Advertorial
Resmi, Pasukan Penjaga Laut Pasifik Kini Bertambah Setelah Korea Selatan Bergabung Dengan Pasukan Gabungan AS dan Jepang: 'Kami Akan Membangun Kapal Induk Perdana Kami'
Intisari-online.com -Tidak dapat dipungkiri, ketegangan di Samudera Pasifik kian mengerikan.
Terlalu banyak konflik yang terjadi: Laut China Selatan, Laut China Timur, perkembangan nuklir Korea Utara.
Sementara di daratan India harus menghadapi China di wilayah perbatasan.
ASEAN pun pontang panting menyelamatkan persekutuan dan negara masing-masing.
Baca Juga: Iseng Cuci Wajahnya dengan Baking Soda Selama 7 Hari, Wanita Ini Merasakan Manfaat yang Tak Terduga
Tidak lupa, pandemi masih menghantui seluruh belahan dunia.
Meski begitu, negara di Asia Timur ini mulai berani maju untuk lindungi wilayah Pasifik bersama.
Ialah Korea Selatan, yang rencanakan membangun kapal induknya tahun depan.
Tentu jika sudah rencanakan kapal induk, pastinya berencana juga untuk membeli jet tempur untuk beroperasi di kapal induk tersebut.
Baca Juga: Manfaat Infus Air Ketumbar dan yang Lainnya untuk Detoksifikasi, Mau?
Mengutip CNN, pengumuman tersebut telah disampaikan oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan.
Tahun lalu, Korea Selatan beri petunjuk mengenai ketertarikan mereka kepada kapal induk, mengatakan bahwa mereka akan membangun "kendaraan transportasi besar serbaguna.
Namun dalam rencana nasional untuk tahun 2021-2025 yang baru diumumkan minggu ini, pemerintah untuk pertama kalinya berkomitmen secara tegas untuk membangun peralatan bernilai miliaran dolar tersebut.
"Kapal induk seberat 30.000 ton itu bisa membawa pasukan militer, peralatan dan bahan-bahan penting.
"Itu juga dapat digunakan sebagai pembawa jet tempur yang mampu melakukan terbang dan mendarat dengan cepat," papar Menteri Pertahanan Korea.
"Kapal itu akan memudahkan militer Korea Selatan menindas ancaman dan melepas pasukan dan senjata-senjata ke wilayah yang sulit dijangkau di laut dengan memainakn peran sebagai pengontrol kapal-kapal di unit Angkatan Laut."
Melihat dari arah bicaranya, sepertinya Korea Selatan mengincar jet tempur F-35B buatan AS yang bisa terbang dan mendarat dengan cepat, bahkan bisa secara vertikal.
F-35B juga memiliki keunggulan cocok dengan kapal induk yang berukuran tidak terlalu besar.
F-35B adalah satu-satunya jet tempur yang bisa terbang dan mendarat dengan cepat di dunia.
'Penjaga' Laut Pasifik
Dengan keinginan Korea Selatan membeli F-35B dari AS, maka Korea Selatan menjadi negara ketiga yang akan menyiapkan jet tempur tersebut di kapal induk ringan di Laut Pasifik Barat.
Ketiga negara itu berarti Jepang dan AS, yang dengan Korea Selatan memiliki hubungan yang sulit dijelaskan dengan Korea Utara.
Semenjak kesepakatan nuklir Kim Jong-Un dan Donald Trump gagal, maka Korea Utara kembali melanjutkan pengujian misil mereka.
Desember 2018 lalu, Jepang umumkan mereka memodifikasi kapal pembawa helikotper Izumo untuk mampu membawa F-35B.
Tindakan itu ditandai sebagai tindakan pertama Jepang membawa kapal induk ke laut semenjak Perang Dunia II.
Konvensi JS Izumo adalah proyek utama dalam daftar proyek Jepang, dan pembiayaannya dijadwalkan mulai tahun ini.
AS sementara itu juga melabuhkan kapal penyerang amfibi mereka yang sering disebut kapal induk kecil, dengan F-35B nangkring di kapal tersebut.
AS melabuhkannya di Jepang.
Dengan massa 30 ribu toon, ukuran kapal induk Korea Selatan akan lebih mirip dengan kapal induk Jepang daripada kapal induk AS yang dilabuhkan di Jepang sebesar 43 ribu ton.
China sendiri juga sedang membangun kapal amfibi besar.
Namun Beijing belum mempunyai jet tempur yang bisa saingi kemampuan F-35B.
Senjata yang mahal
Korea Selatan belum memberikan estimasi biaya untuk kapal induk tersebut.
Namun, pemerintah AS melaporkan harga versi baru USS America, dengan ukuran 25-30% lebih besar dari kapal Korea Selatan mencapai 4 milyar dolar Amerika.
Sedangkan jet tempur F-35B senilai 122 juta dolar AS untuk 1 jet tempur.
Chun In-Bum, pensiunan jenderal Tentara Korea Selatan bintang tiga, menanyakan apakah Seoul membuat investasi yang bijak.
Baca Juga: Obat Penurun Panas; Pengobatan Rumahan yang Aman Redakan Batuk Anak
"Biaya dan analisis keuntungannya harus dilakukan. Apakah benar-benar diperlukan menginvestasikan uang sebanyak itu?" ujar Chun.
"Aspek lain dalam biaya ini adalah, jika kita menginvestasikan kemampuan ini, apakah kita tidak mengurangi kemampuan yang harusnya lebih diprioritaskan?"
Ia lalu tambahkan hal-hal seperti logistik, pelatihan dan bahkan radio yang lebih canggih untuk pasukan militer Korea Selatan lebih diperlukan.
Namun Korea Selatan sepertinya benar-benar menginginkan F-35B menjadi senjata mereka.
Bagaimana tidak, jet tempur siluman generasi kelima itu memiliki perangkat lunak yang bisa digunakan untuk berkomunikasi secara langsung di pertempuran tidak hanya antara pasukan Korea Selatan, tapi juga negara lain yang mengoperasikan F-35.
Negara yang memiliki F-35 saat ini adalah AS, Jepang dan Australia, meskipun milik Australia adalah tipe F-35A.
Lockheed-Martin, pembuat jet tempur tersebut mengatakan kemampuan mendarat dan terbang yang cepat itu membuat F-35B sangat mudah dioperasikan dari jalan atau bandara kecil atau dari kapal.
Sehingga jet tempur itu sangat siap untuk berada di garis terdepan peperangan dan memiliki manuver lebih cepat daripada jet tempur biasa.
Sementara mantan kapten Angkatan Laut As dan mantan direktur operasi di Pusat Komando Intelijen Gabungan Pasifik AS, Carl Schuster mengatakan "keuntungan utama kapal induk kecil bagi Korea Selatan adalah kemampuan begeraknya yang bisa cepat.
"Jika Korea Utara menarget tepi pantai pangkalan udara Korea Selatan, bermanuver cepat dan menyerang dari lokasi yang berpindah-pindah memilik keuntungan taktis dan operasional.
Selain untuk perang, militer Korea Selatan juga mengatakan kapal induk itu bermanfaat tidak hanya menghadapi ancaman tapi juga operasi penyelamatan warga jika ada bencana terjadi.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini