Advertorial
Intisari-online.com - Saling membantu dan tolong menolong adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang.
Namun, kali ini niat untuk memberikan pertolongan justru berubah menjadi kesialan bagi orang-orang ini setelah mengetahui siapa yang ditolongnya.
Melansir Kompas.com, pada Jumat (24/4/20), kisahnya berawal dari insiden sebuah ambulans yang terposok ke sebuah parit.
Menurut laporan, insiden ini terjadi di parit Desa Bintang Hu, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara pada Kamis (23/4).
Ambulans terperosok karena diduga sang sopir mengantuk, sehingga ambulans tahu-tahu sudah terperosok ke dalam parit.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin mengatakan mereka langsung turun tangan ke lokasi kejadian begitu mendengar kabar itu.
"Tim dari Dinkes langsung turun ke lokasi begitu mendapatkan kabar," ujarnya.
Selain tim dari Dinkes diketahui ada dua warga yang ikut terlibat dalam proses evakuasi ambulans yang terperosok tersebut.
Namun berawal dari pertolongan itu, warga justru dibuat kaget dan ketakutan setelah mengetahui isi dalam ambulans tersebut.
Menurut keterangan, ambulans tersebut ternyata mengangkut pasien PDP Covid-19.
Ironisnya, pasien dalam pengawasan itu, dinyatakan reaktif setelah diperiksa menggunakan alat rapid test.
Pasien tersebut, adalah seorang pria yang baru pulang dari Jawa Timur.
Pada saat kecelakaan, Ambulans tersebut dalam perjalanan dirujuk pasien tersebut ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh untuk melakukan tes swab.
Sementara ambulans yang membawa pasien itu justru mengalami insiden terperosok ke dalam parit.
Baca Juga: Kembali Absen di Acara Penting Korut, Mungkinkah Kabar Kim Jong-un Kritis Memang Benar Adanya?
Petugas dan tim khusus dari Dinas Kesehatan yang turun tangan untuk membantu evakuasi menggunakan APD lengkap sebagai proteksi dari penularan virus.
Sayangnya sebelum petugas datang, ada dua warga yang lebih dahulu melakukan evakuasi korban kecelakaan tersebut, tanpa mengetahui status pasien dalam ambulans.
Hal itu membuat warga yang menolongnya justru mendapatkan masalah besar karena pernah kontak dengan pasien.
Warga yang membantu evakuasi tak tahu kalau pasien dalam ambulans adalah pasien PDP Covid-19, kaget setelah diberitahu.
Akhirnya mereka juga harus dibawa ke rumah sakit untuk dites.
"Dua warga yang membantu evakuasi ambulans itu tadi, juga sudah kami deteksi dan meminta mereka karantina mandiri selama 14 hari ke depan," kata Amir Syarifuddin.
"Mereka langsung membantu tanpa mengetahui status pasien PDP begitu melihat ambulans itu terperosok ke dalam parit," ungkap Amir.
Amir menambahkan, setelah proses evakuasi selesai, lokasi kecelakaan langsung disemprotkan dengan cairan desinfektan.
"Termasuk ambulans yang membanya," katanya.