Diketahui, hampir 150 orang dilaporkan meninggal di tambang atau sekitarnya dari Maret 2016 sampai 2020.
Menurut laporan tersebut, jasad para penambang dilempar ke lubang tambang lawas yang sekaligus digunakan mereka untuk tempat penguburan.
Para penambang itu, termasuk anak-anak kecil, tidak diberikan kontrak pegawai dan terpapar dengan kontaminasi merkuri serta malaria.
Investigasi PBB
Hasil investigasi PBB temukan jika militer Venezuela tidak hanya gagal untuk mencegah kejahatan seperti ini, tapi bahkan berpartisipasi dalam sebagian insiden yang terjadi.
"Pihak berwenang seharusnya mengambil langkah cepat untuk menghentikan eksploitasi buruh dan eksploitasi seksual, buruh anak dan perdagangan manusia.
"Mereka juga harus segera tangani dan berangus geng kriminal yang mengatur aktivitas tambang tersebut," ujar Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet.
"Mereka juga harus menginvestigasi, menuntut dan menghukum semua yang bertanggung jawab dalam pelanggaran HAM, pelecehan dan kejahatan yang terjadi di tambang itu serta di seluruh Venezuela," tambahnya.
Source | : | independent.co.uk,Human Rights Watch |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR