Meski demikian, bukan berarti China adalah negara dengan keuangan melimpah, nyatanya mereka memiliki jumlah utang yang tidak sedikit.
Pada Mei 2020, China memiliki jumlah utang senilai 5,48 triliun dollar AS (Rp77 ribu triliun), menurut Global & Poor's Global Ratings.
Kondisi itu semakin diperparah dengan pandemi Covid-19 yang ikut memukul perekonomian China.
Menurut NBS Ekonomi Tiongko masih menghadapi masalah luar biasa, dengan kekhawatiran akan potensi gelombang kedua infeksi virus corona yang memicu penguncian di Beijing.
Juru Bicara NBS, Fu Linghui, mengatakan, "Pandemi di luar negeri masih berkecamuk dan ekonomi global menyusut parah."
"Kontrak dan konsumsi domestik dibatasi, sementara momentum investasi manufaktur tidak memadai," katanya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR