Advertorial

Meski Memang Kanibal, Suku Korowai Papua Hanya Akan 'Menyantap' Manusia Jika Ada yang Melanggar Hukum Adat Ini, Lalu Sehari-hari Apa Makanan Utama Mereka?

May N

Penulis

Suku Korowai di Papua adalah salah satu suku kanibal di dunia yang misterius dan membuat ngeri, ini penyebab mereka terapkan kanibalisme
Suku Korowai di Papua adalah salah satu suku kanibal di dunia yang misterius dan membuat ngeri, ini penyebab mereka terapkan kanibalisme

Intisari-online.com -Indonesia adalah negara dengan kebudayaan beraneka ragam.

Ada ratusan suku yang tersebar di Indonesia, sebagian besar dari suku-suku tersebut sudah dapat beradaptasi dengan kehidupan modern.

Namun ada yang masih mempertahankan tradisi lama dan hidup jauh dari peradaban.

Satu yang cukup terkenal adalah suku Korowai. Suku ini memiliki anggota hingga 3.000 orang.

Baca Juga: Cuma Mau Enaknya, Seorang Pria Nikahi Bocah 12 Tahun hingga Miliki 44 Anak, Minggat Tinggalkan Sang Istri yang Banting Tulang Sendiri Urus Anak-anaknya

Mereka tinggal di Papua Barat, Indonesia yang dekat dengan perbatasan Papua Nugini.

Papua, terlepas dari kegentingan yang ada di sana, memang merupakan kepulauan di ujung timur Indonesia dengan beragam kebudayaan yang sangat indah dan suku bangsa yang tidak menjemukan.

Suku Korowai telah mendiami wilayah Papua Barat selama 10 ribu tahun.

Dilansir dari laman en.goodtimes.my, Korowai dikatakan sebagai satu kelompok manusia paling terpencil di dunia.

Baca Juga: Padahal Sudah Ayem di Pangkalan Okinawa, Kapal Induk AS Ronald Reagan Tiba-tiba Meluncur Lagi Ke Laut China Selatan, Pakar: Tarik Ulur Kian Rumit Antara China dan AS

Dipercaya bahwa Korowai tidak menyadari keberadaan orang lain selain diri mereka sendiri sebelum orang luar melakukan kontak dengan mereka pada 1970an.

Suku Korowai diyakini pertama kali ditemukan pada 1974 oleh sekelompok ilmuwan.

Ilmuwan yang tersesat ini tanpa sengaja memasuki wilayah suku Korowai.

Kelompok yang dipimpin oleh antropolog Peter Van Arsdale, ahli geografi Robert Mitton, dan pengembang komunitas Mark Grundhoefer memutuskan untuk mempelajari kehidupan penduduk.

Baca Juga: Bak Air Susu Dibalas Air Tuba, Niat Hati Beri Pinjaman Uang Rp1 Juta, Wanita Ini Malah 'Tekor' Hingga Rp1,3 Miliar, Ini Modus Pelaku

Melalui observasi, daftar kata dasar dibuat dan mereka juga merekam aktivitas harian suku ini.

Telah banyak jurnalis dan fotografer yang melakukan ekspedisi untuk mengenal suku Korowai dan pedalaman Papua yang indah.

Mei 2006, pemandu wisata dan jurnalis Paul Raffaele memimpin kru dalam ekspedisi ke hutan Papua.

Dia ingin memahami mereka dan alasan mereka melakukan beberapa ritual yang mengerikan.

Baca Juga: Terpikat Lalu Nikahi Wanita Indonesia yang Ditemuinya, Pria Bule Ini Harus Mengetahui Kenyataan Pahit tentang Identitas Sang Istri yang Sebenarnya: 'Dunia Saya Runtuh, Tertipu Hampir 20 Tahun!'

Raffaele menulis dalam artikelnya, “Kanibalisme dipraktekkan di antara manusia prasejarah, dan itu bertahan hingga abad ke-19 di beberapa kebudayaan Pasifik Selatan yang terisolasi, terutama di Fiji. Tapi hari ini Korowai adalah satu dari sedikit suku yang diyakini memakan daging manusia.”

Dia melanjutkan dengan detail penulisannya:

“Mereka tinggal sekitar 100 mil dari Laut Arafura, dimana Michael Rockefeller, putra gubernur New York, Nelson Rockefeller, menghilang pada 1961 saat mengumpulkan artefak dari suku Papua lainnya. Tubuhnya tidak pernah ditemukan."

Baca Juga: Ada yang Mengandung Racun 1.200 Kali Lebih Mematikan dari Sianida, Ini 9 Makanan Berbahaya di Dunia yang Harus Diwaspadai, Lihat Apakah Sering Anda Makan!

