan ilmuwan telah berhasil menyelesaikan pekerjaan mereka.
Meski demikian, ada harga mahal yang harus dibayar dari proyek rahasia senjata pemusnah massal milik China tersebut.
Ratusan bahkan ribuan nyawa tak berdosa ditubalkan hanya demi mengembangkan senjata nuklir itu.
Menurut New York Times, bagian gelap dari Pabrik 221 disembunyikan secara rapat-rapat tanpa diketahui oleh publik.
Membangun senjata nuklir membutuhkan biaya yang tak murah, ada banyak ilmuwan yang tewas, dan penduduk desa yang harus disingkirkan pada saat itu.
Source | : | Independent UK |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR