Advertorial

Sering Dianggap Sebelah Mata, Rupanya Penanganan Virus Corona di Vietnam Tidak Main-main, Angka Kematian Masih Nol ini Buktinya, Bagaimana Caranya?

May N

Editor

Intisari-online.com -Korea Selatan, Hong Kong dan Taiwan.

Ketiganya adalah negara Asia yang telah sukses menangani wabah virus Corona.

Ketiganya juga menjadi acuan bagi dunia jika ditanya negara Asia yang sudah berhasil menangani pandemi ini.

Namun, ada satu negara yang jauh dari sorotan internasional yang justru mereka juga sama berhasilnya dengan ketiga negara tersebut.

Baca Juga: Dipercaya Negara Teraman Dari Virus Corona, Terungkap Beginilah Cara Israel Merawat Pasien Covid-19

Sungguh ironis, padahal negara itu berbatasan dengan China dan terhitung berhasil menangani virus Corona.

Vietnam adalah negara yang dimaksud.

Negara dengan penduduk mencapai 97 juta jiwa itu sejauh ini belum laporkan kematian akibat virus Corona.

Pada Sabtu ini juga hanya tercatat sebanyak 328 kasus terkonfirmasi.

Baca Juga: Wajah Anaknya Berubah Terlalu Cantik Sang Ibu Marah Hingga Tak Mau Akui Anaknya, Tak Disangka Penampilan Aslinya Beda Sekali

Padahal Vietnam berbatasan dengan China dan jutaan pengunjung dari China masuk ke negara itu tiap tahunnya.

Kabar baik bagi Vietnam lainnya adalah Vietnam selama ini dianggap negara berkembang dengan sistem kesehatan canggih yang masih terbatas dibandingkan negara Asia Timur lain.

Vietnam hanya memiliki 8 dokter untuk setiap 10 ribu warga.

Rasio ini sepertiga lebih rendah dibandingkan jumlah dokter di Korea Selatan, menurut World Bank.

Baca Juga: Memiliki Kandungan yang Lemah dan Tanpa Pria, Kedua Gadis Penyuka Sesama Jenis Ini Mendadak Hamil dengan Cara Tak Terduga

Namun penanganan Vietnam terbukti berhasil.

Setelah lockdown nasional selama 3 minggu, Vietnam mengangkat aturan social distancingnya pada akhir April.

Sejak saat itu mereka belum laporkan adanya infeksi lokal virus Corona selama lebih dari 40 hari.

Pusat perbelanjaan dan sekolah juga telah dibuka kembali.

Baca Juga: Ada Objek Tersembunyi, Yuk Mainkan Teka-teki Gambar Seru Berikut Ini!

Dan hidup para warga perlahan-lahan kembali ke normal yang sebenarnya.

Bagi pihak yang skeptis, angka resmi Vietnam memang terlihat terlalu baik untuk jadi kenyataan.

Namun Guy Thwaites, dokter penyakit infeksi yang bekerja di salah satu rumah sakit rujukan pemerintah sebagai rumah sakit Covid-19, mengatakan angka yang ada sesuai dengan kenyataan.

"Aku pergi ke bangsal setiap hari. Aku tahu kasusnya, dan aku tahu tidak ada kematian sampai saat ini," ujar Thwaites.

Baca Juga: Covid Hari Ini 30 Mei 2020: 25.773 Kasus Corona di Indonesia, Sementara Itu Muncul Klaster Baru Covid-19 di Korsel, 251 Sekolah Tutup Lagi

Ia juga kepala Unit Penelitian Klinis di Universitas Oxford, Ho Chi Minh City.

"Jika Anda memiliki penularan komunitas yang tidak terlaporkan atau tidak teratur, maka kami akan segera melihat kasus tersebut di rumah sakit kami.

"Orang-orang datang dengan infeksi dada mungkin tidak terdiagnosa, hal itu tidak pernah terjadi," ujarnya.

Lalu apa faktor yang sebabkan keberhasilan mereka?

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin Virus Corona Sudah Uji Coba Tahap Ketiga, 99 Persen Dikatakan Efektif dan 100 Juta Dosis Akan Segera Diproduksi

Jawabannya, melansir CNN International menurut ahli kesehatan masyarakat, ada pada kombinasi aksi pemerintah, respon awal untuk mencegah penyebaran virus dan pelacakan kontak pasien dan karantina mereka semua.

Serta, yang paling penting, komunikasi publik yang efektif.

Cepat Tanggap

Vietnam segera siapkan langkah tanggulangi virus Corona sebelum kasus pertama telah terdeteksi.

Baca Juga: TNI AL Akhirnya Bongkar Cara China Menangi Persaingan di Laut China Selatan, Pantas Saja China Jumawa dan Sewenang-wenang di Perairan Orang

Saat itu, pemerintah China dan WHO mengatakan tidak ada bukti jelas adanya penularan antar manusia.

