Dikecam Dunia Karena Merongrong Tanah Palestina, Israel Ternyata Juga Mengincar Negara di Afrika, Cadangan Sumber Daya Alam dan Kekayaan Menggiurkan Ini Salah Satu Pemicunya

Afif Khoirul M

Penulis

Selain itu dengan populasi 1,2 miliar orang di Afrika, itu merupakan pasar utama bagi barang-barang Israel.

Intisari-online.com - Sejak Israel berdiri tahun 1948, negara itu mendapatkan sekutu yang cukup kuat, seperti Inggris, Prancis yang mendukung secara militer, ekonomi, dan politiknya.

Israel juga melakukan aliansi strategis dengan Amerika Serikat.

Terlahir sebagai negara yang kuat Israel dikecam banyak negara dengan penduduk mayoritas Islam karena tindaknnya merongrong tanah Palestina.

Israel yang berdiri di tanah Palestina itu, ternyata selama ini juga berusaha mendapatkan akse ke Afrika.

Baca Juga: Memang Israel Lain daripada yang Lain! Semua Jet Tempur F-35 di Dunia Sama, Kecuali Kepunyaan Israel, Apa Istimewanya?

Melansir Middle East Monitor, Israel memandang negara-negara di Afrika memiliki gairah yang menggiurkan dengan sumber daya alamnya.

Ada alasan strategis di negara-negara Afrika ini terutama di daerah cekungan sungai Nil.

Salah satunya Israel ingin memanfaatkan sumber air melimpah dan memberikan tekanan pada Mesir dan Sudan.

Mengeksploitasi secara politik, selain itu ada juga motif ekonomi di negara-negara di Afrika tersebut.

Baca Juga: Sepakat Untuk Berdamai, Menantu Donald Trump Akan Jadi Orang Pertamayang Menikmati Penerbangan Komersial antara UEA dan Israel, 'Sekarang Es Telah Pecah'

Israel juga menginginkan sumber daya melimpah yang tersedia dari alam Afrika, seperti berlian, emas, kayu, dan minyak.

Terutama di negara-negara seperti Nigeria dan Anggola.

Selain itu dengan populasi 1,2 miliar orang di Afrika, itu merupakan pasar utama bagi barang-barang Israel.

Pada sat migrasi orang Yahudi dari Eropa dan Amerika ke Israel, lembaga-lembaga berfokus mendorong orang-orang Yahudi Afrika pindah.

Ada banyak orang Yahudi di Ethiopia, Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Kenya. Israel menciptakan kondisi untuk menarik mereka bermigrasi.

Sambil mengeksploitasi mereka, untuk tetap mendukung pemerintah Israel melawan resolusi internasional yang mengutuk kebijakan dan praktik pendudukan militernya.

Baca Juga: Warga Lebanon Masih Menderita Karena Ledakan Beirut, Militer Israel Justru Akan Beri Serangan Terkuat ke Lebanon, 'Semua Ini Gara-gara Hezbollah!'

Untuk memperkuat pengaruhnya atas Afrika, Israel membangun proyek MASHAV, yang bekerja dengan kemitraan dengan negara Afrika dalam transisi ekonomi.

Puncaknya tahun 1963, Israel berhasil membuka 23 kedutaan besar di seluruh benua hitam, dan juga membangun hubungan dengan 45 negara Afrika tahun 2018.

Benjamin Nethanyahu, pada Juli 2016 melakukan tur ke Afrika mencakup Ethiopia, Uganda, Rwanda, dan Kenya.

Ia juga berjanji akan mendukung proyek pembangunan, memodernisasi pertanian dan peternakan, mentransfer teknologi serta membangun pendidikan dan penyediaan kesehatan.

Secara umum Israel berhasil memberikan pengaruh di Afrika, dan juga mereka menginginkan tiga tujuan.

Pertama, Israel ingin memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara Afrika.

Baca Juga: Sudah Menikah 5 Bulan, Pria Ini Baru Tahu Istrinya Ternyata Polwan Gadungan, Keluarganya Kena Tipu Rp204 Juta!

Pembukaan pasar baru bagi perusahaan Israel, dan juga mematahkan dukungan Afrika untuk Palestina di PBB.

Sementara itu, dukungan dari Israel berharap bisa membantu negara Afrika mendapatkan keuntungan keamanan, teknologi hingga keahlian pertanian dari Israel.

Seperti misalnya, Ethiopia yang kini ekonominnya berhasil lebih maju dari negara miskin, berkat teknologi dari Israel.

Artikel Terkait