Advertorial
Intisari-Online.com -Sebuah negara yang sama-sama dicap sebagai sarangnya kartel narkoba oleh Amerika Serikat bertekad untuk menjual minyak ke Venezuela jika diminta.
Negara ini berani berjanji untuk melaksanakan pernyataan tersebut meski Amerika Serikat mengancam akan menjatuhkan sanksi.
Bagi negara ini, membantu negara lain karena alasan kemanusiaan jauh lebih baik dibandingkan harus tunduk pada hegemoni AS.
Bagi mereka, apa yang dilakukan AS pada Venezuela tak ubahnya sebagai upaya menghancurkan suatu negara.
Apalagi, negara ini juga menganggap dirinay sebagai negara merdeka yang bebas membuat keputusan sendiri.
Meski sebenarnya negara ini sendiri memiliki hubungan ekonomi yang sangat kuat dengan AS.
Namun, negara di Amerika Latin ini juga sudah sangat geram dengan berbagai serangan Presiden AS Donald Trump kepada rakyatnya.
Negara apa yang dimaksud?
Negara yang dimaksud tidak lain adalah tetangga di Selatan AS, yaitu Meksiko.
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengatakan pada Senin (15/6/2020) bahwa ia akan bersedia menjual bensin ke Venezuela untuk alasan kemanusiaan meskipun ada sanksi Amerika Serikat terhadap negara Amerika Selatan itu.
"Venezuela belum mengajukan permintaan kepada kami, tetapi jika itu adalah kebutuhan kemanusiaan, kami akan melakukannya," kata López Obrador saat berkunjung ke negara pantai Veracruz, negara pantai Teluk.
“Kami bebas, Meksiko adalah negara merdeka, berdaulat, kami membuat keputusan sendiri dan kami tidak terlibat dalam kebijakan negara lain."
López Obrador juag menekankan bahwa kebijakannya adala bentuk penentuan sendiri dari nasib rakyatnya.
“Tidak ada yang memiliki hak untuk menindas orang lain, tidak ada hegemoni yang dapat menghancurkan negara lain,” tambahnya.
Posisi tersebut dapat menekankan hubungan dengan Amerika Serikat, tetangga Meksiko dan mitra dagang terbesar.
López Obrador telah berhasil menavigasi hubungan positif dengan Presiden AS Donald Trump, sambil menyingkirkan serangan Trump yang lebih luas terhadap orang-orang Meksiko dan migran.
Namun, kepastian Meksiko untuk menjual bahan bakar kepada Venezuela sebenarnya terbebani oleh masalah di negara mereka sendiri.
Meskipun merupakan negara penghasil minyak, kurangnya kapasitas pengilangan memaksa untuk membeli sebagian besar bensinnya dari Amerika Serikat.
Kementerian Energi negara itu mengatakan tahun lalu bahwa tiga perempat bensin Meksiko diimpor.
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi yang ditujukan untuk mencekik administrasi Venezuela (pemimpin sosialis Nicolás Maduro dan telah mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sah Venezuela, meskipun ia tidak memiliki kekuatan de facto di dalam negeri.
Meksiko belum mengakui Guaido, sejalan dengan kebijakan luar negeri non-intervensi yang disukai oleh Lopez Obrador.
Kementerian Luar Negeri Meksiko tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tetapi harus mengimpor bensin karena produksi telah anjlok.
Para kritikus menyalahkan korupsi dan salah kelola sementara Maduro menyalahkan tekanan ekonomi A.S.
Ancaman tindakan hukum dan keuangan AS telah membuat beberapa perusahaan di Cina dan Rusia menghentikan beberapa transaksi industri minyak dengan Venezuela, meskipun Iran - yang juga dalam sanksi - mengirim lima tanker bensin ke Venezuela bulan lalu.
Salah satu proyek khas López Obrador adalah membangun kilang baru untuk meningkatkan kapasitas penyulingan negara.