Radar itu akan memandu peluncur SM-3 yang kurang kuat.
Meski kurang kuat, peluncur itu bisa menembak misil musuh di udara dan dapat ditingkatkan untuk mampu menangkis ancaman lain.
Jepang juga memiliki baterai misil PAC-3 Patriot.
Alat ini dapat menembak hulu ledak yang terjun detik-detik terakhir sebelum meledak.
PAC-3 Patriot sedang ditingkatkan jangkauan dan akurasinya oleh Jepang, sedangkan tahun depan Jepang berencana memiliki delapan penghancur Aegis.
Masalah sebenarnya bagi Jepang adalah ketiadaan penerus militer mereka.
Kapal dengan kru sekitar 300 pelaut, membuat angkatan laut kelelahan berjuang menemukan rekrutan baru.
"Memiliki dua atau tiga kapal Aegis di Laut Jepang adalah pembuangan aset.
"Justru, kurasa memiliki Aegis Ashore adalah pilihan bagus," ujar Noboru Yamaguchi, penasihat Badan Perdamaian Sasakawa yang juga mantan jenderal Pasukan Pertahanan Darat.
Jepang dapat menambah lapisan pertahanan mereka, seperti dengan misil Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dari Amerika.
Keunggulan misil ini yaitu membidik hulu ledak dengan kemampuan di antara Patriot dan SM-3s.
Peluncur mereka yang bisa berpindah-pindah lebih mudah dikendalikan daripada Aegis yang hanya bisa berada di satu tempat.
Namun, misil yang terlalu banyak bisa sebabkan protes dari residen Jepang, karena baterai beberapa misil yang menggunakan radar yang kuat akan diperlukan untuk melindungi kota-kota besar Jepang.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR