Advertorial

Kegarangan TNI AL yang Jarang Diketahui Tapi Mematikan: Rudal Maut Pelibas Kapal Induk, Dijamin Coast Guard China Remuk Bubuk di Natuna

May N

Editor

Kegarangan TNI AL yang Jarang Diketahui Tapi Mematikan: Rudal Maut Pelibas Kapal Induk, Dijamin Coast Guard China Remuk Bubuk di Natuna

Intisari-online.com -Awal tahun 2020 lalu Natuna mencuri perhatian dunia karena pelanggaran batas wilayah laut yang dilakukan oleh China.

Sampai saat ini, kondisi di perairan Natuna masih tegang.

Ketika China melanggar Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, TNI langsung gerakkan operasi siaga tempur di Natuna Utara.

Kapal apapun yang nekat masuk tanpa izin di Natuna akan menghadapi konsekuensi yang sangat serius.

Baca Juga: 20 Tahun Lepas dari Indonesia, Timor Leste Hanya Bisa Jadi 'Sapi Perahan' Australia, Harta Hidrokarbon yang Diharapkan pun Hanya Menjadi Kutukan

Maka dari itu memperkuat otot bagi tentara republik segala lini sangat perlu.

Jika kita kembali menenggok berita-berita pelanggaran batas wilayah kedaulatan Republik Indonesia aspek laut di tahun 2005, pastilah muncul kata kunci 'Ambalat'.

Ya, Ambalat ialah Blok laut (bukan pulau) seluas 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar.

Wilayah ini berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah dan Kalimantan Timur.

Baca Juga: Masker Lemon dan Alpukat untuk Mencerahkan serta Melembabkan Wajah

Berbagai pelanggaran teritorial laut sering terjadi di Ambalat pada tahun 2005.

Pelanggaran sering dilakukan oleh TLDM (AL Malaysia).

Diperkirakan mereka sudah 35 kali 'slonong boy' masuk tanpa permisi ke wilayah laut milik Indonesia.

Insiden paling menegangkan terjadi pada 8 April 2005.

Baca Juga: Niat Hati Hindari Radar, Apa Daya Keserakahan Jsutru Bikin Pesawat Pengangkut Kokain Rp1 Triliun Ini Kandas Sebelum Sampai Indonesia

Saat itu KRI Tedong Naga milik TNI AL menyerempet kapal Diraja Rencong TLDM karena ketahuan melanggar batas laut wilayah Indonesia.

Tensi ketegangan kedua negara meningkat setelah kejadian itu.

Bahkan, Panglima TNI sampai harus menerbitkan Surat Keputusan menyikapi insiden tersebut.

Panglima TNI menyatakan TNI AL hanya boleh melepaskan tembakan jika Malaysia lebih dulu menembak mereka.

Baca Juga: Cegah Stroke dan Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Lain Dengan Konsumsi Makanan-makanan Ini, Bisa Bersihkan Pembuluh Darah!

Pelanggaran wilayah juga terjadi kembali hingga tahun-tahun berikutnya yang dilakukan oleh TLDM.

Pada Juli 2017 misalnya, TLDM mengganggu pembangunan mercusuar Karang Unarang.

Surat protes dianggap sudah tak mempan lagi untuk memperingatkan militer Malaysia akan 'kebandelannya'.

Diperlukan upaya nyata untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang.

Baca Juga: Dijamin akan Jadi Bulan-bulanan Milisi Jika Jadi Aneksasi Tepi Barat, Israel Disumbang Rp7,3 Triliun oleh Sahabat Karibnya untuk Perkuat 'Kubah Siluman'

Menyikapi hal ini, TNI AL mulai berbenah diri, armada laut diperkuat.

Sadar bahwa diplomasi tidak bisa hanya dengan mulut, maka Indonesia membeli Rudal anti kapal dari Rusia P-800 Oniks 'Yakhont' yang didatangkan pada tahun 2010.

Rudal maut ini bukan senjata sembarangan.

Diketahui hanya Vietnam, India, Suriah dan Indonesia yang memilikinya.

Baca Juga: Termasuk AS, Enam Negara Maju Ini Hadapi Kebangkrutan Ekonomi di Depan Mata, Terperosok Makin Jauh ke Jurang Resesi, Ini Buktinya

Jangkauan Yakhont pun sangat jauh, yaitu bisa terbang menghantam target sejauh 300 km dari tempatnya diluncurkan.

Rudal ini bersifat fire & forget, yakni jika sudah ditembakkan rudal akan mencari sasarannya sendiri dan kapal bisa langsung cabut dari lokasi.

Kecepatan rudal ini pun supersonik (2 mach) 2 kali lebih cepat dari suara.

Baca Juga: Sok Suci Tolak Klaim Tiongkok di Laut China Selatan, Australia Lupa Cara Busuknya Kadali Timor Leste Demi Dapat Area Kaya Hidrokarbon yang Lebih Luas

Uji coba rudal ini pun pernah dilakukan oleh TNI AL pada Oktober 2012 yang lalu.

Yakhont sukses diluncurkan dari KRI Oswald Siahaan dan menghantam target Eks KRI LST Teluk Berau yang telah dipensiunkan sampai tenggelam.

Terbukti dengan hadirnya Yakhont di inventori senjata, TNI AL mampu membuat panik dan keder Malaysia.

Tercatat pelanggaran batas wilayah laut di Ambalat turun drastis akibat penguatan Armada TNI AL termasuk datangnya Yakhont.

Baca Juga: Bikin Israel 'Sakit Kepala,' Mantan Kepala Mossad Cemaskan Mesranya Hubungan China-Iran dari Berbagi Intelijen hingga Bangun Proyek 25 Tahun ke Depan Ini

Sekarang perkuatan seluruh Matra TNI sedang berjalan melalui program Minimum Essensial Force (MEF) yang sudah menginjak tahap kedua menuju tahap ketiga.

Jadi, sekarang jangan coba-coba ganggu atau melanggar teritori laut Indonesia jika tak mau disengat Yakhont.

(Seto Aji)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Alamat Coast Guard China Remuk di Natuna Jika TNI AL Sampai Hati Luncurkan Rudal Maut Pelibas Kapal Induk Ini"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait