Advertorial
Intisari-online.com - Korea Utara mengklaim negaranya bebas dari Covid-19, faktanya beberapa waktu lalu terungkap ada seorang pembelot yang melarikan diri ternyata postif Covid-19.
Namun itu hanya sebagian kecil dari bukti tentang situasi Korea Utara saat ini.
Sebelumnya seorang dosen juga bocorkan bahwa Korea Utara memiliki kasus virus corona, namun detailnya dirahasikan oleh pemerintah sampai saat ini.
Selain kedua bocoran tersebut, lagi-lagi seorang pembelot juga ungkapkan hal yang sama mengenai situasi sebenarnya di Korea Utara.
Mengutip Daily Mirror pada Sabtu (25/4/2020), seorang pembelot bernama Kim Myong mengatakan klaim Korea Utara bebas virus corona adalah sebuah kebohongan absurd.
Korban virus corona di Korea Utara sebenarnya sangat tajam, sehingga melebihi imajinasi, ungkap seorang pembelot.
Kim Jong-Un sangat ingin menjaga sosoknya dari pandangan rakyatnya.
Dia khawatir dan takut jika gelombang kejut akan mengguncang masyarakat, jika pemerintah berkata jujur serta mengetahui dampak nyata.
Baca Juga: Kembali Absen di Acara Penting Korut, Mungkinkah Kabar Kim Jong-un Kritis Memang Benar Adanya?
Saat ini Pyongyang sedang membangun rumah sakit baru, sebagai bagian dari propaganda.
Negara itu menyangkal keberadaan virus corona, menyatakan tidak ada satupun masyarakat Korea Utara yang terinfeksi Covid-19.
Tetapi Myong mengatakan, "Kebohongan itu tidak masuk akal, negara itu memiliki jumlah kasus besar yang sangat mungkin melebihi perkiraan kita."
Dia menambahkan, "Pada bulan Maret, Kim Jong-Un tiba-tiba meluncurkan sebuah proyek untuk membangun rumah sakit umum Pyongyang, dan muncul pada upacara peletakan batu pertama."
"Sejak itu, media Korea Utara meningkatkan propaganda, memuji kepemimpinannya dalam meningkatkan sistem kesehatan sosial," katanya.
"Namun, tidak ada yang percaya dengan propaganda itu lagi," imbuhnya.
"Semua propaganda dan kebijakan yang dilakukan pemimpin ini secara paradoks adalah indikasi Kim Jong-Un memiliki sesuatu yang disembunyikan, dan rasa takut akan kegelisahan," tambahnya.
Selain itu ada alasan diplomatik Korea Utara menyembunyikan informasi tentang virus corona.
China telah meluncurkan kampanye disinformasi untuk membantah asal virus corona.
"Jika Korea Utara transparan mempublikasikan jumlah korban virus corona, ini bisa berpotensi merusak kampanye disinformasi yang dilakukan China," katanya.
"Kedua negara itu berbagi perbatasan, sepanjang 880 mil dan pengakuan wabah Covid-19 besar-besaran di Korea Utara secara substansial akan memperkuat bukti virus itu berasal dari China," jelasnya.
"Kim Jong-Un menyembunyikan datanya, untuk menghindari Xi Jinping untuk dipermalukan," tambahnya.
Korea Utara yang semakin terisolasi dari panggung dunia membuat China satu-satunya sekutu yang memiliki hubungan erat sebagai negara komunis.
Bahkan, sepenuhnya ekonomi di Korea Utara sepenuhnya tergantung pada China.
Ini akan membuat Korea Utara dalam bahaya, penindasan hak asasi manusia, kurangnya transparansi dan kejamnya rezim Kim dapat menciptakan krisis kemanusiaan yang lebih buruk dari kelaparan tahun 1991.