Advertorial

Setelah Lockdown Dicabut, Kasus Virus Corona di Pakistan Langsung Melonjak Lebih dari 100.000, 'Kami Buka Negara Karena Pakistan Negara Miskin'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - HinggaRabu (10/6/2020) pukul 20.00 WIB, Pakistan menempati urutan ke 15 sebagai negara dengan kasus virus corona (Covid-19) terbanyak di dunia.

Tercatat ada lebih dari113.700 kasus infeksi virus corona dengan 2.255 kasus kematian.

Tak hanya itu, lima dari sembilan hari di bulan Juni telah mencatat peningkatan kasus harian.

Infeksi harian meningkat sekitar 1.700 per hari sebelum relaksasi mejadi 5.385 kasus baru pada 9 Juni 2020.

Baca Juga: Dulu Dianggap Monster Karena Penampilannya yang 'Berbeda', Tak Disangka 20 Tahun Kemudian Kecantikan Gadis Ini Justru Banyak Dikagumi

Melihat hal ini,Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan agar pihak berwenang Pakistan memberlakukan kembali lockdown yang ketat.

Imbauan ini disampaikan demi mengekang penyebaran virus corona di Pakistan.

Sebagaimana diketahui, kasus-kasus virus corona yang dikonfirmasi di Asia Selatan mengalami meningkat secara eksponensial semenjak lockdown dicabut bulan lalu.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Indonesia Tempati Urutan ke-97 dari 100 Negara Teraman dari Covid-19 di Dunia!

Palitha mengatakan, Pakistan tidak memenuji salah satu dari enam kriteria teknis dariWHOuntuk melonggarkan lockdown.

"Sampai hari ini, Pakistan tidak memenuhi syarat untuk membuka lockdown," terang surat tersebut.

Lebih lanjut, kini pemerintah Pakistan yang dipimpin Perdana Menteri Imran Khan telah memberlakukan pencabutan lockdown dan melaksanakan new normal.

Faktanya, pencabutan lockdown malah membuat meroketnya kasus virus corona di Pakistan.

Tingkat infeksi virus corona di Pakistan terlalu tinggi

Lebih jauh, dalam suratnya,WHOmenegaskan tingkat infeksi virus corona di Pakistan.terlalu tinggi.

Ini menunjukkan, tidak cukup pengujian yang dilakukan pemerintah Pakistan.

Terkait hal itu,WHOmerekomendasikan agar Pakistan meningkatkan pengujian harian menjadi lebih dari 50 ribu per hari.

Saat ini, kapasitas pengujian di Pakistan sekira setengah dari jumlah itu.

Baca Juga: Setelah Jakarta dan Surabaya, Makasar Disebut Masuk Zona Merah Covid-19, Gubernur Sulawesi Selatan Jelaskan Begini Alasannya

WHO juga mengatakan, sistem pengawasan Pakistan untuk mengidentifikasi, menguji, mengisolasi, perawatan medis dan pelacakan kontak terbilang lemah.

"Kapasitan terbatas dalam memberikan perawatan (hanya 751 ventilator) dan populasi tidak siap untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku," terang Mahipala.

PM Khan menolak menerapkan kembali lockdown

Lebih jauh, Perdana Menteri Khan telah lama dikabarkan menolak menerapkan kembali tindakan lockdown.

Dia juga mengesampingkan kemungkinan dalam pernyataan yang dibuat awal pekan ini.

"Meski pun pembatasan lockdown memperlambat penyebaran virus, kit ajuga harus menyadari, bahwa Pakistan adalah negara miskin," katanya dalam pidato yang disiarkan TV pada Senin (8/6/2020).

"Kita tidak punya pilihan selain membuka kembali Pakistan," paparnya.

"Seluruh dunia mengerti bahwa lockdown bukanlah solusi," tambahnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "WHO Desak Pakistan Berlakukan Kembali Lockdown untuk Mengekang Virus Corona")

Baca Juga: Bebas Virus Corona,Selandia Baru Langsung Terapkan Kehidupan Normal Kembali Setelah Tak Ada Kasus Baru Covid-19 dalam17 Hari Berturut-turut

Artikel Terkait