Advertorial

Situasi Memanas, China dan India Mulai 'Adu Kekuatan' di Perbatasan Galwan, Selain Bangun Pos Militer Pasukan China Lakukan Aktivitas Ini Untuk Persiapan Perang

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pascabentrokan itu kedua negara terus memperkuat pasukan militernya di lembah Galwan, baik India maupun China
Pascabentrokan itu kedua negara terus memperkuat pasukan militernya di lembah Galwan, baik India maupun China

Intisari-online.com - Baik China maupun India kedua negara ini mungkin sama-sama memiliki kekuatan militer yang cukup mumpuni di Asia.

Kedua negara ini sama-sama memiliki senjata nuklir yang kuat, hal itu membuatnya menjadi ancaman dunia jika perang terjadi.

Saat ini kedua negara ini semakin memanas pasca bentrokan mematikan yang terjadi Senin (15/6) di lembah Galwan.

Dalam bentrokan berdarah itu setidaknya ada 20 prajurit India yang dilaporkan tewas.

Baca Juga: Digambarkan Seperti Hidup di 'Neraka', Balita Ini di Kandang di Ladang Ganja Bersama 513 Tikus, 8 Ular Sanca dan 56 Anjing, Saat Ditemukan Kondisinya Miris

Sementara itu, kedua negara tidak ada yang mau disalahkan, China menuduh India melakukan provokasi terlebih dahulu.

Sementara India menuduh China melakukan aktivitas yang melanggar kedaulatan India.

Pascabentrokan itu kedua negara terus memperkuat pasukan militernya di lembah Galwan, baik India maupun China.

Melansir SCMP melalui 24h, pada Sabtu (27/6/2020), gambar satelit yang dirilis oleh perusahaan teknologi Maxar mengungkapkan aktivitas militer Tiongkok.

Baca Juga: Bukan Amerika, Di balik Bentrokan China-India, Terkuak Ternyata Negara Inilah yang Menjadi Faktor Pemicu dalam Konflik Tersebut

Menurut laporan itu, Tiongkok terus membangun pos-pos militer di lembah Galwan.

Selain itu Tiongkok juga terus melakukan peningkatakan aktivitas militer seperti berlatih menembak langsung di Tibet.

Kemudian, pasukan China juga melakukan setidaknya tiga latihan dalam dua minggu terakhir.

Pada 24 Juni, tentara Tiongkok melakukan latihan di Tibet, untuk menguji logistik dan kemampuan teknis barikade pertempuran garis depan.

Sebelumnya, Tank China Type 15 telah berlatih menembak dengan senjata self-propelled PLZ-07, Type 81 122mm dan peluncur granat multi-laras.

Liu Jian, komandan yang berpartisipasi dalam latihan mengatakan, tujuannya untuk menguji kemampuan musuh.

Baca Juga: Negaranya Saja Tak Punya Sumber Daya, Apalagi Usahanya Tak Jelas, Terkuak Ini Rahasia Mengapa Kim Jong-Un Bisa Hidup Mewah

Mereka mencapai target dalam 1.800 meter dari Tank tipe 15, kemudian penembak harus mengenai target dalam waktu 8 menit, saat tank bergerak.

Di Tibet Selatan, militer China berlatih giat dengan partisipasi helikopter dan pesawat tak berawak.

Sementara di sisi lain, India juga telah melakukan peningatan aktivitas militer dengan memobilisasi tank tempur utama Bhisma T-90 ke tepi lembah Galwan.

Prajurit India juga terus melakukan patroli udara, untuk mendukung infanteri darat.

Adu kekuatan militer antara China dan India ini juga menarik perhatian banyak pakar.

Malcom Davis, seorang pakar China di Strategic Policy Institute di Australia mengatakan militer China dan India tengah menunjukkan kesiapan mereka berperang di perbatasan.

Baca Juga: Dikenal Punya 'Gunung Emas', Berapa Banyak Emas yang Dimiliki Indonesia? Ini Dia 10 Daftar Negara Dengan Emas Terbanyak di Dunia

Davis berpendapat, bahwa konflik terbatas dapat terjadi antara keduanya.

Tetapi hampir tidak akan meledak menjadi perang dalam skala penuh.

"Saya pikir, kedua belah pihak akan menemukan cara untuk meredakan ketegangan, jika kampanye militer terjadi, itu akan terbatas," katanya.

Ben Ho, analis militer Singapura mengatakan India bisa memilih solusi militer terbatas dan China akan meresponnya.

"Kekhawatiran strategis China adalah untuk bersaing dengan Amerika Serikat di Pasifik Barat, sehingga Beijing tidak akan menempatkan semua upaya untuk berurusan dengan India," katanya.

Zhou Chenming, analis militer Beijing menegaskan, China membawa banyak senjata ke perbatasan dengan tujuan supaya kedua negara memiliki sistem logistik yang baik.

"Jika konflik meningkat, semuanya bisa di luar kendali, tetapi China dan India tidak menginginkan hal ini," katanya.

Artikel Terkait