Advertorial
Intisari-online.com - Sejauh ini virus corona tidak jelas berasal dari mana, sementara China juga tidak mengungkapkan apapun bagaimana virus ini bisa muncul.
Mereka hanya megatakan bahwa virus ini berasal dari kelelawar yang menyebar ke manusia.
Sementara teori konspirasi menuduh virus corona adalah senjata biologis yang digunakan untuk menata ulang situasi dunia dengan menyebabkan kekacauan di seluruh dunia.
Meski hanya sekadar teori konspirasi yang sudah ditepis oleh China, Intelijen AS ungkap bahwa penyataan itu bisa menjadi kenyataan.
Melansir Daily Express pada Sabtu (25/4/2020), Komunitas Intelijen AS mulai menganggap serius ancaman virus corona dapat digunakan sebagai senjata biologis.
Memiliki efek menghancurkan dengan kecepatan penyebaran, Intelijen AS mulai mempertimbangkan potensi virus corona untuk dijadikan senjata biologis.
Pada saat yang sama, Departemen Pertahanan juga mulai memantau kemungkinan dengan lebih hati-hati.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan, bahwa risiko virus itu bisa berubah menjadi senjata tetapi masih relatif rendah.
Karena asal usul virus ini sama sekali belum terungkap bagaimana mereka bisa menyebar ke manusia.
Sementara apa yang diketahui oleh China tidak pernah diungkapkan kepada dunia.
Banyak pihak menuduh Beijing sengaja berusaha menutuupi wabah ini dan berusaha menyembunyikan dampak sebenarnya dari yang ditimbulkan.
Andy Weber asisten sekretaris Pertahanan di bawah Presiden Obama mengatakan pada Politico "Bioweapon bukanlah sesuatu yang terlihat seperti amunisi, itu adalah patogen."
"Dalam situasi ini, virus digunakan sebagai bioweapon oleh kelompok yang tidak memiliki perlengkapan canggih," katanya.
"Atau di negara-negara dengan program senjata biologis yang lebih maju, virus ini bisa ditingkatkan dan diberi karakteristik tetentu," jelasnya.
Mantan pejabat AS lainnya mengatakan bahwa potensi menjadikan virus ini senjata dan memanipulasinya sangat mungkin terjadi.
Skenario serangan yang paling mungkin, adalah dengan mengifeksi seseorang dengan virus alami kemudian menyebarkannya ke daerah tertentu oleh individu yang mereka tagetkan.
Penyebaran cepat Covid-19 di antara awak USS Theodore Roosevelt menyoroti kemungkinan skenario itu terjadi.
Wabah virus mengambil alih kapal induk bertenaga nuklir, setelah kru diinfeksi dengan virus, termasuk kapten, selama melakukan operasi di Pasifik.
Para perwira Navy Sealmasih belum tahu tentang penyebab wabah itu, dan insiden ini menjadikan fokus tajam karena kerentanan militer terhadap ancaman asimetris yang disebabkan bioweapon.
Andy Weber juga menambahkan, risiko strategis virus corona menjadi senjata biologis meningkat karena lebih banyak orang mempelajari penyakit ini.
Dia mengatakan, "dalam hal bioterorisme, Covid-19 sangat mudah diakses. Sampelnya tersedia di seluruh dunia."
"Musuh hanya perlu mengamati kekacauan dari pandemi, setelah itu mereka meluncurkan serangan biologis, dan itu bisa menciptakan banyak kerusakan," katanya.
FBI juga mengeluarkan peringatan, bahwa kelompok teroris berusaha mengeksploitasi wabah saat ini dengan menyebarkan virus lebih banyak ke populasi sasaran.
Bulan lalu agensi mengirim pernyataan ke kantor polisi setempat di seluruh negeri.
"Anggota kelompok ekstrimis saling mendorong satu sama lain untuk menyebarkan virus, melalui cairan tubuh dan interaksi pribadi," katanya kepada ABC News.