Advertorial
Intisari-online.com -India mengalami ketegangan dan layaknya dihimpit oleh negara-negara di sekitarnya.
Di tengah ketegangan dengan China memperebutkan perbatasan Ladakh dan Aksai Chin, India juga diributkan dengan tuntutan Nepal terkait wilayah perbatasan.
Melansir South China Morning Post, pada Kamis Nepal memutuskan untuk menyetujui peta teritorial baru yang penuh kontroversi.
Disebut kontroversial karena teritorial yang diklaim Nepal tersebut juga merupakan wilayah rebutan China dan India.
Keputusan Nepal ini bukanlah keputusan tanpa sebab.
Nepal memutuskan untuk mengklaim sebagian wilayah sengketa tersebut karena sudah ketahui jika kondisi antara India dan China memanas.
Sejak berita laporkan bentrokan dengan batu antara tentara India dan China di lembah Galwan, dengan 20 tentara India meninggal, Kathmandu tidak sampaikan rasa duka cita sama sekali.
Hal ini buktikan jika upaya China untuk memperkuat pengaruhnya di wilayah tersebut telah membuat hubungan bilateral India dan Nepal yang awalnya damai menjadi genting.
Selanjutnya, pada Kamis, presiden dan parlemen Nepal setujui peta yang menandai 62 kilometer persegi daratan wilayah Kalapani, yang saat ini terdaftar menjadi wilayah India.
Nepal sebutkan wilayah tersebut menjadi teritori mereka.
India sebelumnya telah menolak peta tersebut, dan menyebutnya "pendekatan asertif lewat kartografi yang tidak adil" dan "klaim buatan yang dilebih-lebihkan" tidak berdasarkan fakta sejarah atau bukti tertentu.
Namun menteri hukum Nepal Shiva Maya Tumbahamphe menyebutkan kepada parlemen pada Kamis: "kami punya cukup bukti dan kami akan duduk dengan India untuk selesaikan pertikaian ini melalui negosiasi diplomatik."
Menambahkan ketegangan, pimpinan tentara Nepal Jenderal Purna Chandra Thapa pada Rabu mengunjungi pos perbatasan tepi barat India-Nepal dekat dengan area Kalapani.
Sementara Menteri Hubungan Luar Negeri India tidak secara resmi merespon persetujuan Nepal terkait peta itu, tindakan ini sebabkan kekhawatiran di New Delhi.
Beberapa sumber sebutkan pembicaraan tidak resmi mengenai dua negara untuk menghindari meningkatnya ketegangan telah gagal.
Ketegangan Senin lalu juga membuat India merasa terancam sehingga kemungkinan untuk menyerahkan wilayah Kalapani ke Nepal jauh dari mungkin.
Untuk informasi, wilayah Kalapani berada di pertigaan antara Nepal, India dan China.
Sama dengan ketidaksepakatan antara India dan China, Nepal dan India membagi perbatasan terbuka yang selalu diperebutkan selama 200 tahun.
Perjanjian Sugauli tahun 1816 antara Nepal dan India koloni Inggris menandai Sungai Mahakali sebagai perbatasan lama Nepal dengan India.
Namun kedua negara tidak setuju mengenai lokasi sungai tersebut.
Meski hal ini adalah aspek tidak nyaman dalam ikatan bilateral mereka, kedua belah pihak sebelumnya tidak pernah tunjukkan niat untuk menambah ketegangan.
"Isu tersebut sering disebutkan dalam perjanjian diplomatik tetapi tidak ada dari kedua belah pihak yang agresif menyerang satu sama lain," ujar pensiunan duta besar Ranjit Rae, yang bertugas menjadi duta besar India untuk Nepal dari tahun 2013 sampai 2017.
Penyebab ketegangan kedua negara adalah keputusan India untuk melakukan blokade ekonomi tidak resmi kepada Nepal tahun 2015.
Blokade tersebut mengganggu suplai bahan makanan dan bahan bakar ke Nepal.
Saat itu, New Delhi berdalih ketegangan di Nepal membuat supir suplai takut menyeberang perbatasan.
Blokade tersebut menyakiti Nepal, sebab kedua negara memiliki hubungan asimetris.
Nepal selama ini menggantungkan ekonominya kepada India, yang juga merupakan partner dagang terbesar mereka.
Baca Juga: Rudalnya Mampu Jangkau Target Sejauh 280 Km, Menhan Iran Sebut Musuh-musuh Iran Ketakutan
Nepal juga bergantung dengan India karena India memiliki GDP jauh lebih besar dari GDP Nepal.
Kemudian, November 2019, India mempublikasikan peta teritorial baru setelah mencaplok otonomi Jammu dan Kashmir.
India mengubah wilayah itu menjadi dua negara bagian federal dan tunjukkan Kalapani termasuk wilayah milik India.
"Itulah akar permasalahan saat ini. Sampai saat itu, Kathmandu tidak pernah mempersalahkan klaim mereka di peta tersebut.
"Namun setelah mereka melihat India melakukannya, ketegangan meningkat di pemerintahan Nepal," jelas Dr Pramod Jaiswal, direktur peneliti di Nepal Institute For International Cooperation and Engagement.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini