Advertorial
Intisari-Online.com - Hubungan beberapa negara belakangan memburuk, termasuk salah satunya antara China dan India.
Bersama dengan menegangnya hubungan antara dua negara tersebut, muncul juga kekhawatiran akan perang global.
Kekhawatiran tersebut meningkat minggu ini di tengah ketegangan antara India dan China di perbatasan yang disengketakan.
Melansir Express.co.uk (28/5/2020), Disebutkan krisis antara China dan India dimulai pada awal Mei lalu, kemudian meningkat minggu ini.
Penyebabnya adalah rekaman satelit yang menakutkan.
Rekaman tersebut menunjukkan bahwa pasukan China mengumpul di perbatasan.
Media India mengklaim bahwa sedikitnya 5.000 tentara China telah maju sepanjang perbatasan India siap jika terjadi perang.
Hal itu memicu kekhawatiran akan konflik terbuka.
Sebagai balasan atas tindakan China, India pun menambah jumlah yang sama serta senjata artileri di sepanjang perbatasan.
Di sisi lain, media yang dikenalikan pemerintah Beijing mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), telah meluncurkan tanggapan militer yang kuat terhadap 'insiden pelanggaran ilegal India'.
Kemudian pada akhir pekan, China mengumumkan bahwa PLA akan mengerahkan drone helikopter untuk memantau pergerakan India di sepanjang perbatasan yang disengketakan.
Atas ketegangan yang terjadi antara China dan India, Presiden AS Donald Trump menawarkan untuk menengahi.
Tawaran tersebut disampaikannya melalui tweet.
"Memberitahu India dan China bahwa Amerika Serikat siap, bersedia dan mampu menengahi atau menengahi perselisihan perbatasan mereka yang sekarang sedang mengamuk," tulisnya.
Ketegangan di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) antara kedua negara telah terjadi selama 20 tahun terakhir.
Perbatasan telah diperebutkan dan dimiliterisasi sejak 1962 ketika China melancarkan serangan ke wilayah India.
Peristiwa itu memicu perang singkat namun berdarah diantara kedua negara.
Kemudian ketegangan kembali memuncak pada setelah pertempuran kecil bersenjata terjadi antara kekuatan keduanya pada 5 Mei.
Pertempuran di daerah-daerah yang diperebutkan di sekitar Danau Pangong dan Sikkim Utara menyebabkan lebih dari 100 tentara dari kedua belah pihak terluka.
Para diplomat di New Delhi dan Beijing berusaha mencari jalan keluar mengatasi ketegangan dengan pembicaraan, sebelum negosiasi gagal pekan lalu.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri India Narendra Modi membahas pertikaian dengan petinggi militer negara itu.