Advertorial

Makin Provokatif, Kapal Perang AS Pengangkut Peluru Kendali Ini Akhirnya Diusir oleh Tentara China, Ini Aksi yang Jadi Pemicunya

Khaerunisa

Editor

Intisari-Online.com - Riwayat hubungan buruk AS dan China bukan rahasia lagi.

Namun, belakangan hubungan dua negara besar ini kembali memanas.

Bahkan, beberapa waktu lalu, AS makin provokatif dengan kehadiran kapal perangnya di wilayah teritorial Tiongkok.

Melansir Globaltimes.cn, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), melakukan pengusiran terhadap kapal AS tersebut pada Kamis (28/5/2020) kemarin.

Baca Juga: Masyarakatnya Resah di Masa Sulit Ini, Presiden China Xi Jinping Berikan 4 Pesan untuk Tenangkan Masyarakatnya

Kapal tersebut berlayar di lepas Kepulauan Xisha di Laut China Selatan.

Para analis menilai bahwa provokasi AS seperti itu membuktikan bahwa peningkatan anggaran pertahanan Tiongkok dibenarkan dengan baik.

Komando Teater Selatan PLA lah yang mengorganisir pasukan laut dan udara untuk mengambil kapal pengangkut peluru kendali (rudal) USS Mustin.

Tindakan tersebut bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Dulu Jadi Kota dengan Desain Terbaik Bahkan Dapat Julukan 'Negeri 1001 Malam', Kini Kota Ini Hancur Lebur Karena Perang

Pasalnya, kapal AS memasuki perairan teritorial China tanpa izin dari pemerintah China, kata Kolonel Senior Li Huamin, juru bicara Komando Teater Selatan PLA, pada hari Selasa.

Pasukan Komando Teater Selatan PLA mengikuti dan memantau jalurnya, mengidentifikasi kapal, memperingatkan dan mengusirnya, kata Li.

Tindakan provokatif tersebut, tindakan navigasi hegemonik telanjang, secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok serta hukum dan norma internasional terkait, dan secara serius menyabot perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut Cina Selatan, kata Li.

Pengusiran kapal AS dari Laut China Selatan oleh PLA bukan pertama kali terjadi.

Baca Juga: Dekat dengan Kematian Akibat Terinfeksi Virus Corona, Drummer Band Metal Ini Tak Lagi Menganggap Setan 'Keren', Justru Hal Ini yang Dipercaya Menyembuhkannya

Insiden serupajuga terjadi pada akhir Januari dengan kapal tempur pesisirUSS Montgomery dekat Kepulauan Nansha.

Kemudian pada awal Maret dengan kapal perusak USS McCampbell dekat Kepulauan Xisha.

Bahkan, pada akhir April dengan kapal perusak USS Barry juga di dekat Kepulauan Xisha.

Saat AS berusaha untuk membuat operasi seperti itu menjadi rutin, PLA telah menunjukkan kesiapan dan kemampuannya menghentikan aksi-aksi militer AS ini, kata seorang pakar militer Tiongkok yang meminta tidak disebutkan namanya kepada Global Times pada hari Kamis.

Baca Juga: Beratnya Capai 1 Ton Lebih, InilahMonster Ular dari Zaman Prasejarah yang Pilih Buaya Sebagai Mangsanya

Juru bicara Li juga mengatakan bahwa ketika masa pandemi masih mengguncang dunia, AS mengabaikan keamanan rakyat dan tidak berfokus pada kontrol epidemi domestik, juga tidak berkontribusi pada kontrol pandemi global.

Justru mengirimkan kapal perang jarak jauh ke China Selatan, memamerkan kekuatannya dan menyebabkan masalah, lanjut Li.

Bahkan, Li menilai bahwa hal tersebut menunjukkan sifat munafik AS, yang mana berbicara dalam satu cara dan bertindak dalam cara lain.

Juga sepenuhnya menunjukkan bahwa militer AS adalah sumber bencana yang menyabot perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, kata Li.

Baca Juga: Tanpa Listrik, Air Bersih, dan Sabun, Rumah Sakit Terburuk di Dunia Ini Terancam Kolaps Jika Harus Tangani Banyak Pasien Covid-19

Sementara itu, Li mengatakan bahwa China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan dan perairan di dekatnya.

Dikatakannya bahwa pasukan Tiongkok selalu waspada dan akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk memenuhi tugas mereka, yaitu menjaga kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.

Terkait anggaran pertahanan China, negara yang dipimpin oleh Xi Jinping ini diketahui baru saja mengumumkan kenaikan 6,6 persen anggarannya pada 22 Mei lalu.

Menurut pakar anonim itu, China mempertimbangkan situasi ekonomi dan tuntutan pertahanan nasionalnya ketika menetapkan skala dan alokasi pengeluaran militernya.

Selain itu berulang-ulang provokasi militer AS di dekat China dan beberapa bahkan ke wilayah Cina juga jelas telah mengancam keamanan nasional China, katanya.

Baca Juga: Saat Surabaya Disebut-sebut Bisa Menjadi 'Wuhan Kedua', Kabar Baik Datang dari Pasien Tertua yang Berhasil Sembuh dari Covid-19

Dengan tegas juru bicara PLA, Wu Xian, mengatakan bahwa peningkatan moderat dan stabil dalam pengeluaran pertahanan negara adalah benar, tepat, dan perlu.

"Hegemoni dan politik kekuasaan tumbuh dari waktu ke waktu, karena beberapa negara mempraktikkan unilateralisme, risiko geopolitik meningkat,

"Dan sistem keamanan dan ketertiban internasional ditantang, dan keamanan tanah air Tiongkok dan kepentingan luar negeri juga menghadapi beberapa ancaman nyata," kata Wu.

Wu juga mencatat bahwa Tiongkok harus memiliki pikiran yang jernih dalam hal pertahanan nasional dan bersiap untuk bahaya di masa damai.

Baca Juga: Jalan Tengah Untuk Akhiri Pertikaian? Rupanya Arab Saudi Pernah Usulkan Alternatif Ibu Kota Palestina, Di Mana Tempatnya?

Artikel Terkait