Namun Vietnam tidak ingin mengambil risiko.

"Kami tidak hanya menunggu arahan dari WHO. Kami gunakan data yang kami kumpulkan dari luar dan dalam negeri untuk menentukan aksi cepat tanggap kami," ujar Pham Quang Thai, kepala deputi dari Departemen Kontrol Infeksi di Institut Nasional Higienis dan Epidemiologi di Hanoi.

Awal Januari, pengecekan suhu tubuh sudah dilakukan di tempat para penumpang datang dari Wuhan di bandara internasional Hanoi.

Baca Juga: Melalui Rekaman Rahasia, China Diam-diam Siapkan 5.000 Pasukan yang Siap Jika Perang Dunia 3 Terjadi

Pelancong dengan demam diisolasi dan dimonitor dengan seksama.

Kemudian pada pertengahan Januari, Deputi Perdana Menteri Vu Duc Dam perintahkan agen pemerintah untuk lakukan penanganan drastis untuk mencegah penyakit itu masuk ke Vietnam.

Mereka perkuat karantina medis di perbatasan baik di bandara maupun pelabuhan.

Kemudian pada 23 Januari, Vietnam konfirmasi kasus virus Corona pertama mereka, yaitu warga negara China hidup di Vietnam dengan ayahnya.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Sahabat Dekat, Ternyata China Pernah Marah Besar Pada Korea Utara Hingga Berikan Kecaman Keras, Ternyata Hal Sepele Ini Jadi Pemicunya

Ia datang dari Wuhan untuk kunjungi anaknya.

Esoknya, pihak berwenang aviasi Vietnam membatalkan semua penerbangan menuju dan dari Wuhan.

Pada saat libur Imlek, Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc mendeklarasikan perang terhadap virus Corona.

"Melawan epidemi ini bagaikan melawan musuh," ujarnya pada pertemuan Partai Komunis pada 27 Januari.

Baca Juga: Menyandang Julukan 'Putri Salju' Sniper Cantik Rusia Itu Telah Meninggal Dunia di Ujung Bedil Penembak Jitu Lainnya

Tiga hari kemudian, ia bentuk komite penanggulangan wabah nasional.

Hari itu adalah hari yang sama WHO sebutkan virus Corona adalah gawat darurat kesehatan masyarakat internasional.

1 Februari adalah hari Vietnam deklarasikan epidemi nasional, dengan hanya 6 kasus terkonfirmasi di seluruh negara tersebut.

12 Februari, Vietnam mengunci seluruh komunitas perkotaan tempat tinggal 10 ribu warga di utara Hanoi selama 20 hari, sekolah dan Universitas dibuka kembali pada Mei.

Pelacakan Kontak Pasien

Aksi cepat tanggap darurat membuat mereka mencatat angka yang kecil, seperti pada 13 Februari mereka hanya mencatat 16 kasus saja kemudian selama 3 minggu tidak ada infeksi baru sampai gelombang kedua menyerang pada Maret, yaitu seorang warga lokal kembali dari luar negeri.

Pemerintah dengan cepat melacak kontak pasien terkonfirmasi virus Corona dan menempatkan mereka dalam karantina dua minggu.

Pelacakan mereka sangat berhasil sampai tidak hanya mendapatkan orang-orang yang berkontak secara langsung tetapi juga menjadi kontak tidak langsung pasien Covid-19.

Baca Juga: Benar-benar Lakukan Ancamannya, Donald Trump Resmi Memutus Ikatan dengan WHO, Tidak Main-main Besarnya Dana yang Hilang, Tapi Mengapa WHO Tenang-tenang Saja?

Komunikasi Publik dan Propaganda

Dari awal, pemerintah Vietnam telah terbuka dan transparan dengan warganya mengenai wabah ini.

Situs khusus, telepon hotline dan aplikasi di ponsel dibuat untuk menjadi tempat yang dapat dipantau publik terkait wabah ini.

Menteri Kesehatan juga secara berkala mengirimkan pengingat kepada warganya melalui SMS.

Pada hari sibuk, hotlines nasional sendiri dapat menerima 20 ribu telepon.

Propaganda juga dilakukan secara bergerak melalui pengeras suara yang berkeliling kota, poster jalanan, media pers dan media sosial.

Pada Februari akhir, Kementerian Kesehatan merilis video lagu yang mudah diingat berdasarkan lagu pop Vietnam untuk mengajari warganya bagaimana cara mencuci tangan dengan baik.

Vietnam telah belajar dari wabah Sars dan juga flu burung, sehingga saat ini mereka telah bersiap menghadapi yang lebih buruk dari itu.

Baca Juga: Kisah Saat Militer Israel Diam-diam Berhasil Rampas Radar Buatan Soviet Seberat 4 Ton dalam Sebuah Perang Tahun 1969

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait