Masalah itu tentunya mengancam rakyat yang hidup di wilayah tersebut.
Namun menurut pakar militer, masalah itu sudah diketahui Jepang semenjak mereka memilih rudal Aegis Ashore 2018 silam.
Pencegah dikembangkan untuk digunakan di laut, tempat puing-puing rudal dapat jatuh tanpa mencederai siapapun.
Menyebutkan kepada Reuters, Yoji Koda, mantan laksamana Pasukan Pertahanan Maritim yang memimpin kapal Angkatan Laut Jepang dari 2007 sampai 2008 menyampaikan: "dari awal, cerita pemerintah Jepang sangatlah tidak mungkin.
"Aku dulunya penembak rudal, aku tahu betapa sulitnya mengontrol jatuhnya peluncur yang telah terbakar."
Selain masalah puing-puing rudal, keputusan Kono juga dipengaruhi oleh biaya dari proyek Aegis Ashore.
Kontrak Aegis Ashore Jepang bernilai 1.7 milyar dolar Amerika, dan lebih dari 100 juta dolar sudah dihabiskan.
Selama 30 tahun kementerian pertahanan mengestimasi pendanaan mereka sekitar 4 milyar dolar Amerika.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR