Advertorial
Intisari-Online.com - Pemilihan umum AS akan diselenggarakan pada 3 November 2020 mendatang.
Lebih dari 70 mantan pejabat keamanan nasional dari Partai Republik mendukung capres Joe Biden memenangi pemilihan umum pada November.
Di antara ke-70 orang tersebut, terdapat mantan kepala Badan Intelijen Pusat ( CIA) dan Biro Investifgasi Federal ( FBI), sebagaimana dilansir Reuters.
Mereka meluncurkan dukungan kepada Biden pada Jumat (21/8/2020) sekaligus meluncurkan kritik pedas kepada Presiden AS Donald Trump dengan menyebutnya korup dan tidak layak untuk mengabdi.
Kelompok itu disebut sebagai Mantan Pejabat Keamanan Nasional Republik untuk Biden atau Former Republican National Security Officials for Biden.
Anggotanya berjumlah 73 orang dan terdiri atas beberapa anggota Partai Republik senior dalam bidang pertahanan dan intelijen AS yang pernah bertugas di bawah pemerintahan Ronald Reagan, George HW Bush, George W Bush, dan Trump.
Sejumlah nama penting dalam kelompok tersebut, seperti pensiunan Jenderal Michael Hayden, yang pernah menjabat sebagai Direktur Keamanan Nasional (NSA) dan Kepala CIA. Lalu ada William Webster, yang pernah menjabat sebagai kepala CIA dan FBI.
Selain itu, ada mantan Direktur Pertama CIA John Negroponte, mantan Direktur National Counterterrorism Center Michael Leiter, dan mantan Sekretaris Angkatan Udara AS Mike Donley.
Kecaman keras mereka terhadap Trump dan dukungan terhadap Biden menggarisbawahi bagaimana Trump telah mengasingkan beberapa anggota partainya sendiri, terutama di antara mereka yang bekerja dalam bidang intelijen dan kebijakan luar negeri.
Kelompok tersebut bahkan berencana untuk menyatakan pernyataan mereka dalam iklan satu halaman penuh di The Wall Street Journal pada Jumat.
"Trump telah menunjukkan bahwa dia tidak memiliki karakter dan kompetensi untuk memimpin bangsa ini dan telah terlibat dalam perilaku korup yang membuatnya tidak layak untuk menjabat sebagai presiden," kata mereka.
Kelompok itu menambahkan bahwa Trump telah mengecewakan "Negeri Uncle Sam” dan Biden harus dipilih sebagai Presiden AS berikutnya.
Baca Juga: Obat Penurun Panas untuk Orang Dewasa, Jangan Lupa Minum Banyak Cairan
Kelompok itu adalah salah satu dari sejumlah organisasi republikan yang menentang terpilihnya kembali Trump dalam pemilihan umum November mendatang.
Secara kolektif, mereka keberatan dengan keterasingannya terhadap sekutu AS di luar negeri dan kepemimpinannya di dalam negeri.
Mereka turut mengkritik penanganan pandemi virus corona di AS yang telah menewaskan lebih dari 170.000 rakyat AS dan memicu kemerosotan ekonomi yang parah.
Kelompok itu turut bereaksi atas serta protes rasial nasional serta ketidakadilan dan kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam AS.
Kampanye Trump menggambarkan kelompok-kelompok yang dipimpin tokoh Partai Republik yang berkampanye untuk Biden sebagai "rawa".
Kekacauan global
Bob Tuttle, mantan Duta Besar AS untuk Inggris di bawah George W Bush, mengatakan, penanganan Trump terhadap krisis virus corona "sangat buruk".
“Dia adalah seorang narsisis yang ganas. Dia pembohong. Dia manusia yang tercela dan presiden terburuk dalam sejarah AS," kata Tuttle kepada Reuters.
James Glassman, mantan Wakil Menteri Luar Negeri di bawah pemerintahan George W Bush, mengatakan, Trump telah menciptakan "kekacauan global".
"Kurangnya kepemimpinan telah menyebabkan kematian 170.000 orang AS," kata Glassman.
Kelompok tersebut akan meluncurkan situs web pada Jumat dan berada di bawah payung organisasi anti-Trump lain yang dijalankan oleh republikan.
Danur Lambang Pristiandaru
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mantan Petinggi CIA dan FBI Ramai-ramai Dukung Joe Biden Jadi Presiden AS"