Berdasarkan kesepakatan itu, mahasiswa melanjutkan aksi dengan menggelar mimbar bebas menuntut agenda reformasi dan Sidang Istimewa MPR.
Hanya saja semua berubah ketika aksi tersebut berjalan hingga pukul 17.00 WIB.
Pada saat itu, sebagian mahasiswa juga mulai masuk ke dalam kampus.
Tiba-tiba, penembakan terhadap mahasiswa diketahui tidak hanya berasal dari aparat keamanan yang berada di hadapan peserta demonstrasi.
Para mahasiswa berlarian ketakutan.
Dalam berbagai dokumentasi televisi, terlihat juga tembakan yang dilakukan dari atas fly over Grogol dan jembatan penyeberangan.
Aparat keamanan tidak hanya menembak dengan menggunakan peluru karet.
Pihak kampus pun menemukan adanya tembakan yang terarah, dengan menggunakan peluru tajam.
Misteri penembak
Dikutip dari buku Mahasiswa dalam Pusaran Reformasi 1998, Kisah yang Tak Terungkap (2016) yang ditulis Rosidi Rizkiandi, ahli kedokteran forensik dr Abdul Mun'im Idries mengatakan bahwa hasil visum memang memperlihatkan serpihan peluru kaliber 5,56 mm di tubuh Hery Hertanto.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR