"Saya berusia 58 tahun. Saya telah hidup selama perang saudara dan merawat pasien selama perang pada 2006."
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini," ujar Alami.
"Kami tidak pernah memiliki bom yang menyebabkan kerusakan dalam radius yang luas."
Dia menambahkan, "Kami menangani krisis dengan baik mengingat kami tak pernah menghadapi hal seperti ini sejak perang pada tahun 2006 (dengan Israel)."
"Kami kini menangani banyak korban dalam waktu dekat dan sangat singkat."
Ledakan itu adalah 'pukulan telak' bagi sistem kesehatan Lebanon yang telah terpuruk selama berbulan-bulan akibat reruntuhan ekonomi, kekurangan listrik dan gelombang kedua infeksi virus corona.
Baru pada 30 Juli kemarin Kementerian Kesehatan Lebanon memperingatkan bahaya wabah infeksi virus corona dan menerapkan lockdown 2 pekan.
Namun, pada Selasa sore kemarin, rumah sakit Beirut menjadi 'neraka' dalam waktu singkat akibat ledakan dahsyat.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR