Advertorial

Digembleng dalam Suasana Bak Perang, Bukan Daging Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras, Tapi Menu Ini

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Bagi masyarakat pada umumnya, makanan yang dianggap paling enak mungkin saja daging.

Tapi bagaimana dengan para TNI? Apa makanan yang paling enak bagi mereka?

Prinsip dalam pendidilkan militer TNI untuk membentuk pasukan komando adalah agar para prajurit bisa diterjunkan di berbagai medan ekstrem kapan saja.

Jika diamati, para pasukan TNI, khususnya Marinir TNI AL, yang sedang digembleng untuk menjadi pasukan komando semuanya mendapat pelatihan di luar batas kemampuan manusia.

Baca Juga: India Dipastikan Meradang, Rekaman Ini Tunjukkan Perbuatan Licik China Mengirim Meriam Ringan ke Pangkalan Militer Himalaya, Rupanya Sudah Lama Rencanakan Serang India!

Siswa pendidikan komando Marinir akan digembleng dalam suasana latihan seperti perang sungguhan.

Begitu usai salat Subuh, mereka langsung berlatih keras sepanjang hari menggunakan pakaian tempur lengkap dan berlatih sepanjang hari.

Untuk membangunkan para prajurit yang sangat mudah tertidur itu, biasanya pelatih menggunakan ledakan granat plastik selama tiga kali disusul tentetan bunyi tembakan.

Semua siswa komando mengenakan ransel di punggung yang beratnya sekitar 20 kg dan masing-masing prajurit membawa senapan serbu AK-47.

Baca Juga: Kim Jong-un Kembali Dihantam Rumor, Disebut Habiskan Uang Jutaan Dolar untuk Selundupkan Barang-barang Ini, Pakar Juluki Keluarga Kim 'Kriminal Terorganisir'

Hampir semua kegiatan untuk menggembleng pasukan komando itu dilakukan dalam kondisi berlari.

Pendidikan komando Marinir yang dilaksanakan selama tiga bulan ini memang penuh dengan ujian ketahanan baik mental, fisik maupun intelegensia serta tidak mengenal kompromi.

Ada lima tahapan berat yang harus dilewati untuk dapat menyelesaikan pendidikan guna mendapatkan baret ungu Marinir ini.

Baca Juga: Padahal Masih Mudah Ditemukan, Uang Kertas Ini Diperkirakan Harganya Menggila dan Menjadi Buruan Kolektor, Segera Simpan Jika Masih Memilikinya

Tahap Laut menjadi ujian pertama yang harus dilalui, kemudian beranjak ke Tahap Komando, Tahap Hutan, dan Tahap Gerilya Lawan Gerilya (GLG).

Tahap yang terakhir adalah Tahap Lintas Medan dengan menempuh jarak 300 km dari Banyuwangi menuju Surabaya.

Jarak itu ditempuh dengan berjalan kaki memotong 4 pegunungan di Jawa Timur.

Agar semua siswa komando mampu mengikuti semua latihan yang sangat berat itu, para pelatih menyiapkan dukungan berupa makanan yang cukup memadai.

Tapi jangan dibayangkan menu makanan itu seperti nasi bungkus atau nasi kotak yang dipesan dari rumah makan atau katering tertentu.

Semua menu makanan untuk siswa komando Marinir dimasak oleh para pelatihnya karena semua pasukan Marinir pada umumnya mahir memasak.

Baca Juga: Punya Payudara Seberat 30 kg, Wanita Ini Nyaris Membuat Pasangannya Terbunuh Saat Berhubungan Intim Karena Tak Kuat Menahan 'Bebannya', Kisahnya Mengejutkan

Salah satu ketrampilan yang dilatihkan dalam pendidikan komando TNI pada umumnya adalah agar pasukan komando mengenal beragam jenis tanaman dan hewan untuk survival sekaligus cara memasaknya.

Acara makan siang memang merupakan acara yang sangat luar biasa bagi semua siswa pendidikan komando karena kondisinya selalu sangat lapar akibat latihan yang begitu keras.

Maka menu makan siang yang biasa disajikan kepada para siswa komando Marinir juga sangat istimewa.

Biasanya menunya berupa nasi putih sayur mayur seperti pecel lauk tahu tempe dan sebutir telur mentah.

Sebelum disantap menggunakan tangan menu “nasi komando” semuanya dicampur terlebih dahulu kemudian baru diguyur telur mentah lalu diaduk lagi.

Baca Juga: Aktivitas Baru di Laut China Selatan, Foto Satelit Ini Temukan Waduk Air Tawar di Salah Satu Pulau Buatan Beijing Padahal Perlu Ratusan Tahun untuk Membentuknya: 'Pembuatannya Lebih Cepat dari Dugaan Awal'

Bagi orang biasa menyantap "nasi komando" mungkin bisa muntah.

Tapi bagi siswa komando Marinir yang sudah sangat lapar menu “nasi komando” itu hanya ada dua rasa: enak dan enak sekali; dan harus dimakan tanpa sisa.

Pasalnya kalau makan sampai meninggalkan sisa hukuman berat dari para pelatih siap menunggu.

Moh Habib Asyhad

Artikel Terkait