Advertorial

Pasca Ledakan Hebat di Beirut, Menteri Prancis Sebut Lebanon 'Berisiko Menghilang', Mengapa?

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Masih belum pulih dari insiden ledakan dahsyat, derita Lebanon kini bertambah dengan lockdown baru mulai Jumat (21/8/2020), selama dua minggu.

Hal itu dilakukan dalam upaya membendung penyebaran virus corona yang melonjak pasca-ledakan.

Belum selesai dengan itu, kini seorang menteri Perancis mengatakan, Lebanon "terancam menghilang" kecuali pemerintah setempat melakukan reformasi di bawah pemerintahan baru.

Menteri Luar Negeri Jean Yves Le-Drian mengatakannya jelang kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Beirut pekan depan, guna mendorong rekonstruksi setelah ledakan dahsyat.

Baca Juga: Obat Biduran dengan Cuka Sari Apel, Benarkah Bisa Bantu Sembuhkan?

"Risiko yang dihadapi adalah Lebanon bisa menghilang. Jadi langkah (reformasi) ini harus dijalankan," kata Le Drian kepada radio RTL dikutip AFP Kamis (27/8/2020).

Menteri Perancis berusia 73 tahun itu menerangkan, negara itu sudah tidak bisa aktif dan mereka butuh penanganan darurat secepatnya.

"Presiden sudha mengatakannya dengan jelas saat berkunjung ke Beirut pada 6 Agustus. Beliau menekankannya lagi dalam kunjungan pekan depan," kata dia.

Kantor kepresidenan menyatakan, Macron tidak hanya menyerukan rekonstruksi.

Baca Juga: Tak Cukup Hanya Kuasai Laut China Selatan, China Ternyata Sangat Ingin Menguasai Kutub Utara, Hal Inilah yang Membuat China Begitu Tergiur Ingin Kuasai Kutub Utara

Tetapi juga isu politik di tengah pencarian pemerintahan baru.

Macron disebut berkunjung ke Beirut dua hari setelah ledakan dahsyat mengguncang bagian pelabuhan, membunuh 191 orang dan melukai ribuan lainnya.

Pada 9 Agustus, dia mengetuai konferensi video berisi para pemimpin dunia yang menjanjikan bantuan 250 juta euro (Rp 4,3 triliun) untuk Lebanon.

Le Drian menerangkan, negara itu kini berada di ujung jurang.

Baca Juga: Manfaat Kesehatan Mengejutkan Daun Salam, Termasuk Cegah Kanker

"Pemerintahan baru harus segera dibentuk. Ada kondisi darurat kemanusiaan dan kesehatan di sana," jelasnya.

Dampak dari ledakan yang disebabkan amonium nitrat tersebut, Perdana Menteri Hassan Diab beserta jajaran kabinetnya mengundurkan diri.

Ardi Priyatno Utomo

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menteri Perancis: Lebanon "Berisiko Menghilang""

Artikel Terkait