Advertorial

Padahal Lembah Galwan Kering dan Tidak Ada Tumbuhan, Mengapa China dan India Memperebutkannya hingga Banyak Tentara Kedua Negara yang Tewas?

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com - Ketegangan antara India dan China terkait dengan konflik perbatasan semakin meingkat.

Terlebih setelah terjadinya bentrokan antara tentara India vs China pada Senin (15/06) malam yang mengakibatkan sedikitnya 20 tentara India tewas.

Kedua pihak telah menggelar aksi protes terkait bentrokan di wilayah perbatasan Himalaya yang disengketakan tersebut.

China belum merilis angka kematian dalam bentrokan vs India tersebut.

Baca Juga: Tak Hanya Tembus 1 Juta Kasus, Brasil Juga Menuju Negara Dengan Kasus Kematian Tertinggi Akibat Covid-19

Laporan-laporan di media India, yang belum dikonfirmasi, mengatakan sedikitnya 40 pasukan China tewas.

Beberapa prajurit India diyakini hilang. Pada hari Rabu (17/06), Beijing mengutip pernyataan militer bahwa China "berdaulat atas wilayah Lembah Galwan".

Lembah Sungai Galwan merupakan daerah dataran tinggi dengan iklim yang keras. Lembah Sungai Galwan terletak di sepanjang sektor barat Line of Actual Control (LAC) wilayah kekuasaan India dan dekat dengan Aksai Chin.

Meski diklaim oleh India, wilayah yang menjadi sengketa tersebut dikendalikan oleh Cina.

Baca Juga: 'Israel Itu Negara Penjahat,' Ucap Mahathir Saat Dulu Malaysia Dicoret Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia karena Alasan Berikut Ini...

Laporan-laporan media mengatakan bahwa pasukan India dan China bentrok di punggung bukit setinggi hampir 4,3 kilometer di sepanjang medan yang curam.

Beberapa prajurit bahkan jatuh ke Sungai Galwan yang mengalir deras dalam suhu di bawah nol.

Pada Selasa (16/06) malam, tentara India mengkonfirmasi bahwa 17 dari mereka yang tewas "terluka parah saat bertugas di lokasi pertikaian dan terpapar pada suhu di bawah nol di dataran tinggi".

Diperkirakan beberapa tentara meninggal karena luka-luka mereka, tidak mampu bertahan dalam suhu dingin selama satu malam.

Baca Juga: Sejarah Yahudi Tak Banyak Diketahui, Begini Kisah Zabulon Simintov, Seorang Pria yang Diyakini Sebagai Yahudi Terakhir di Afghanistan

Ladakh, wilayah dengan bukit-bukit yang puncaknya tertutup salju dan lembah-lembah kering, adalah dataran tertinggi di India, 3.000 m (9.800 kaki) di atas permukaan laut.

Tempat ini adalah gurun dingin dengan suhu mencapai -20C pada musim dingin.

Jarang ditemukan tumbuh-tumbuhan di tanahnya yang longgar dan berpasir, kecuali di sepanjang aliran sungai dan lahan basah, serta di beberapa lereng tinggi dan lahan irigasi.

Penyebab utama kematian pada ketinggian dan suhu yang ditemukan di Ladakh adalah radang dingin (frostbite), kondisi yang disebut edema paru di ketinggian (high-altitude pulmonary oedema) yang terjadi orang dari dataran rendah naik dengan cepat ke ketinggian lebih dari 2.500 m, dan kondisi medis lain yang disebut edema serebral di ketinggian (high-altitude cerebral oedema), yaitu pembengkakan otak dengan cairan karena efek fisiologis dari perjalanan ke tempat yang tinggi.

Pengamat militer mengatakan bahwa wilayah yang tidak ramah ini secara tradisional merupakan wilayah damai LAC.

Jadi apa yang menyebabkan bentrokan pada hari Selasa, yang pertama di lembah Ladakh sejak 1962 ketika India dikalahkan China dalam satu-satunya perang mereka?

"Wilayah Galwan sekarang telah menjadi titik panas karena di situlah LAC paling dekat dengan jalan baru yang dibangun India di sepanjang daerah paling terpencil dan rentan di sepanjang LAC di Ladakh," kata Ajai Shukla, seorang pengamat militer India yang merupakan mantan kolonel di tentara, kepada BBC pada bulan Mei.

Jalan sepanjang beberapa ratus kilometer itu dibangun pada tahun 2019 dan terhubung dengan pangkalan udara yang telah diaktifkan kembali oleh India di Daulat Beg Oldi, dikenal sebagai tempat pendaratan tertinggi di dunia. China curiga pada pembangunan India di daerah itu.

Baca Juga: Saat Inggris Berencana Menghancurkan Seluruh Pangkalan Militer TNI, Paman Pangeran Charles Malah Beri Peringatan: 'Inggris Akan Malu Besar Jika Tak Berani Pulang Lewat Selat Sunda'

Jalan itu bisa meningkatkan kemampuan Delhi untuk menggerakkan tentara dan alat-alat dengan cepat jika terjadi konflik.

Pada bulan Mei, laporan-laporan media mengatakan pasukan China memasang tenda, menggali parit, dan memindahkan alat berat sejauh beberapa kilometer di dalam wilayah yang oleh India dianggap berada dalam kekuasaannya.

Ini bukan pertama kalinya dua negara bertetangga dan bersenjata nuklir itu bertikai tanpa senjata api di perbatasan.

India dan China memiliki riwayat sengketa dan klaim wilayah yang tumpang tindih di sepanjang lebih dari 3.440 km LAC yang memisahkan kedua negara.

Penembakan terakhir di perbatasan terjadi pada tahun 1975, ketika empat tentara India terbunuh di sebuah jalan terpencil di negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut.

Bentrokan itu digambarkan sebagai penyergapan oleh sebagian mantan diplomat, dan kecelakaan oleh yang lain. Tapi tidak ada peluru yang ditembakkan sejak saat itu.Akar dari pertikaian tanpa senjata api ini adalah perjanjian bilateral pada tahun 1996 yang mengatakan "tidak ada pihak yang boleh menembak ... melakukan operasi ledakan atau berburu dengan senjata atau bahan peledak dalam jarak dua kilometer dari LAC".

Namun telah terjadi konfrontasi yang tegang di sepanjang perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Peringatkan Penyebaran Virus Corona di Kapal yang Ia Pimpin, Kapten Kapal Induk USS Theodore Roosevelt Justru Dicopot dari Jabatannya Oleh AL Amerika, Mengapa?

Pada bulan Mei, tentara India dan China saling baku hantam di wilayah perbatasan, tepatnya di Danau Pangong, juga di Ladakh, dan di negara bagian Sikkim di timur laut India.

India menuduh China mengirim ribuan tentara ke Lembah Galwan di Ladakh dan mengatakan China menduduki 38.000 km persegi dari wilayahnya.

Beberapa perundingan dalam tiga dekade terakhir telah gagal menyelesaikan perselisihan soal perbatasan ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lembah Galwan, Kawasan Tinggi dan Sangat Dingin, Mengapa Diperebutkan?"

Artikel Terkait