Advertorial

Terungkap Sudah Pangkal Bencana Dasyat di Beirut Libanon Berawal dari Hal Ini, Andaikan Saja Hal Ini Tidak Dilakukan Libanon Bencana Itu Mungkin Tidak Akan Terjadi

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Terungkap negara itu menyimpan amonium nitrat sebanyak 2.700 ton dan berada di dalam gudang di Beirut selama 6 tahun.
Terungkap negara itu menyimpan amonium nitrat sebanyak 2.700 ton dan berada di dalam gudang di Beirut selama 6 tahun.

Intisari-online.com -Terungkap Sudah Pangkal Bencana Dasyat di Beirut Libanon Berawal dari Hal Ini, Andaikan Saja Hal Ini Tidak Dilakukan Lebanon Bencana Itu Mungkin Tidak Akan Terjadi.

Pada Selasa (4/8), sebuah tragedi mengerikan terjadi di kota Beirut Lebanon, di mana terjadi ledakan besar di kota itu.

Menurut beberapa sumber internasional, bencana ledakan besar itu berawal dari 2.700 ton amonium nitrat yang disimpan di kota itu.

Jumlah amonium nitrat dalam jumlah besar itu membuat ledakan dasyat sehingga menewaskan setidaknya 100 orang dan 4.000 lainnya luka-luka.

Menurut 24h.com.vn, pemerintah Libanon dan organisasi internasional kini berlomba melawan waktu untuk membantu menyelamatkan yang terluka.

Baca Juga: Malaysia Pertegas Tidak Ingin Terseret dalam Pergolakan Negara Adidaya yang Heboh Unjuk Gigi di Laut China Selatan: 'Jangan Sampai Memecah ASEAN, Harus Bersatu!'

Hingga kini penyelidikan masih dilakukan, namun sumber jumlah amonium nitrat dalam jumlah besar itu masih menjadi misteri.

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan tidak pernah menerima pengiriman amonium nitrat.

Namun, terungkap negara itu menyimpan amonium nitrat sebanyak 2.700 ton dan berada di dalam gudang di Beirut selama 6 tahun.

Bencana itu telah memicu perhatian seluruh dunia karena dampak ledakannya yang begitu luar biasa laiknya bom atom.

Baca Juga: Kebetulan yang Aneh, Tepat Dua Minggu Sebelum Ledakan Dahsyat, Israel Tuduh Iran Selundupkan Senjata Melalui Pelabuhan Beirut, Ini Bukti yang Mereka Sodorkan

Namun, seorang Direktur nasional Libanon mengatakan asal usul darimana sumber amonium nitrat tersebut didapatkan oleh Beirut.

Menurut pernyataanya, sebuah kapal yang mengangkut amonium nitrat pernah disita di pelabuhan beberapa tahun lalu.

Jumlah amonium nitrat itu adalah penyebab terjadi ledakan besar di kota itu.

Kapal itu diyakini membawa 2.700 ton amonium nitrat kemudian ditahan di pelabuhan Beirut bernama MV Rhosus, yang membawa bendera Moldova.

Akan tetapi, informasi soal kapal misterius ini masih sangat terbatas dan sedikit diketahui.

Menurut sumber CNN, tahun 2013 atau 2014, kapal MV Rhosus membawa lebih dari 2.700 amonium nitrat dari Georgia ke Mozambik.

Baca Juga: Termasuk Bisa Membakar Saluran Pernapasan, Ledakan Beirut Ciptakan Perang Jangka Panjang untuk Cegah Korban Berjatuhan Lebih Banyak Akibat Amonium Nitrat, Dampaknya Sangat Mengerikan Bagi Kesehatan, Ini Buktinya

Ketika mereka mengalami masalah mesin, akhinya kapal itu berlabuh di pelabuhan Beirut.

Karena alasan yang tidak diketahui, pemilik kapal kemudian memuat barang itu di pelabuhan kemudian pergi tanpa pernah kembali untuk mengambilnya.

Amonium nitrat itu tetap tersimpan di gudang Beirut selama lebih dari 6 tahun tanpa pemberitahuan jelas.

Beberapa sumber lain menyebutkan kapal MV Rhosus tidak memiliki cukup dokumen hukum sehingga membuat barangnya harus ditahan.

Pemilik kapal itu meninggalkan kargo sejak itu dan tidak pernah kembali untuk mengambilnya.

Pemilik kapal MV Rhosus diduga adalah seorang warga negara Siprus atau Rusia.

Baca Juga: Sejarah Lebanon, Wilayah yang Berulang Kali Berpindah Kekuasaan dari Era Prasejarah Sampai Menjadi Bagian Peradaban Islam yang Gemilang, Hingga Alami Perang Saudara Karena Israel

Andaikan saja Beirut tidak pernah menerima ataupun menyita amonium nitrat dari kapal MV Rhosus tersebut, kemungkinann bencana besar itu bisa dihindari.

Pasalnya, ketika melakukan penyitaan terhadap bahan kimia itu, Beirut tidak memikirkan jangka panjang bahaya yang mungkin bisa disebabkan oleh bahan kimia itu.

Berkaca pada tahun 1947 di Texas sebuah kapal berisi amonium nitrat meledak menewaskan 400 orang, kapal itu diyakini membawa 2.000 ton amonium nitrat.

Sementara itu, Departemen Pertahanan Amerika, mengatakan bahwa tidak ada indikasi ledakan itu berasal dari serangan bom.

Artikel Terkait