Pria ini juga menegaskan bahwa sebagian besar orang Korowai hidup dengan mengabaikan dunia di luar suku mereka.

Raffaele menuliskan, “Seperti yang ditulis van Enk, Korowai sering terkena beberapa wabah penyakit, termasuk malaria, tuberkulosis, elephantiasis dan anemia, dan apa yang dia sebut ‘kompleks khakhua.’

"Korowai tidak memiliki pengetahuan tentang kuman mematikan yang menduduki hutan mereka, dan begitu percaya bahwa kematian misterius disebabkan oleh khakhua, atau penyihir yang mengambil bentuk laki-laki.”

Menurut pemandu Raffaele, Kembaren “Banyak khakhua dibunuh dan dimakan setiap tahun.”

Baca Juga: Biasa Tersaji di Meja Makan Orang Indonesia, Ternyata Ikan Lezat dan Gurih Ini Bisa Mengandung Racun Kimiawi Pemicu Kanker, Perhatikan Hal Ini Jika Ingin Mengonsumsinya

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan Raffaele dengan pemimpin suku, dia menjelaskan alasan orang Korowai mempraktikkan kanibalisme.

“Bagi Korowai, jika seseorang jatuh dari rumah pohon atau terbunuh dalam pertempuran maka alasan kematian mereka cukup jelas. Tetapi mereka tidak memahami mikroba dan kuman, jadi ketika seseorang mati secara misterius, mereka percaya itu adalah karena seorang khachua , penyihir lelaki yang datang dari akhirat.”

“Seorang khakhua harus dibunuh dengan cara dimakan. Sebab khakhua sebenarnya adalah orang mati. Memakan mereka dianggap sebagai sistem keadilan terbaik."

Baca Juga: Salah Satunya Robot Polisi untuk Mengintai Warga yang Tak Patuh Lockdown, Inilah 10 Penemuan Inovatif Afrika untuk Penanganan Covid-19

Sementara pada Desember 2019 lalu jurnalis dan fotografer Italia Gianlunca Chiodini juga ingin bertemu langsung dengan suku misterius ini.

Chiodini kemudian mendokumentasikan foto-foto suku Korowai saat dia berkunjung di sana.

Foto tersebut menunjukkan warga suku Korowai berpesta memakan serangga hidup; memperbaiki rumah mereka dengan tangkai-tangkai panjang; dan pemanah yang berburu untuk makan malam seluruh suku.

Karena masih terisolasi, suku Korowai tidak memiliki akses kepada pengobatan modern dan menyembuhkan diri dengan tanaman-tanaman dan ilmu sihir.

Baca Juga: Covid Hari Ini 18 Agustus 2020: Kasus Positif Covid-19 Indonsia Tembus 141.370, Penambahan Kasus per Hari Masih Berada di Angka Ribuan

Umumnya, harapan hidup anggota suku adalah di bawah umur 50 tahun.

Pengamatan Chiodini menghasilkan hal yang sama dengan pengamatan jurnalis Raffaele, yaitu mengenai setan 'Khakhua' yang menyamarkan diri sebagai teman atau anggota keluarga untuk mendapat kepercayaan dari suku Korowai.

Setelah mereka lengah, 'Khakhua' akan membunuh mereka.

Baca Juga: Hanya Karena Salah Perhitungan Waktu Membangun Tembok, Keluarga Ini Menderita Bertahun-tahun Diteror Tetangga Mereka: Dilempari Kotoran Anjing dan Selalu Dikentuti!

Dari kepercayaan tersebut, mereka merasa perlu melindungi anggota suku dari siapapun yang mereka anggap sebagai 'Khakhua'.

Untuk melindunginya, mereka melakukan ritual kanibalisme kepada siapapun yang mereka anggap 'Khakhua'.

Setelah menangkap setan tersebut, suku Korowai akan membunuh korban 'Khakhua' dan memakan dagingnya.

Baca Juga: Berasal Dari Indonesia, 'Babi Paling Jelek di Dunia' Ini Jadi Penghuni Tetap Kebun Binatang London, Rupanya Babi Ini yang Dimaksud

Chiodini sendiri mengaku dia takut terhadap kanibalisme.

Korowai hidup di rumah pohon yang tersusun dari tangkai-tangkai yang mereka temukan di hutan.

Rumah mereka dibuat untuk melindungi dari roh jahat yang bersembunyi di bawah kanopi hutan.

Saat ini populasi Korowai mencapai angka 3.000, sebagian besar tidak mengetahui ada dunia di luar tempat mereka tinggal.

Baca Juga: Konflik di Laut China Selatan Tak Melulu Terhadap Tiongkok, Kejadian Ini Buktikan Negara-negara Tetangga Indonesia Juga Saling Berselisih, Siapa Saja?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait