Advertorial
Intisari-online.com -Uni Eropa dapat dengan cepat menghadapi konflik baru merebak di wilayah mereka seiring dengan konflik Turki-Yunani belum reda sampai saat ini.
Mengutip Express, Menteri Luar Negeri Jerman, negara yang menengahi keduanya, mengatakan satu kegagalan bisa membawa perang di Eropa.
Heiko Maas telah mengajukan negosiasi ke Athena atau Ankara dan menjembatani mereka, tapi sepertinya usahanya tidak membuahkan hasil banyak.
Dalam konferensi pers di Yunani Selasa kemarin, Maas mengatakan: "situasi di Mediterania Timur bagaikan bermain dengan api.
"Percikan kecil, betapapun kecilnya, bisa sebabkan masalah besar.
"Tentunya tidak ada yang mau hal itu terjadi, terutama konfrontasi militer antara partner NATO dan tetangganya. Situasinya berisiko sangat tinggi.
"Siapapun yang bergerak lebih cepat ke pertikaian pada suatu waktu dapat runtuh dan hancur.
"Itu adalah perkembangan yang ingin kita hindari.
Baca Juga: Manfaat Kesehatan Mengejutkan Daun Salam, Termasuk Cegah Kanker
"Tidak ada yang ingin menyelesaikan konflik ini secara militer, yang memang akan sebabkan kegilaan tapi keinginan untuk berdialog terbuka lebar."
Sementara itu Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu bersikeras jika Ankara siap melanjutkan pembicaraan dengan Yunani.
Namun mereka meminta akhir dari pendekatan Athena yang terlalu 'maksimal'.
Kedua belah pihak telah menyatakan mereka siap melakukan apapun untuk mempertahankan kedaulatan negara mereka masing-masing.
Mereka juga telah umumkan mereka akan lakukan latihan di laut Mediterania.
Çavuşoğlu mengatakan: "Kami siap berdiskusi tanpa kondisi dan syarat apapun.
"Namun saat satu pihak meminta syarat tertentu, kami juga akan meminta banyak syarat.
"Sebelum apapun dimulai, Yunani perlu tinggalkan pendekatan mereka yang terlalu maksimalis dan menekan.
"Kami siap bernegosiasi untuk pembagian yang adil tapi tidak ada yang boleh terapkan syarat-syarat tertentu.
"Jadi jika Yunani tetap meminta prasyarat, jika mereka tetap mengatakan hal-hal seperti 'kami akan membela hak kami, kami akan lakukan latihan militer,' kami tidak mengatakan kami salah, justru kami akan melakukan apapun yang diperlukan tanpa ragu."
Ia tambahkan juga, "sehingga jangan sampai terkena bias oleh negara itu. Bertindaklah dengan logika."
Ketegangan antara Turki dan Yunani telah ada selama berpuluh-puluh tahun tapi Ankara umumkan perpanjangan misi eksplorasi minyak dengan kapal Oruc Reis di wilayah sengketa Laut Mediterania antara Cyprus dan Kreta.
Namun meski Turki sudah bersikap demikian, Yunani tetap bersikukuh tidak akan membuka dialog apapun dengan Ankara sampai mereka hentikan perilaku mereka yang mengancam bagi Yunani.
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias mencela provokasi yang tengah dilakukan Turki.
Menurutnya, Turki mencoba memperlebar pengaruhnya di seluruh wilayah Mediterania.
"Saat kita berbicara ini, Turki lanjutkan untuk bertindak secara ilegal untuk menambah ketegangan dan memprovokasi kita semua.
"Mereka tidak mencoba meredamkan masalah, kita sedang menyaksikan provokasi yang baru.
"Kita sedang saksikan upaya untuk lakukan ekspansionisme terhadap tetangga dan sekutu kita semua.
"Tidak boleh ada dialog selama masih ada ancaman, tidak boleh ada dialog di bawah provokasi dan dialog apapun saat kondisi seperti ini tidak bisa dipertimbangkan.
"Ini tidak hanya untuk Yunani tapi juga untuk negara manapun saat hak kedaulatan sedang dirusak."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini