Intisari-Online.com - Masih banyak migran yang hidupnya terlunta-lunta tanpa memperoleh kehidupan yang layak hingga saat ini.
Bahkan, banyak dari mereka yang tewas selama upaya mereka untuk memperoleh kehidupan yang layak.
Ribuan migran dilaporkan tewas setelah menderita kekerasan "ekstrem" saat melintasi Benua Afrika menurut laporan PBB pada Rabu (29/7/2020).
PBB memperkirakan, sebanyak 72 orang tewas setiap bulannya di rute benua tersebut.
Ada fokus yang cukup besar terhadap ribuan orang yang hilang di laut saat mencoba menyeberang dari Afrika ke Eropa, namun sebuah laporan baru menemukan bahwa rute dari Afrika Barat dan Timur ke Mediterania bisa sama-sama berbahaya.
Laporan yang berjudul, "On this journey, no one cares if you live or die," (dalam perjalanan ini, tak ada yang peduli Anda hidup atau mati) merinci kenyataan mengerikan yang dihadapi banyak migran dalam sepanjang perlintasan mereka mencari perlindungan.
Laporan itu diterbitkan bersama oleh badan pengungsi PBB dan Pusat Migrasi Campuran Dewan Pengungsi Denmark (MMC).
Kebanyakan migran membuat beberapa pengalaman perjalanan atau menyaksikan, "kebrutalan dan ketidakmanusiaan yang tak bisa diungkap dengan kata-kata" yang dilakukan para penyelundup, pedagang manusia, militan, dan terkadang beberapa aktor negara menurut UNHCR.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR