Advertorial
Intisari-Online.com - Taiwan menjadi salah satu negara yang berkonflik dengan China.
Dan jika berperang, tentu Taiwan bisa kalah.
Sebab, jika dibandingkan kekuatan militernya, China jelas bukan tandingan Taiwan.
"Negeri Panda" memiliki jumlah tentara terbanyak di dunia, dan bujet militernya hanya bisa ditandingi Amerika Serikat ( AS).
Sementara itu Taiwan dengan populasi penduduk 23 juta jiwa, perekonomian dan kekuatan militernya sangat kecil dibandingkan China, dan terus berada di bawah ancaman invasi.
Baru-baru ini ketegangan meningkat lagi dengan AS yang mengirim delegasinya ke Taipei, dan menjadi kunjungan tingkat tertinggi sejak Washington mengalihkan pengakuan diplomatik ke China pada 1979.
Lalu andaikata Taiwan dan China terlibat perang, bagaimana perbandingan kekuatan dua negara itu?
Berikut prediksinya yang disarikan dari AFP pada Senin (10/8/2020).
1. Mengapa mereka bermusuhan?
Taiwan dan China berpisah pada 1949 ketika nasionalis Chiang Kai-shek melarikan diri ke pulau itu untuk membentuk pemerintahan otoriter yang terpisah, setelah kalah dalam perang saudara di China daratan melawan komunis Mao Zedong.
Kedua pihak mengklaim mewakiliki China dan selama 30 tahun pertama, konflik tetap memanas.
China kerap menembaki pulau-pulau Taiwan yang dekat dengan daratan mereka.
Kemudian dalam serangan terbesar pada 1958, Tentara Pembebasan Rakyat China menembakkan 470.000 peluru selama 44 hari, menewaskan 618 prajurit dan warga sipil.
Hingga akhir tahun 1970-an China masih membombardir pulau-pulau itu, meski telah dihujani dengan selebaran propaganda.
Kemudian detente (peredaan ketegangan) terjadi, disusul kesepakatan diam-diam pada awal 1990-an di mana kedua pihak sepakat menjadi "satu China" tapi memiliki versinya masing-masing.
Sejak itu identitas Taiwan berubah dengan menjadi negara merdeka secara de facto, yang terpisah dari daratan China.
2. Di mana kelemahan Taiwan?
Dalam jumlah dana dan personel militer, jelas Taiwan sangat kerdil di hadapan China.
Taiwan memiliki sekitar 215.000 tentara dan anggaran pertahanan sebesar 12 miliar dollar AS (Rp176,8 triliun, kurs Rp 14.700/dollar AS).
Bandingkan dengan China, yang memiliki sekitar 2 juta personel dan didukung anggaran militer 178 miliar dollar AS (Rp 2,62 kuadriliun, kurs Rp14.700/dollar AS).
China juga memiliki senjata nuklir, dengan persenjataan mutakhir yang terus berkembang termasuk jet tempur canggih, dua kapal induk, dan banyak lagi yang sedang diproses.
Rudal mereka juga semakin banyak, beberapa di antaranya hipersonik yang ditempatkan di seberang Selat Taiwan, dan lebih dari 60 kapal selam termasuk kapal bertenaga nuklir.
Sementara itu sekitar 300 jet tempur Taiwan semuanya sudah beroperasi sejak 1990-an.
Angkatan lautnya di atas kertas juga kalah telak dari China.
Sebanyak dua dari empat kapal selam Taiwan sudah tua, dibuat pada 1940-an.
3. Lalu di mana kekuatan Taiwan?
AFP memberitakan, kekuatan militer bukan jaminan kemenangan perang, seperti pemberontak yang berhasil membungkam pasukan NATO pimpinan AS di Afghanistan selama 20 tahun.
Jika perang lawan China, Taiwan tidak perlu mengimbanginya secara dana.
Dengan banyaknya negara Barat yang semakin enggan menjual barang-barang militer secara besar-besaran ke Taiwan agar tidak memicu kemarahan Beijing, mereka bisa mengembangkan sendiri industri senjata dalam negeri yang dinamis dan inovatif.
Rudal bisa dibuat dengan harga relatif murah, dibandingkan China yang invasinya akan memakan biaya sangat tinggi.
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Adu Kuat China Vs Taiwan, Seperti Apa Perbandingan Militer 2 Negara?")