Advertorial

Covid Hari Ini 26 Juni 2020: Kasus di Indonesia Meningkat Tembus 50 Ribu, Ini Respon Walikota Risma Saat Jokowi Minta Jatim Turunkan Pasien Covid-19

May N

Editor

Intisari-online.com -Berikut adalah perkembangan terbaru kasus Covid-19 di Indonesia.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto menyebutkan, masih ada penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 hingga Jumat (26/6/2020).

Menurut Yurianto, berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga Jumat pukul 12.00 WIB, ada penambahan 1.240 kasus baru Covid-19.

Jumlah ini didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 22.819 spesimen dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: Tanda-tanda Hamil 7 Minggu, Jerawat Mulai Muncul dan Air Liur Ekstra

"Sehingga, secara akumulatif ada 51.427 kasus positif Covid-19 (di Indonesia) sampai saat ini," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat sore.

Berdasarkan data yang dipaparkan Yuri, kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 27 provinsi.

Dari data tersebut, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, yakni Jawa Timur (356 kasus baru) dan DKI Jakarta (205 kasus baru).

Kemudian, Jawa Tengah (177 kasus baru), Sulawesi Selatan (172 kasus baru), dan Bali (49 kasus baru).

Baca Juga: Hati-hati, Larang Anak Laki-laki Menangis Seperti yang Dilakukan Raffi kepada Raftahar Berbahaya Bagi Mentalnya Ketika Dewasa

Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 448 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Selain itu, Yurianto menyampaikan, ada tujuh provinsi yang tidak terdapat kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Presiden Jokowi memberikan waktu dua minggu bagi Jatim untuk menurunkan secara signifikan angka Covid-19 di Jatim, termasuk Surabaya.

Menurut Risma pihaknya terus bekerja totalitas agar pandemi ini terus dapat dikendalikan di Surabaya.

Baca Juga: 5 Senjata Paling Berbahaya Yang Pernah Dibuat oleh Umat Manusia, Salah Satunya Senapan Kereta Api Jerman yang Satu Ini!

"Kita kerja mulai kemarin-kemarin, kita terus bekerja," kata Risma saat ditemui di kediaman Wali Kota, Kamis (25/6/2020).

Risma menjelaskan, untuk saat ini, kasus penularan di Surabaya banyak terjadi di lingkungan keluarganya.

Artinya, ketika ada satu orang yang positif dalam satu keluarga dia bisa menulari anggota keluarganya lain.

Untuk itu, Risma meminta jajarannya agar bagaimana caranya ketika ada satu temuan positif untuk diminta isolasi dan rawat inap.

Baca Juga: Misteri Raksasa 18 Meter Berumur 500 Tahun Terkuak, 'Hidup Damai' di Laut Baltik, Ini Penampakannya

Ini dilakukan lantaran untuk mengurangi risiko tertularnya anggota keluarga lain dari virus global ini.

"Saya minta temen-temen untuk nekan, jadi misalnya satu keluarga itu ada yang positif itu harus bisa mengajak untuk rawat inap, supaya gak nulari keluarganya," terang Risma.

Kemudian, Risma juga menjelaskan pihaknya bakal melakukan beberapa fokus pada kawasan tertentu yang terbilang butuh penanganan khusus. Misalnya, untuk sekitar Kecamatan Gubeng dan Tambaksari.

Itu karena didapati banyak temuan warga yang reaktif saat pemeriksaan massal di kota pahlawan.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Tanda Tubuh Kekurangan Mineral Selenium, Napas Pendek!

Sehingga, dalam waktu dekat ini, Risma mengaku bakal melakukan komunikasi khusus dengan seluruh RT/RW di dua kecamatan tersebut.

Terlebih kawasan itu banyak rumah kos yang tersebar disana. Hal itu pula yang nanti bakal dikomunikasikan khusus dengan RT/RW setempat.

"Kita butuh penanganan khusus untuk itu," ujar Risma yang juga merupakan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya itu.

Apalagi, rencananya mulai besok bantuan dari BNPB akan kembali melakukan pemeriksaan massal di Surabaya.

Baca Juga: Tak Tahu Covid-19, Tak Tahu Negara yang Ditujunya Juga Sedang Perang, Inilah Kisah para Imigran di Rute Migrasi Paling Berbahaya di Dunia

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu unit mobil pemeriksaan dari BNPB di Surabaya sempat pamit dari kota pahlawan.

Hal itu bakal banyak membantu selain Pemkot saat ini tengah menyiapkan laboratorium.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi meminta agar dalam waktu dua minggu ini kasus covid-19 di Jawa Timur bisa diturunkan secara signifikan.

Hal itu ditegaskan Presiden Jokowi saat rakor virtual dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 se-Jatim secara di Gedung Negara Grahadi, Kamis (25/6/2020) siang.

Baca Juga: Hasil Keluyuran Turis Asing di Belantara Nusa Tenggara Timur, Temukan Gua Istana Ular, Dipimpin Ular Putih Raksasa 23 Meter, Tidak Bisa Sembarang Orang Masuk, Begini Caranya

“Angka positif yang terkena covid-19 di Jatim ada 183 yang bertambah kemarin, ini terbanyak di Indonesia, hati-hati ini terbanyak di Indonesia. Tapi juga yang menumbuhkan optimisme kita angka kesembuhan juga berada di posisi yang lumayan yaitu 31 persen,” kata Presiden Joko Widodo.

“Oleh sebab itu saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul betul kita lakukan bersama sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini. Baik itu di gugus tugas, di provinsi, di kota dan kabupaten dan seterusnya sampai ke rumah sakit kampung desa semuanya ikut bersama sama melakukan manajemen krisis dan menurunkan angka positif tadi,” tegas Presiden.

(Dian Erika Nugraheny, Yusron Naufal Putra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE 26 Juni: Sebaran 1.240 Kasus Baru Covid-19, Jatim Bertambah 356" dan disurya.co.id dengan judul "Respons Walikota Risma soal Jokowi Minta Dua Minggu Jatim Turunkan Kasus Covid-19, termasuk Surabaya"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait