Advertorial

Yunani Kelimpungan Sampai Minta Bantuan Militer Mesir Hadapi Turki di Laut Mediterania, Rupanya Kekuatan Mesir Tidak Tanggung-Tanggung, Pernah Percundangi Militer Israel Waktu Ini

May N

Editor

Intisari-online.com -Merasa batas maritimnya diterobos oleh Turki atas upaya pengeboran hidrokarbon, Yunani mulai mencari bantuan.

Mengutip Al Jazeera, Yunani telah meminta kerja sama dengan Mesir untuk menjaga wilayah perairan mereka beberapa jam setelah Turki perpanjang operasi pengeboran gas di Laut Mediterania.

Ancaman Turki memang tidak bisa dianggap main-main oleh Yunani, karena pada awal September besok Turki jadwalkan akan lakukan latihan militer di wilayah tersebut.

Kesepakatan Athena dan Kairo dilihat sebagai respon kesepakatan Turki-Libya yang ditandatangani pada 2019 lalu, yang bolehkan Turki mengakses ke wilayah manapun di mana ada simpanan hidrokarbon dalam jumlah besar.

Baca Juga: Dijaga 20 Mata-mata dan Dikelilingi Sistem Canggih, Agen Mossad Israel Berhasil Obrak-abrik Lemari Besi Iran dan Curi Dokumen Nuklir, 'Misi Selesai Hanya Dalam Waktu 6,5 Jam Saja'

Di bawah kesepakatan ini, Mesir dan Yunani sekarang bisa mencari keuntungan maksimal dari sumber daya yang tersedia di zona ekonomi eksklusif, termasuk sumber daya minyak dan gas.

Perjanjian serupa juga dilakukan oleh Yunani dengan Italia Rabu kemarin.

Juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas Kamis kemarin mengatakan "ratifikasi mereka ini mendesak" karena "aktivitas ilegal Turki".

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan pada parlemen ada undang-undang lain yang memperpanjang batas tepi pantai Yunani dari Laut Ionia 11 km menjadi 12 km di bawah konvensi maritim internasional.

Baca Juga: Nekat Tak Pakai Masker, Pengantin Pria Disuruh Push Up di Pelaminannya Sendiri

Kemungkinan perang karena sumber daya energi

Turki dan Yunani, keduanya sama-sama sekutu NATO, sedang dalam kondisi saling bermusuhan mengenai klaim sumber hidrokarbon di timur Laut Mediterania.

Konflik ini hanya bagaikan percikan kecil yang menambah parah konflik klaim kedua negara terhadap landasan kontinen mereka.

Ketegangan meningkat bulan ini setelah Ankara lepaskan kapal pengebor minyak dan penghitung seismic bumi Oruc Reis di perairan sengketa tersebut, menyebabkan Athena mulai buat pakta dengan Kairo.

Baca Juga: Dijuluki Raja Bom, Rusia Rilis Uji Coba Bom Nuklir Terkuat di Dunia, Ribuan Kali Lebih Mematikan daripada Bom Atom yang Jatuh di Hiroshima!

Turki mengatakan pakta itu melanggar landasan kontinen mereka, dan perjanjian itu tumpang tindih dengan zona maritim yang disetujui Turki dengan Libya tahun lalu, yang dicela ilegal oleh Yunani.

Al Jazeera melaporkan dari Athena bahwa Yunani mendapatkan apa yang mereka inginkan secara legal dan diplomatik menyusul kesepakatan maritim dengan Mesir.

"Mereka mendapat dukungan Eropa, memiliki kesepakatan hukum dengan Mesir dan kesepakatan yang sangat baik secara hukum dengan Italia," tulis laporan Al Jazeera.

"Yunani sekarang merasa berada dalam posisi kekuatan hukum untuk menuntut agar Turki setuju untuk melakukan pembicaraan berdasarkan hukum maritim internasional."

Baca Juga: Sebut Turki Kian Bandel dan 'Ngeyel' Atas Perihal Laut Mediterania Timur, Uni Eropa Siapkan Sanksi Untuk Negara Pimpinan Erdogan Tersebut, 'Ini Semua Karena Energi Belaka!'

Sinem Koseoglu, koresponden Al Jazeera di Istanbul, bagaimanapun, mengatakan tidak mungkin bahwa Turki akan "datang ke meja perundingan" atas krisis Mediterania timur.

Dia menambahkan bahwa kesepakatan Yunani-Mesir berarti "ketegangan militer akan meningkat" di wilayah tersebut. "Tapi apakah akan berubah menjadi konflik? Ini masih tanda tanya," ucapnya.

Melibatkan Mesir dalam kesepakatan maritim ini berarti membawa pemain baru ke dalam laga Turki-Yunani.

Militer Mesir sendiri tidak bisa dianggap remeh, ia berada di posisi 9 dari peringkat militer dunia.

Baca Juga: Susah Buang Air Besar Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Kanker Usus, Penyakit yang Diidap Aktor Black Panther Chadwick Boseman Selama 4 Tahun Lamanya

Bisa jadi nantinya jika Turki mulai lakukan latihan militer maka Yunani akan didukung oleh militer negara Uni Eropa dan ditambah dengan Mesir.

Sebelumnya, pada Rabu kemarin Perancis juga bergabung dengan latihan gabungan dengan Italia, Yunani dan Siprus di Laut Mediterania Timur.

Sehingga, jika kapal Turki akan tetap beroperasi pada 1-2 September besok, militer Angkatan Laut Mesir pun juga akan bergabung dengan Yunani.

Mengutip globalfirepower.com, Angkatan Laut Mesir memiliki jumlah aset sebanyak 316.

Baca Juga: Kini Semuanya Terkuak, 'Rekatkan' Israel dengan Uni Emirat Arab, Trump Punya Rencana Busuk Gabungkan Negara-negara Arab dan Zionis Untuk Jegal Negara Ini di Timur Tengah

Mereka memiliki 2 kapal induk dan 7 kapal fregat.

Sedangkan korvet yang dimiliki militer Mesir sejumlah 7 dan kapal selamnya sejumlah 8, dengan total patroli 45.

Namun mereka tidak memiliki kapal penghancur.

Militer Mesir sendiri pernah kalahkan militer Israel dengan cara yang membuat militer Israel sungguh malu.

Baca Juga: Dikira Berhasil Tembak Kancil Saat Berburu, Pria Ini Tiba-tiba Pingsan Begitu Tahu yang Sebenarnya Ditembaknya

Perang tersebut adalah Perang Enam Hari (Six Day War) dari 5-11 Juni 1967 dan Yom Kippur (Oktober 1973).

Waktu itu, Mesir dan pejuang Palestina terus melancarkan serangan gerilya, kemudian dibantu oleh Suriah, Mesir mempelajari bagaimana cara Israel memenangkan perang.

Strategi yang dipelajari itu kemudian diterapkan dalam Perang Yom Kippur dan terbukti sukses.

Dalam Perang Yom Kippur, pasukan Israel yang semula bercokol di sepanjang Terusan Suez dan Dataran Tinggi Golan babak belur dihajar pasukan Mesir dan Suriah.

Baca Juga: Didiagnosis 4 Tahun Lalu,Aktor Pemeran Black PantherChadwick Boseman Meninggal Karena Kanker Usus: Ternyata Makanan Sepele Ini Bisa Jadi Picunya

Pasukan Mesir bahkan sukses menyeberangi Terusan Suez, mengamankan bibir pantai di bagian timur Gurun Sinai, dan sekaligus mendobrak garis pertahanan terakhir Bar Lev Israel.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait