Namun, keledai liar Afrika (Equus africanus), leluhur keledai, tak kalah menawan dan anggun jika dibandingkan kuda untuk dipakai bermain polo yang populer di Tiongkok pada masa itu.
Sejumlah cerita dari Dinasti Tang (6 hingga 907 Masehi) menyatakan bahwa para bangsawan menggunakan pertandingan polo sebagai kesempatan untuk membunuh musuh-musuhnya.
Suami Cui Shi sendiri diketahui kehilangan matanya saat pertandingan polo.
Para peneliti menyebutkan bahwa keledai kesayangannya tersebut dikorbankan dan ditempatkan di makam pada saat kematian Cui Shi pada 878 M.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR