Advertorial

AS Sebut China Lebih Menjadi Ancaman daripada Rusia dan Iran Dalam Hal Ini, 'Kami Tahu Orang China Telah Mengambil Peran Paling Aktif'

Tatik Ariyani

Penulis

"Kami tahu orang China telah mengambil peran paling aktif," kata O'Brien kepada wartawan dalam sebuah konferensi pada Jumat (4/9/2020)
"Kami tahu orang China telah mengambil peran paling aktif," kata O'Brien kepada wartawan dalam sebuah konferensi pada Jumat (4/9/2020)

Intisari-Online.com - Pemilu AS hanya tinggal hitungan bulan saja.

Namun, semakin dekat dengan pemilu, semakin AS khawatir tentang campur tangan negara-negara lain dalam pemilu AS, utamanya Rusia, China dan Iran.

Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Robert O'Brien mengatakan China telah mengambil peran paling aktif di antara negara-negara yang ingin ikut campur dalam pemilihan presiden dan memiliki program terbesar untuk mempengaruhi politik dalam negeri.

"Kami tahu orang China telah mengambil peran paling aktif," kata O'Brien kepada wartawan dalam sebuah konferensi pada Jumat (4/9/2020), sebagaimana yang dilansir dari Reuters pada Sabtu (5/9/2020).

Baca Juga: Kapasitas Rumah Sakit di Jakarta Makin Penuh, 69% Tempat Tidur Terisi dan 77% ICU Penuh, Bagaimana dengan Pasien Non-Virus Corona Berobat?

Dia mengatakan China telah "memiliki program paling besar untuk mempengaruhi Amerika Serikat secara politik," diikuti oleh Iran dan kemudian Rusia. Namun, tanpa ada rincian lebih lanjut.

Intelijen AS menemukan bahwa Rusia mengatur kampanye dunia maya untuk mempengaruhi pendukung Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden 2016 dan ada laporan peretas mungkin mencoba mempengaruhi pemilihan pada 3 November.

Moskwa membantah ikut campur pada 2016.

"Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas kepada China, Rusia, Iran, dan lainnya yang belum diungkapkan secara terbuka bahwa siapa pun...yang mencoba mengganggu pemilu Amerika akan menghadapi konsekuensi luar biasa," kata O'Brien.

Baca Juga: Mudah Banget, Begini Cara Menggunakan Kunyit untuk Hilangkan Panu, Hindari Juga Kebiasaan Ini Agar Jamur Tak Muncul Lagi

Jaksa Agung yang ditunjuk Trump, William Barr mengatakan pada Rabu (2/9/2020), bahwa dia yakin China lebih menjadi ancaman daripada Rusia dalam hal campur tangan pemilihan.

Sama dengan halnya dengan O'Brien, Barr juga tidak memberikan rincian.

Pada Agustus, O'Brien mengatakan AS telah melihat peretas China menargetkan infrastruktur pemilu AS.

China secara konsisten membantah tuduhan pemerintah AS yang meretas perusahaan, politisi, atau lembaga pemerintah AS.

Diminta untuk mengomentari pernyataan terbaru O'Brien, Kementerian Luar Negeri China pada bulan lalu, telah menyatakan bahwa China tidak tertarik untuk mencampuri pemilu AS.

Baca Juga: Ironis, Mengutuk-ngutuk Normalisasi Hubungan UEA-Israel, Di Mana Negara-negara Arab Saat Muslim Uighur Ditindas? Pakar: China Bayar Mereka Untuk Diam Lewat Hutang-hutang Ini

Trump, sebelumnya sempat lama memuji hubungan persahabatannya dengan Presiden China Xi Jinping, ketika dia berusaha memenuhi janji kesepakatan perdagangan.

Kini, ia bersikeras menjadikan China sebagai bagian penting dari kampanyenya untuk terpilih kembali pada November mendatang, misalnya dengan menyalahkan China atas pandemi virus corona yang banyak membunuh warga AS.

Dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik bulan lalu, Trump mengatakan bahwa Beijing mendukung lawannya dari Partai Demokrat Joe Biden dan "sangat ingin" dia memenangkan pemilihan.

Diminta untuk memberikan rincian spesifik tentang campur tangan pemilu China, O'Brien berkata, "Saya tidak akan membahas semua data intelijen, tetapi aktivitas besar-besaran di China dan dunia maya, sungguh hal luar biasa yang kami hadapi."

Dia menyebut ruang lingkup aktivitas China "tanpa henti."

Baca Juga: Dikenal Suka Main Serobot Milik Indonesia, Malaysia Diam-diam Keciduk Caplok 44 Lahan Warga Indonesia di Perbatasan, 'Mau ke Kantor Camat, Kita Jadi Imigran Gelap'

"Kami belum pernah melihat yang seperti ini. Tidak seperti ini dalam Perang Dingin dengan Soviet," ujarnya.

Awal pekan ini, Reuters melaporkan bahwa peretas telah meningkatkan upaya untuk menjatuhkan kampanye Trump dan situs web bisnis secara offline menjelang pemilihan AS.

Perusahaan keamanan yang bekerja untuk kampanye tersebut menjadikan peristiwa itu sebagai langkah persiapan untuk serangan digital yang lebih besar.

Baca Juga: Hampir Tidak Ada yang Mengenalnya, Negara Ini Mendadak Umumkan Permusuhan dengan China, Bahkan Minta AS untuk Bangun Pangkalan Militer di Negaranya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China Disebut Paling Aktif Pengaruhi Pemilihan Presiden AS, Dibanding Rusia dan Iran"

Artikel Terkait