Intisari-Online.com - Pada 2018 sebagaimana di muat The Independent, melihat ke seberang kebun jeruknya, di atas salah satu bukit tertinggi di Gaza , Abu Othman mengklaim sebagai pemandangan terbaik Gaza, baik masa lalu maupun masa kini.
Sambil tersenyum, dia mengarahkan tongkatnya ke timur, melintasi tembok pembatas menuju Israel, dan melacak di mana sebagai seorang anak laki-laki, sebelum perang Arab-Israel 1948.
Dulu dia menaiki kudanya untuk mengunjungi desa-desa Arab di Burayr dan Huj, lalu di perbukitan di dekatnya.
Menelusuri garis yang biasa dilalui karavan unta, mengangkut perbekalan dari Kairo, melewati desa-desa di distrik Gaza dan terus ke Jaffa.
Baca Juga: Israel Gempur Suriah dengan Serangan Udara, 11 Orang Tewas Termasuk Warga Sipil
Ini adalah jalur kereta api tua yang menghubungkan Kairo ke Aleppo, jalur yang sama yang membawa Winston Churchill, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris kolonial, ke Gaza pada tahun 1921, ketika Churchill mengatakan kepada orang-orang Palestina, yang saat itu hidup di bawah pemerintahan Inggris, bahwa mereka harus menerima tanah air Yahudi di Palestina.
Sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Balfour 1917.
Dalam deklarasinya, Sir Arthur Balfour, sekretaris luar negeri, juga berjanji akan melindungi hak-hak warga Palestina yang tinggal di sini.
Tetapi selama perang 1948, Inggris tidak melakukan apa pun untuk melindungi penduduk 200 desa Arab yang warganya diusir oleh pasukan Israel atau melarikan diri dalam teror menuju Kota Gaza, mencari keamanan di belakang garis Mesir, atau untuk melindungi 500.000 pengungsi lainnya yang melarikan diri ke tempat lain.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR