Advertorial

Dulu Dianggap Monster Karena Penampilannya yang 'Berbeda', Tak Disangka 20 Tahun Kemudian Kecantikan Gadis Ini Justru Banyak Dikagumi

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Menurut Anda, wanita yang cantik itu seperti apa?

Jawabannya mungkin yang memiliki kulit putih, tinggi, berwajah kecil, atau yang berambut pirang.

Faktanya, cantik itu relatif. Tergantung di mana Anda tinggal.

Seperti kisah di bawah ini.

Baca Juga: Setelah Jakarta dan Surabaya, Makasar Disebut Masuk Zona Merah Covid-19, Gubernur Sulawesi Selatan Jelaskan Begini Alasannya

Pooja Ganatra yang tinggal di India, selalu diintimidasi dan dijauhi karena penampilannya yang tidak biasa.

Mengutip dariGood Times pada(13/01/2018), Pooja berkata, "Ketika saya lahir, keluarga saya belum pernah melihat orang yang terlihat seperti saya sebelumnya."

"Karena mereka semua memiliki kulit coklat, rambut hitam, dan mata coklat, seperti kebanyakan orang India."

"Semua orang di lingkungan saya benar-benar terpesona oleh saya dan sangat ingin tahu mengapa saya terlihat sangat berbeda."

Baca Juga: Bebas Virus Corona,Selandia Baru Langsung Terapkan Kehidupan Normal Kembali Setelah Tak Ada Kasus Baru Covid-19 dalam17 Hari Berturut-turut

Wanita yang lahir di Mumbai ini sekarang menjalankan bisnis pakaiannya sendiri.

Dia ingat bahwa bintik-bintik di kulitnya pernah dianggap sebagai penyakit kulit ketika dia masih muda.

"Bintik-bintik saya mulai muncul di mana-mana ketika saya berusia tiga tahun."

"Tidak ada kerabat saya yang pernah mendapatkan bintik-bintik sebelumnya, mereka tidak tahu apa itu," kata Pooja.

"Saya dilarikan ke dokter karena semua orang mengira itu cacat lahir atau penyakit kulit."

Ketika dia menyadari bahwa bintik-bintik itu tidak ganas atau akibat dari penyakit kulit, dia merasa lega.

Namun, kelegaannya tidak berlangsung lama ketika orang sering menatapnya dan bertanya kepadanya tentang kondisi yang unik.

"Orang-orang akan selalu datang dan bertanya, 'Bintik-bintik apa di wajahmu itu?"

"Mengapa kamu memiliki begitu banyak tanda itu?' Itu adalah tantangan mental yang nyata."

Baca Juga: Bak Angin Segar, Indonesia Tempati Urutan ke-97 dari 100 Negara Teraman dari Covid-19 di Dunia!

Dia menambahkan, "Bahkan di tahun pertama saya di universitas, saya ditarik ke samping dan diberitahu untuk tidak mengenakan baju tanpa lengan."

"Karena 'terlalu mencolok' dengan kulit putih saya."

"Tidak ada aturan tentang pakaian tanpa lengan dan setiap gadis berpakaian seperti saya, namun saya diharuskan memakai baju berlengan."

Terlepas dari itu, dia juga memiliki momen lucu mengenai penampilannya.

"Orang India suka foto dengan orang-orang yang tampak berbeda seperti dari luar negeri, jadi saya sering didatangi orang untuk meminta foto bersama."

"Ini terjadi lebih dari 100 kali dalam hidup saya - saya harus mengatakan, 'santai, saya orang India juga'."

"Yang paling lucu adalah ketika saya dikenakan harga orang asing pada fasilitas umum karena mereka pikir saya seorangbackpacker."

"Jadi saya harus membuktikan bahwa saya orang India," kata Poojamengenang saat pengemudi taksi salah mengartikannya sebagai backpacker asing dan terkejut ketika pengemudi mendengarkannya berbicara dalam bahasa Hindi.

Dia melanjutkan, "Ketika saya di Amerika, orang tidak akan percaya ketika saya memberi tahu mereka bahwa saya orang India."

"Bahkan petugas bea cukai di bandara harus melihat dua kali pada paspor saya dan bertanya apakah saya benar-benar dari India."

Baca Juga: Terjadi Banyak Aksi Pengambilan Paksa Jenazah Terindikasi Covid-19, Dokter: Walau Masih Berstatus PDP, Jenazah Tetap Sangat Berbahaya, Ternyata Ini Alasannya

Ayah Pooja, Rajesh (51), memiliki warna kulit yang lebih gelap sementara ibunya, Hemaxi (46), memiliki kulit putih yang lebih terang darirata-rata orang India dan beberapa bintik-bintik, tetapi tidak ada satupun yang ada di wajahnya.

Itu tetap menjadi misteri bagi Pooja dan keluarganya tentang bagaimana dia mendapatkan penampilan yang unik.

"Suatu hari saya ingin mendapatkan tes DNA untuk menemukan lebih banyak informasi tentang leluhur saya karena saya tidak tahu apa-apa tentang itu."

"Saya tidak tahu mengapa sayamelakukan ini,tetapi tes gen bisa menjelaskan banyak hal."

Dia juga tidak menolak gagasan bahwa leluhurnya dari Inggris.

"Nenekku meninggal ketika ibuku masih sangat muda."

"Jadi aku tidak pernah bisa bertanya tentang hal itu, tetapi aku sangat ingin tahu."

Yah bagaimanapun, semoga denga tes DNA, "misteri" itu segera terungkap.(Adrie P. Saputra/Intisari)

Baca Juga: Bukan Akhir Tahun 2019, Tapi Virus Corona Mungkin Sudah Menyebar di China Sejak Agustus 2019, Ini Bukti-buktinya

Artikel Terkait