Advertorial
Intisari-online.com -Kelompok Hamas dari Palestina telah umumkan jika mereka telah mencapai kesepakatan untuk akhiri baku hantam yang baru-baru ini terjadi dengan Israel.
Mengutip Al Jazeera, kesepakatan itu merupakan kesepakatan yang didapat setelah dimediasi oleh Qatar.
Setelah dilaksanakan pembicaraan dengan utusan dari Qatar Mohammed el-Emadi, "sebuah pemahaman telah tercapai untuk mengendalikan ketegangan terakhir dan mengakhiri agresi Israel terhadap warga Palestina," ujar pemimpin Hamas Yahya Sinwar Senin kemarin.
Israel sendiri sampai saat ini belum memberikan komentar lebih lanjut mengenai hal itu.
Baca Juga: Dijuluki 'Sambung Nyawa', Ternyata Ini Sederet Manfaat Daun Dewa
Serangan sejak 6 Agustus
Dilaporkan bahwa militer Israel telah lakukan serangan ke Gaza hampir setiap hari sejak 6 Agustus.
Dalihnya adalah merespon perangkat pembakar di udara dan roket yang diluncurkan ke wilayah selatan Israel yang tingkat peluncurannya lebih rendah daripada perangkat pembakar tersebut.
Perangkat pembakar tersebut berupa balon api yang dilihat luas sebagai upaya Hamas meningkatkan persyaratan gencatan senjata informal.
Israel berkomitmen untuk melonggarkan blokade yang telah berusia 13 tahun dengan imbalan ketenangan.
Namun sejauh ini, respon Israel justru mengetatkan blokade tersebut.
Israel telah melarang para penangkap ikan dari Gaza untuk melaut dan menutup ekspor barangnya di perbatasan wilayah.
Hal itu rupanya merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka menutup pembangkit listrik di wilayah Palestina.
Pasalnya, impor yang ditutup oleh Israel adalah impor diesel, bahan baku bagi pembangkit listrik di Gaza.
Hamas mengatakan jika mereka akan menghentikan peluncuran balon api tersebut demikian juga dengan operasi malam hari.
Operasi malam hari adalah aksi yang dilakukan Hamas untuk lewati pagar dan melempar bahan peledak dan timbulkan gangguan, seperti dilaporkan Al Jazeera.
"Kemudian, Hamas meminta Israel hentikan serangan-serangan mereka dan perbolehkan para pelaut untuk melaut di Laut Mediterania, melonggarkan larangan masuknya barang-barang ke Palestina dan juga restorasi suplai bahan bakar ke pembangkit listrik satu-satunya di Gaza."
Pengumuman Senin itu datang di tengah aktivitas diplomasi dari Qatar yang utusannya mengirimkan bantuan 30 juta Dolar untuk Gaza, sebelum melakukan pembicaraan dengan pejabat Israel di Tel Aviv.
Dari sumber yang dekat dengan delegasi Qatar mengatakan bahwa Israel mengatakan kepada al-Emadi mereka bersedia melanjutkan pengiriman energi bagi pembangkit listrik dan melonggarkan blokade mereka, jika Hamas hentikan pengiriman balon api.
Bantuan finansial dari Qatar, negara yang kaya akan gas alamnya merupakan komponen penting dalam gencatan senjata yang pertama kali disepakati November 2018 dan diperbaharui beberapa kali semenjak itu.
Upaya mediasi telah tumbuh lebih mendesak beberapa hari belakangan setelah pihak berwenang di Gaza mendeteksi kasus pertama penularan lokal virus Corona.
Hamas telah lakukan lockdown di pesisir yang dikelilingi oleh Israel tersebut, yang juga rumah bagi 2 juta warga Palestina.
Israel dan Mesir lakukan blokade di Gaza setelah Hamas mendapat kekuasaan dari musuh kelompok pasukan Palestina tahun 2007.
Israel mengatakan blokade diperlukan untuk mencegah Hamas memperluas kekuasaan mereka, tapi kritikus melihatnya itu adalah bentuk hukuman kolektif.
Israel dan Hamas sendiri telah berperang dalam tiga perang dan beberapa baku hantam kecil sejak penutupan Palestina dilakukan.
Larangan dari Israel telah membuat ekonomi Gaza merosot dan hampir lumpuh, sebabkan separuh dari populasi mereka menganggur.
Bertahun-tahun perang dan isolasi juga menyebabkan sistem kesehatan lumpuh, sehingga untuk pandemi ini terjadi penyebaran skala besar.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini