Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto menyebut studi itu menghina dan kemudian mengatakan bahwa kurangnya kasus adalah hasil dari doa.
Hari ini, "Secara statistik tidak mungkin bahwa kami hanya memiliki dua kasus," kata Ahmad Utomo dari Stem Cell and Cancer Research Institute.
Sejauh ini, semua pengujian untuk COVID-19 telah dilakukan di Institut Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).
Laboratorium dapat menangani 1000 sampel per hari, kata Ahmad Yurianto dari Direktorat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan.
Sejak awal epidemi, Balitbangkes hanya menguji 333 orang.
Utomo mengatakan kriteria pengujian kementerian tidak jelas dan tidak transparan.
Sejauh ini, pedoman COVID-19 hanya menyerukan untuk menguji mereka yang menunjukkan gejala dan telah melakukan perjalanan ke negara-negara yang terkena dampak.
Kementerian tidak menguji 238 orang Indonesia yang tidak bergejala yang dievakuasi dari Wuhan, dan ditahan di karantina selama 2 minggu, tetapi melakukan pengujian terhadap 188 awak kapal Indonesia yang kembali dari World Dream, sebuah kapal pesiar yang dikarantina di Hong Kong, Cina, selama 4 hari di bulan Februari.
Situs web kementerian tidak memberikan informasi tentang lokasi dan riwayat perjalanan dari 143 orang yang tersisa yang diuji.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR