Advertorial

Cara Unik Para Pelajar di China Kembali ke Sekolah setelah Lockdown Akibat Covid-19, Harus Gunakan Topi Ini di Kepala Mereka untuk Tetap Mencegah Penyebaran Virus Corona, Bisa Ditiru Indonesia?

Khaerunisa

Penulis

Ada cara unik yang harus dilakukan para siswa di China untuk kembali bersekolah di tengah pandemi Covid-19
Ada cara unik yang harus dilakukan para siswa di China untuk kembali bersekolah di tengah pandemi Covid-19

Intisari-Online.com - Pelajar menjadi salah satu kelompok yang merasakan dampak pandemi Covid-19.

Demi mencegah penyebaran virus corona, sekolah-sekolah diliburkan.

Mereka harus menjalani kegiatan belajar mengajar jarak jauh dari rumah.

Beberapa kegiatan sekolah seperti ujian mungkin saja ditiadakan atau ditunda di berbagai sekolah.

Baca Juga: Viral Cerita Pilu di Tengah Pendemi, Seorang Guru di Sumenep Jawa Timur Rela Datangi Satu-satu Rumah Siswanya karena Tak Semua Punya Fasilitas Belajar Online

Hal yang bisa jadi paling menyiksa para siswa adalah mereka sementara tidak bisa bertemu dengan teman-teman.

Kini, saat negara lain masih berjuang keras 'melawan' virus corona, keadaan di China mulai pulih.

Para siswa pun mulai kembali berangkat sekolah.

Namun, ada cara unik yang harus dilakukan para siswa untuk kembali bersekolah di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jangan Mudah Tersinggung ya, Karena itu Termasuk 11 Tanda Orang dengan EQ Lemah, Lho!

Melansir Thesun.co.uk (27/4/2020), Anak-anak yang telah kembali ke sekolah di China harus mengenakan 'topi social distancing' yang dirancang khusus untuk menjaga mereka tetap aman dari penularan virus corona.

Headwear kreatif yang dijuluki 'topi satu meter' tersebut digunakan untuk memastikan murid yang kembali dari 'libur panjang' terhindar dari penyebaran virus corona.

Terlihat dari berbagai potret anak-anak sekolah di China, mereka memakai topi seperti baling-baling di sisi kanan dan kiri kepala mereka.

Desain 'topi satu meter' yang mereka gunakan tampak dihiasi dengan gambar-gambar lucu.

Baca Juga: Beli Minuman Kaleng, Pria Ini Terkejut Melihat Ada Kaki Muncul dari dalam Kemasan, Ternyata Inilah Wujudnya

Empat kelas murid tahun pertama di Sekolah Yangzheng di Hangzhou, ibukota Provinsi Zhejiang di Cina timu, diizinkan kembali ke kelas mereka untuk pertama kalinya kemarin ketika lockdown dicabut.

Masing-masing anak terlihat mengenakan masker bedah dan 'topi social distancing", yang memiliki alat pengukur sepanjang 3 kaki yang menjorok ke samping.

Sebagian besar terbuat dari karton, tetapi setidaknya satu gadis kreatif telah membuatnya menggunakan balon yang digunakan untuk membuat hewan balon.

Wakil kepala sekolah Hong Feng mengatakan kepada media lokal: "Ini adalah ide kreatif kami sendiri.

Baca Juga: Ada Kabar Baik Lagi, Meski Semua Provinsi Disebut-sebut Telah Tersentuh Virus Corona, Wilayah di Indonesia Ini Ternyata Masih ‘Bersih’ & Nol Kasus Covid-19, di Mana?

"Ini membantu kami mempromosikan slogan kami: 'Pakai topi satu meter, jaga jarak satu meter," sambungnya.

Selain masker dan 'topi social distancing', untuk memastikan anak-anak sekolah menjaga praktik kebersihan yang benar, siswa tidak boleh melakukan kontak fisik satu sama lain, dan tidak dapat merusak topi mereka.

Wajib bagi mereka untuk mengenakan masker bedah mereka, dan muris juga harus menjalani pemeriksaan suhu biasa, kata laporan.

Ketika infeksi Covid-19 melonjak di China pada akhir Januari, sekolah dan universitas diminta untuk diliburkan, bahkan saat Tahun Baru Cina berakhir pada 29 Januari.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Ini 10 Tanda Tubuh Anda Perlu Mendetoksifikasi, Salah Satunya Bau Badan Tidak Sedap

Pelajaran dipindahkan secara online, dan pejabat kota di seluruh China diizinkan untuk melanjutkan kelas sesuai kebijakan mereka.

Murid sekolah menengah pertama dan atas pada tahun terakhir mereka kembali ke kelas pada tanggal 13 April, dan murid sekolah dasar tahun keempat, kelima dan keenam pada tanggal 20 April.

Mereka yang berada di kelas satu, dua dan tiga kembali pada 26 April, sementara sekolah pembibitan akan dibuka kembali pada 6 Mei.

Zhejiang tetap menjadi wilayah dengan kasus coronavirus ketiga terbanyak di Cina setelah provinsi Hubei dan Guangdong.

Komisi kesehatan provinsi telah melaporkan 1.268 total kasus dan satu kematian, sedangkan ibu kotanya, Hangzhou, kasus terakhir yang tercatat adalah pasien asimptomatik yang diimpor pada 20 April.

Baca Juga: Di Negara yang Kewalahan Mengurus Jenazah Korban Virus Corona Ini Terjadi Peristiwa Menghebohkan, Seorang Wanita Pasien Covid-19 Ditemukan Masih Hidup padahal Keluarga Telah 'Memakamkannya', Apa yang Terjadi?

Artikel Terkait