Pasukan SS digerakan pada 30 Juni 1934 untuk menangkapi dan menghabisi pimpinan SA yang kesetiaannya diragukan oleh Hitler.
Sejumlah pimpinan SA langsung ditembak di tempat, sementara Roehm dijebloskan ke penjara Stadelheim, tempat ia pernah dibui karena membantu Hitler dalam kudeta gagal tahun 1923.
Di sini, ia dipaksa membuka bajunya, dan dengan bertelanjang dada menghadapi Dietrich dan orang-orang lain yang dikenalnya, yang kini bertindak sebagai algojo.
Roehm hanya sempat berkata, “Oh, mein Fuhrer,” sebelum tubuhnya dihujani peluru.
Berapa pimpinan SA yang terbunuh hari itu, tidak pernah jelas karena eksekusinya dilakukan di berbagai tempat yang berlainan.
Pembersihan terhadap Roehm serta elemen yang tidak disukai Hitler menunjukkan bahwa pemerintahan Nazi tak ubahnya seperti ‘pemerintahan gangster’ yang saling bunuh di antara bekas teman sendiri.
Peristiwa teror dan pembantaian tersebut kemudian dikenal sebagai The Night of the Long Knives alias Malam Pisau Panjang.
Tetapi peristiwa ini sekaligus menunjukkan betapa pasukan SS membuktikan loyalitas total mereka dengan menjalankan perintah secara membuta.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR