Para peneliti mengamati apa yang terjadi pada lemak sumsum tulang dan kesehatan tulang secara keseluruhan ketika terjadi pembatasan asupan kalori.
Riset tersebut menggunakan empat kelompok tikus. Satu kelompok menerapkan pola makan normal, dan kelompok kedua membatasi asupan kalori.
Lalu, kelompok ketiga menerapkan pola makan normal dengan olahraga, dan kelompok keempat menerapkan pembatasan kalori dengan olahraga.
Tikus pada kelompok yang membatasi makanan mengonsumsi makanan 30 persen lebih sedikit daripada asupan makan normal.
Associate Professor di University of North Carolina School of Medicine, Maya Styner yang terlibat dalam penelitian ini menjelaskan, kelompok tikus yang membatasi kalori berhasil menurunkan berat badan.
Namun demikian, terjadi juga peningkatan lemak sumsum tulang.
Peningkatan lemak pada tulang bagi mamalia, termasuk manusia, dianggap berbahaya karena membuat tulang menjadi lebih lemah.
Lemak yang lebih sedikit pada tulang biasa dianggap sebagai indikasi kesehatan tulang yang lebih baik.
Dari persepektif manusia, diet rendah kalori meski bernutrisi baik dapat memiliki efek negatif pada kesehatan tulang, terutama ketika dipasangkan dengan olahraga.
Baca Juga: Menyantap Seporsi Makanan Ini di Malam Hari Bukanlah Masalah, Justru Bemanfaat Bagi Diet Anda!
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR